Chapter
167 – Reuni
Di 【Demon Capital : Xaos】, sejumlah besar orang berkumpul di
depan gerbang istana.
Cruel’s
《Rank 1》Aquinas,
《Rank 2》Marione,
《Rank 4》Ornoth,
《Rank 5》Shublarz;
pengawas prajurit negara, 《Head Commander of the Demon Army》Rushbelle,
《Demon Army – Captain of the Herbreed
Corps》Herbreed,
dan《Demon Army – Captain of the Eonis
Corps》Eonis.
Semua wajah terkenal ini saat ini
berkumpul bersama.
Para prajurit di sekitarnya juga menelan gugup karena
mereka semua diliputi oleh rasa kecemasan.
Dalam semua ini adalah Hiiro,
Liliyn, Silva, Shamoe, Mikazuki, dan Nikki.
Hari ini adalah hari yang
ditunggu-tunggu dari pertarungan mereka dengan 『Gabranth』 . Dengan kata
lain, itu adalah persimpangan jalan.
Jika mereka kalah dalam pertarungan
ini, kemungkinan mereka tak akan bisa menjalani gaya hidupnya, yang mereka
miliki sampai sekarang sangatlah tinggi. Sesuai dengan 《Contract Roll》
, disepakati bahwa pihak yang kalah tak akan terbunuh sia-sia. Meski begitu,
semua orang merasa selama negara mereka dibuat untuk tunduk di bawah kekuasaan
lawan, mereka tak mungkin berharap memiliki hak yang sama seperti yang mereka
miliki sampai sekarang.
Itulah kenapa wajah para prajurit
yang berkumpul dan warga sipil, yang datang untuk memberikan semangat mereka, saat
ini kaku.
Untuk menghibur semua orang, Maou
Eveam, yang kemudian datang dari istana dengan sendirinya, lalu dia membuka
mulutnya.
“Semuanya! Jangan
khawatir! Kami pasti akan mendapatkan
kemenangan! Aku akan menunjukkan kepada kalian
kedamaian yang akan kupegang dengan tangan ini!” (Eveam)
Ketika dia menyatakan hal itu,
ketegangan bisa terlihat mengalir dari wajah beberapa orang di sana-sini.
“Selain itu, ada kemungkinan bagi
seseorang untuk mengambil kesempatan ini untuk menyerang negara kita! Itulah kenapa
kami akan meninggalkan prajurit terkuat kami, Aquinas, di sini!” (Eveam)
Pada kata-kata itu, masing-masing
dan setiap orang dari Evila menunjukkan tanda-tanda kebingungan. Sepertinya
mereka tak bisa memahami alasan kenapa dia tak membiarkan para pejuang terkuat
di negara itu, Aquinas, berpartisipasi dalam pertarungan ini, meskipun
kekalahan tak diizinkan.
“Diam! Sebagai
gantinya, kami memiliki penyumbang terbesar kita! Aku yakin semua orang juga tahu tentang dia! Dia adalah orang yang telah melakukan pencapaian besar dalam
perang terakhir, Hiiro Okamura!” (Eveam)
Semua orang saling menatap ke arah
Hiiro pada saat yang bersamaan.
Orang yang dimaksud telah menyilangkan lengannya dan
matanya tertutup, seolah-olah dia tak mempedulikan pengumumannya.
“Kehadirannya adalah alasan kenapa
negara kita menderita kerusakan minimal dari pertarungan! Mengalahkan
para monster, kekalahan Crouch, salah satu dari 《Three Warriors》, dan penghancuran jembatan 【Mütich Bridge】. Inilah
semua prestasi yang ia berhasil lakukan sendirian!” (Eveam)
Sorak-sorai dari orang-orang
bergema, pergi “Oooooooohh!”
“Mungkin sulit untuk mempercayainya,
tapi dia memiliki kekuatan yang setara dengan Aquinas! Itu adalah
sesuatu yang Aquinas sendiri akui! Itulah
tepatnya kenapa Aquinas telah mempercayakannya dengan tugas penting untuk
menggantikan tempatnya dalam duel!” (Eveam)
Teriakan kegembiraan sekali lagi
menyebabkan udara bergetar.
“Itu sebabnya, tolong percaya pada
kami dan tunggu!
Lain kali saat kita semua bertemu, aku akan meraih kemenangan
dengan tangan ini!” (Eveam)
Suara yang luar biasa dan suara kaki
menginjak tanah dengan jeda waktu yang teratur terdengar. Tampaknya
kata-kata motivasinya berhasil meningkatkan moral semua orang.
Hiiro meringis betapa ributnya itu,
tapi Eveam tersenyum bahagia.
Setelah itu, dia mengalihkan wajahnya ke arah Aquinas.
“Aquinas, Selama aku tak ada, aku
menyerahkan negara ini padamu.” (Eveam)
“Tak masalah. Cepatlah
kembali dan menangkan pertarungan ini.” (Aquinas)
“Ya!” (Eveam)
Lalu, ketika Aquinas melirik ke arah
Hiiro, nampak dia mengerutkan dahinya karena jengkel, lalu sekali lagi Ornoth
mendekatinya.
“Aku akan menyerahkan Tuan
Putri........ Yang Mulia padamu.” (Aquinas)
“Aku akan melindunginya bahkan jika
itu membuatku kehilangan nyawaku.” (Ornoth)
Mereka berdua saling
menatap satu sama lain dan mengangguk kecil.
“Hiiro, lakukan.” (Eveam)
Setelah diberitahu oleh Eveam, Hiiro
mendesah kecil saat dia menulis sebuah kata, 『転移』|『Transfer』.
“Pegang salah satu bagian tubuh satu
sama lain, jadi semua orang akan saling terhubung dengan cara itu.” (Hiiro)
Pada kata-kata Hiiro, semua orang
kecuali Aquinas mulai menyentuh bagian tubuh orang yang ada di samping mereka. Kejadian
dimana setiap orang mulai terhubung telah dibuat.
Bukan hanya anggota terkuat, tapi
juga para prajurit di belakang mereka juga saling menyentuh tubuhnya
masing-masing. Ada sekitar 100 orang di semua kelompok yang terhubung
bersamanya. Mereka saling terhubung sedemikian
rupa, dan jika sebuah listrik dijalankan melalui Hiiro, pastinya itu akan
mengalir ke semua kelompok.
“Ayo pergi.” (Hiiro)
"Ya! Semuanya,
tunggu kami! ”(Eveam)
“Oooooooooooohhh!”
(Evila)
Setelah itu, ketika Hiiro
mengaktifkan kata itu, sosok dari 100 orang itu menghilang sekaligus.
“........Sisanya kuserahkan padamu,
Hiiro.” (Aquinas)
Aquinas bergumam saat dia kembali ke
istana.
***
Tempat yang akan mereka datangi
dengan berteleportasi adalah lokasi untuk duel, 【Valaaru Wilds】. Di hadapan
mata semua orang terpampang sebuah kawah raksasa.
Itu adalah sebuah kawah berradius
sekitar 200 meter.
Duel akan diadakan di dalamnya.
Ketika mereka melihat ke arah pusat
kawah, mereka melihat para prajurit 『Gabranth』 telah mengambil posisi mereka.
“Ayo pergi.” (Eveam)
Wajah Eveam menegang saat dia
memimpin kelompoknya dan turun ke kawah.
“Betapa mengagumkannya kalian karena
sudah berani datang, pria dan wanita dari『Evila』!” (Leowald)
Orang yang berbicara adalah raja
dari 【Beastman
Capital : Passion】, Beast King Leowald King. Di dekatnya
adalah para prajurit terkuat di【Passion】
yang
dibanggakannya.
Namun, setelah menggerakkan matanya
dengan gelisah, Leowald mengajukan sebuah pertanyaan ke arah Eveam.
“Jubah Merah...... Apa yang terjadi
pada Hiiro Okamura?” (Leowald)
“Uu..... tentang itu.......” (Eveam)
Eveam munjukkan ekspresi wajah yang
menyatakan itu adalah sesuatu yang sulit untuk dikatakan.
“Dia bilang kalau melakukan sesuatu
seperti memberi salam itu merepotkan dan dia akan ‘menunggu di sini’, jadi dia
ada di sana......” (Eveam)
Dia lalu mengarahkan jarinya ke
posisi awal mereka datang.
Tampak sosok Hiiro berdiri di sana.
“Maaf karena dia kurang sopan.”
(Eveam)
Eveam meminta maaf atas perilaku
Hiiro, karena dia untuk saat ini akan menjadi bawahannya. Namun, Leowald
hanya berkata-
“Gahahahaha! Dia
benar-benar sosok yang menarik, Hiiro! Baginya
untuk tetap egois bahkan dalam situasi seperti ini! Gahaha!” (Leowald)
Saat dia mengatakannya, banyak
bayangan terlihat berlari menuju Hiiro.
“Jangan bilang itu serangan
dadakan!? Kau bajing*n!” (Marione)
Marione mengeluarkan tatapan haus
darah ke arah Leowald, tapi anehnya, orang yang menghentikannya adalah Eveam.
“Hentikan, Marione.” (Eveam)
“Ta-Tapi mereka merencanakan
serangan dadakan!” (Marione)
“Tidak, itu bukan serangan dadakan.”
(Eveam)
“………Hah?”
(Marione)
“Sebelumnya Hiiro memberitahuku
kalau hal ini mungkin akan terjadi." (Eveam)
“A-Apa maksud anda?” (Marione)
Tak bisa mengerti arti kata-katanya,
Marione memberikan pandangan kosong.
“Tak apa-apa. Menurut apa yang dikatakan Hiiro, orang-orang itu
adalah.......” (Eveam)
“Terbang dan meledaklah!” (???)
Seseorang yang melompat ke arah
Hiiro lalu mengayunkan tinjunya menggunakan momentum dari larinya untuk
menambah kekuatannya.
Hiiro melirik ke arah kepalan yang mendatanginya lalu
menutup matanya. Seolah-olah dia ingin menerima
kepalan tangan itu, dia tak berusaha menghindarinya. Lalu……..
Suka!
“……...hahe?”
(???)
Zudodododdodododooooooo!
Setelah kehilangan targetnya, tinju
yang memotong udara kosong menyebabkan orang itu kehilangan keseimbangannya
karena kekuatan yang digunakan untuk mendorongnya ke depan. Dan begitulah,
tubuh orang itu jatuh ke tanah dengan hebat dan mulai berguling-guling.
Lalu, orang yang diam-diam
menyaksikan penampilan memalukan dari orang di tanah mulai berbicara—
“……… Jadi dia mati, huh.” (Hiiro)
“SEPERTINYA AKU AKAN MATIIIIIIIII!”
(???)
Orang yang tersungkur tadi berdiri
dengan penuh semangat dan dengan tajam berbalik ke arah Hiiro sambil menunjuk
dengan jarinya.
“Gooraaaa! Kau
menyebalkan Hiiro! Jangan coba untuk
menghindarinya, sungguh!” (???)
“Salahku. Aku
benar-benar berencana membiarkanmu memukulku setidaknya sekali, tapi begitu
melihat wajahmu, kupikir menghindarinya akan membuatnya menjadi lebih menarik.
Maafkan aku.” (Hiiro)
“SEPERTINYA AKU AKAN MEMAAFKANMU, BODOH! Sebenarnya,
meskipun sudah lama, kau benar-benar ‘berjalan berdasarkan langkahmu’ seperti
biasa, oi!” (???)
“Tentu saja. Karena aku
adalah aku.” (Hiiro)
“Hmph, kau benar-benar pria kurang
ajar.....Hiiro.” (???)
Saat orang itu tersenyum saat
mengatakannya, Hiiro juga menyipitkan matanya dengan nostalgia.
“Kau berdarah panas seperti biasa,
eh....... Ossan.” (Hiiro)
Yang terpantul di mata Hiiro adalah
Arnold Ocean, yang selalu berdarah panas sama seperti setengah tahun lalu.
“U-um……”
(Muir)
“Hm?”
(Hiiro)
Mendengar suara memanggilnya dari
belakang, Hiiro berbalik.
Yang berdiri—
“S-S-S-S-S-Sudah lama, Hiiro-san.”
(Muir)
—seorang gadis kecil yang berbicara
dengan gagap.
“......Bicara dengan benar, Chibi.”
(Hiiro)
“Uu……au……”
(Muir)
Muir Castreia berdiri di sana dengan
wajahnya memerah cerah saat dia mulai depresi karena kesalahannya. Tampaknya
dia sedikit lebih kuat dibandingkan setengah tahun terakhir, seperti yang
diminta Hiiro—
“Apa kau sedikit bertambah kuat?”
(Hiiro)
“Ah …….y-ya.” (Muir)
Dia senang karena Hiiro
memperhatikannya, karenanya dia tersenyum berseri-seri.
“Ooh~ Muir yang memerah cerah dan
malu-malu, selain itu juga merasa sedih sangatlah imut! Cara dia
tersenyum bagaikan seorang malaikat yang sangat cantik~.” (Arnold)
Tampaknya hasrat kekanak-kanakan dan
kecenderungan orangtua milik Arnold masih tetaplah kuat.
“Nofofofofo! Sekali lagi
telah tiba! Seorang simpatisan telah tiba!
Lebih tepatnya, ini adalah jalan kerajaan dari karakter
Loli! Sekarang, Ojou-sama, tolong belajarlah
dari tingkah lakunya dan bertingkah malu-malu!” (Silva)
“Kau hanya harus membuang otakmu
yang berlumuran merah mudamu itu!” (Liliyn)
Dogooooon!
Sebelum ada yang menyadarinya,
Liliyn yang berada di belakang Silva, melakukan German Suplex pada dirinya. Adegan
cabul harus mendapatkan tengkoraknya pecah ke tanah setelah itu selesai.
“Feeeeee! Banyak
darah keluar dari kepala Silva-sama!” (Shamoe)
Shamoe menjadi pucat saat dia
berteriak karena terkejut.
"O-Oi, Hiiro...... orang-orang
ini....... hii!?” (Arnold)
Sama seperti Arnold hendak
mengatakan itu, dia merasakan tatapan mengancam dari Liliyn, jadi dia—
“……bagaimana kau berhubungan dengan
orang-orang ini?” (Arnold)
—mengubah kata-katanya menjadi
sesuatu yang lebih sopan.
“Hm? Benar, aku
tidak benar-benar ingin mempercayainya, tapi mereka seperti sahabatku.” (Hiiro)
“Oi Hiiro, berhentilah membuat
lelucon! Aku tuanmu! Jangan salah
paham!” (Liliyn)
“………Um, pihak lain sepertinya
mengatakannya, tapi?” (Arnold)
Arnold bertanya ketika dia merasakan
kedinginan seperti ketika Rarashik menatapnya.
“Tidak, kepalanya sedikit lemah. Dia gadis
kecil yang punya kebiasaan menceritