Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Minggu, 15 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 167 - Bahasa Indonesia


Chapter 167 – Reuni

Di Demon Capital : Xaos, sejumlah besar orang berkumpul di depan gerbang istana.
Cruel’s Rank 1Aquinas, Rank 2Marione, Rank 4Ornoth, Rank 5Shublarz; pengawas prajurit negara, Head Commander of the Demon ArmyRushbelle, Demon Army – Captain of the Herbreed CorpsHerbreed, danDemon Army – Captain of the Eonis CorpsEonis.
Semua wajah terkenal ini saat ini berkumpul bersama. Para prajurit di sekitarnya juga menelan gugup karena mereka semua diliputi oleh rasa kecemasan.
Dalam semua ini adalah Hiiro, Liliyn, Silva, Shamoe, Mikazuki, dan Nikki.
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu dari pertarungan mereka dengan Gabranth . Dengan kata lain, itu adalah persimpangan jalan.
Jika mereka kalah dalam pertarungan ini, kemungkinan mereka tak akan bisa menjalani gaya hidupnya, yang mereka miliki sampai sekarang sangatlah tinggi. Sesuai dengan Contract Roll , disepakati bahwa pihak yang kalah tak akan terbunuh sia-sia. Meski begitu, semua orang merasa selama negara mereka dibuat untuk tunduk di bawah kekuasaan lawan, mereka tak mungkin berharap memiliki hak yang sama seperti yang mereka miliki sampai sekarang.

Itulah kenapa wajah para prajurit yang berkumpul dan warga sipil, yang datang untuk memberikan semangat mereka, saat ini kaku.
Untuk menghibur semua orang, Maou Eveam, yang kemudian datang dari istana dengan sendirinya, lalu dia membuka mulutnya.
“Semuanya! Jangan khawatir! Kami pasti akan mendapatkan kemenangan! Aku akan menunjukkan kepada kalian kedamaian yang akan kupegang dengan tangan ini!” (Eveam)
Ketika dia menyatakan hal itu, ketegangan bisa terlihat mengalir dari wajah beberapa orang di sana-sini.
“Selain itu, ada kemungkinan bagi seseorang untuk mengambil kesempatan ini untuk menyerang negara kita! Itulah kenapa kami akan meninggalkan prajurit terkuat kami, Aquinas, di sini!” (Eveam)
Pada kata-kata itu, masing-masing dan setiap orang dari Evila menunjukkan tanda-tanda kebingungan. Sepertinya mereka tak bisa memahami alasan kenapa dia tak membiarkan para pejuang terkuat di negara itu, Aquinas, berpartisipasi dalam pertarungan ini, meskipun kekalahan tak diizinkan.
“Diam! Sebagai gantinya, kami memiliki penyumbang terbesar kita! Aku yakin semua orang juga tahu tentang dia! Dia adalah orang yang telah melakukan pencapaian besar dalam perang terakhir, Hiiro Okamura!” (Eveam)
Semua orang saling menatap ke arah Hiiro pada saat yang bersamaan. Orang yang dimaksud telah menyilangkan lengannya dan matanya tertutup, seolah-olah dia tak mempedulikan pengumumannya.
“Kehadirannya adalah alasan kenapa negara kita menderita kerusakan minimal dari pertarungan! Mengalahkan para monster, kekalahan Crouch, salah satu dari Three Warriors, dan penghancuran jembatan Mütich Bridge. Inilah semua prestasi yang ia berhasil lakukan sendirian!” (Eveam)
Sorak-sorai dari orang-orang bergema, pergi “Oooooooohh!”
“Mungkin sulit untuk mempercayainya, tapi dia memiliki kekuatan yang setara dengan Aquinas! Itu adalah sesuatu yang Aquinas sendiri akui! Itulah tepatnya kenapa Aquinas telah mempercayakannya dengan tugas penting untuk menggantikan tempatnya dalam duel!” (Eveam)
Teriakan kegembiraan sekali lagi menyebabkan udara bergetar.
“Itu sebabnya, tolong percaya pada kami dan tunggu! Lain kali saat kita semua bertemu, aku akan meraih kemenangan dengan tangan ini!” (Eveam)
Suara yang luar biasa dan suara kaki menginjak tanah dengan jeda waktu yang teratur terdengar. Tampaknya kata-kata motivasinya berhasil meningkatkan moral semua orang.
Hiiro meringis betapa ributnya itu, tapi Eveam tersenyum bahagia. Setelah itu, dia mengalihkan wajahnya ke arah Aquinas.
“Aquinas, Selama aku tak ada, aku menyerahkan negara ini padamu.” (Eveam)
“Tak masalah. Cepatlah kembali dan menangkan pertarungan ini.” (Aquinas)
“Ya!” (Eveam)
Lalu, ketika Aquinas melirik ke arah Hiiro, nampak dia mengerutkan dahinya karena jengkel, lalu sekali lagi Ornoth mendekatinya.
“Aku akan menyerahkan Tuan Putri........ Yang Mulia padamu.” (Aquinas)
“Aku akan melindunginya bahkan jika itu membuatku kehilangan nyawaku.” (Ornoth)
 Mereka berdua saling menatap satu sama lain dan mengangguk kecil.
“Hiiro, lakukan.” (Eveam)
Setelah diberitahu oleh Eveam, Hiiro mendesah kecil saat dia menulis sebuah kata, 『転移』|Transfer.
“Pegang salah satu bagian tubuh satu sama lain, jadi semua orang akan saling terhubung dengan cara itu.” (Hiiro)
Pada kata-kata Hiiro, semua orang kecuali Aquinas mulai menyentuh bagian tubuh orang yang ada di samping mereka. Kejadian dimana setiap orang mulai terhubung telah dibuat.
Bukan hanya anggota terkuat, tapi juga para prajurit di belakang mereka juga saling menyentuh tubuhnya masing-masing. Ada sekitar 100 orang di semua kelompok yang terhubung bersamanya. Mereka saling terhubung sedemikian rupa, dan jika sebuah listrik dijalankan melalui Hiiro, pastinya itu akan mengalir ke semua kelompok.
“Ayo pergi.” (Hiiro)
"Ya! Semuanya, tunggu kami! ”(Eveam)
“Oooooooooooohhh!” (Evila)
Setelah itu, ketika Hiiro mengaktifkan kata itu, sosok dari 100 orang itu menghilang sekaligus.
“........Sisanya kuserahkan padamu, Hiiro.” (Aquinas)
Aquinas bergumam saat dia kembali ke istana.
***
Tempat yang akan mereka datangi dengan berteleportasi adalah lokasi untuk duel, Valaaru Wilds. Di hadapan mata semua orang terpampang sebuah kawah raksasa.
Itu adalah sebuah kawah berradius sekitar 200 meter. Duel akan diadakan di dalamnya.
Ketika mereka melihat ke arah pusat kawah, mereka melihat para prajurit Gabranth telah mengambil posisi mereka.
“Ayo pergi.” (Eveam)
Wajah Eveam menegang saat dia memimpin kelompoknya dan turun ke kawah.
“Betapa mengagumkannya kalian karena sudah berani datang, pria dan wanita dariEvila!” (Leowald)
Orang yang berbicara adalah raja dari Beastman Capital :  Passion, Beast King Leowald King. Di dekatnya adalah para prajurit terkuat diPassion yang dibanggakannya.
Namun, setelah menggerakkan matanya dengan gelisah, Leowald mengajukan sebuah pertanyaan ke arah Eveam.
“Jubah Merah...... Apa yang terjadi pada Hiiro Okamura?” (Leowald)
“Uu..... tentang itu.......” (Eveam)
Eveam munjukkan ekspresi wajah yang menyatakan itu adalah sesuatu yang sulit untuk dikatakan.
“Dia bilang kalau melakukan sesuatu seperti memberi salam itu merepotkan dan dia akan ‘menunggu di sini’, jadi dia ada di sana......” (Eveam)
Dia lalu mengarahkan jarinya ke posisi awal mereka datang. Tampak sosok Hiiro berdiri di sana.
“Maaf karena dia kurang sopan.” (Eveam)
Eveam meminta maaf atas perilaku Hiiro, karena dia untuk saat ini akan menjadi bawahannya. Namun, Leowald hanya berkata-
“Gahahahaha! Dia benar-benar sosok yang menarik, Hiiro! Baginya untuk tetap egois bahkan dalam situasi seperti ini! Gahaha!” (Leowald)
Saat dia mengatakannya, banyak bayangan terlihat berlari menuju Hiiro.
“Jangan bilang itu serangan dadakan!? Kau bajing*n!” (Marione)
Marione mengeluarkan tatapan haus darah ke arah Leowald, tapi anehnya, orang yang menghentikannya adalah Eveam.
“Hentikan, Marione.” (Eveam)
“Ta-Tapi mereka merencanakan serangan dadakan!” (Marione)
“Tidak, itu bukan serangan dadakan.” (Eveam)
“………Hah?” (Marione)
“Sebelumnya Hiiro memberitahuku kalau hal ini mungkin akan terjadi." (Eveam)
“A-Apa maksud anda?” (Marione)
Tak bisa mengerti arti kata-katanya, Marione memberikan pandangan kosong.
 “Tak apa-apa. Menurut apa yang dikatakan Hiiro, orang-orang itu adalah.......” (Eveam)
“Terbang dan meledaklah!” (???)
Seseorang yang melompat ke arah Hiiro lalu mengayunkan tinjunya menggunakan momentum dari larinya untuk menambah kekuatannya. Hiiro melirik ke arah kepalan yang mendatanginya lalu menutup matanya. Seolah-olah dia ingin menerima kepalan tangan itu, dia tak berusaha menghindarinya. Lalu……..
Suka!
“……...hahe?” (???)
Zudodododdodododooooooo!
Setelah kehilangan targetnya, tinju yang memotong udara kosong menyebabkan orang itu kehilangan keseimbangannya karena kekuatan yang digunakan untuk mendorongnya ke depan. Dan begitulah, tubuh orang itu jatuh ke tanah dengan hebat dan mulai berguling-guling.
Lalu, orang yang diam-diam menyaksikan penampilan memalukan dari orang di tanah mulai berbicara—
“……… Jadi dia mati, huh.” (Hiiro)
“SEPERTINYA AKU AKAN MATIIIIIIIII!” (???)
Orang yang tersungkur tadi berdiri dengan penuh semangat dan dengan tajam berbalik ke arah Hiiro sambil menunjuk dengan jarinya.
“Gooraaaa! Kau menyebalkan Hiiro! Jangan coba untuk menghindarinya, sungguh!” (???)
“Salahku. Aku benar-benar berencana membiarkanmu memukulku setidaknya sekali, tapi begitu melihat wajahmu, kupikir menghindarinya akan membuatnya menjadi lebih menarik. Maafkan aku.” (Hiiro)
“SEPERTINYA AKU AKAN MEMAAFKANMU, BODOH! Sebenarnya, meskipun sudah lama, kau benar-benar ‘berjalan berdasarkan langkahmu’ seperti biasa, oi!” (???)
“Tentu saja. Karena aku adalah aku.” (Hiiro)
“Hmph, kau benar-benar pria kurang ajar.....Hiiro.” (???)
Saat orang itu tersenyum saat mengatakannya, Hiiro juga menyipitkan matanya dengan nostalgia.
“Kau berdarah panas seperti biasa, eh....... Ossan.” (Hiiro)
Yang terpantul di mata Hiiro adalah Arnold Ocean, yang selalu berdarah panas sama seperti setengah tahun lalu.
“U-um……” (Muir)
“Hm?” (Hiiro)
Mendengar suara memanggilnya dari belakang, Hiiro berbalik. Yang berdiri—
“S-S-S-S-S-Sudah lama, Hiiro-san.” (Muir)
—seorang gadis kecil yang berbicara dengan gagap.
“......Bicara dengan benar, Chibi.” (Hiiro)
“Uu……au……” (Muir)
Muir Castreia berdiri di sana dengan wajahnya memerah cerah saat dia mulai depresi karena kesalahannya. Tampaknya dia sedikit lebih kuat dibandingkan setengah tahun terakhir, seperti yang diminta Hiiro—
“Apa kau sedikit bertambah kuat?” (Hiiro)
“Ah …….y-ya.” (Muir)
Dia senang karena Hiiro memperhatikannya, karenanya dia tersenyum berseri-seri.
“Ooh~ Muir yang memerah cerah dan malu-malu, selain itu juga merasa sedih sangatlah imut! Cara dia tersenyum bagaikan seorang malaikat yang sangat cantik~.” (Arnold)
Tampaknya hasrat kekanak-kanakan dan kecenderungan orangtua milik Arnold masih tetaplah kuat.
“Nofofofofo! Sekali lagi telah tiba! Seorang simpatisan telah tiba! Lebih tepatnya, ini adalah jalan kerajaan dari karakter Loli! Sekarang, Ojou-sama, tolong belajarlah dari tingkah lakunya dan bertingkah malu-malu!” (Silva)
“Kau hanya harus membuang otakmu yang berlumuran merah mudamu itu!” (Liliyn)
Dogooooon!
Sebelum ada yang menyadarinya, Liliyn yang berada di belakang Silva, melakukan German Suplex pada dirinya. Adegan cabul harus mendapatkan tengkoraknya pecah ke tanah setelah itu selesai.
“Feeeeee! Banyak darah keluar dari kepala Silva-sama!” (Shamoe)
Shamoe menjadi pucat saat dia berteriak karena terkejut.
"O-Oi, Hiiro...... orang-orang ini....... hii!?” (Arnold)
Sama seperti Arnold hendak mengatakan itu, dia merasakan tatapan mengancam dari Liliyn, jadi dia—
“……bagaimana kau berhubungan dengan orang-orang ini?” (Arnold)
—mengubah kata-katanya menjadi sesuatu yang lebih sopan.
“Hm? Benar, aku tidak benar-benar ingin mempercayainya, tapi mereka seperti sahabatku.” (Hiiro)
“Oi Hiiro, berhentilah membuat lelucon! Aku tuanmu! Jangan salah paham!” (Liliyn)
“………Um, pihak lain sepertinya mengatakannya, tapi?” (Arnold)
Arnold bertanya ketika dia merasakan kedinginan seperti ketika Rarashik menatapnya.
“Tidak, kepalanya sedikit lemah. Dia gadis kecil yang punya kebiasaan menceritakan kebohongan dan bermimpi setiap hari. Itulah kenapa kau tak perlu khawatir tentang hal itu.” (Hiiro)
“Hohou, sepertinya kau ingin aku mengubah bagian dalam kepalamu menjadi kotoran, ya, Hiiro?” (Liliyn)
“Coba saja.” (Hiiro)
Menanggapi kata-kata keren Hiiro, sebuah urat biru muncul di dahi Liliyn.
“U-umm…..” (Muir)
Karena Arnold bingung karena tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang. Ketika dia berbalik dengan terkejut, sosok Silva, dengan darah menetes dari hidungnya, muncul di hadapannya.
“Mereka berdua selalu seperti itu, jadi tolong jangan pedulikan mereka. Lebih penting lagi, apakah anda Arnold-sama, salah satu teman perjalanan pertama Hiiro yang ia bicarakan? Dan wanita muda yang menawan di sana adalah Muir Castreia-sama, kan?” (Silva)
Silva mengatakan itu sambil mengambil sebuah sapu tangan dari saku dadanya dan menghapus mimisannya.
“Y-ya....” (Arnold)
“S-Senang bertemu denganmu!” (Muir)
Mengikuti jawaban Arnold, Muir menundukkan kepalanya dengan hormat.
“Ohh, Anda sangat sopan.” (Silva)
Silva juga membungkukkan kepalanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar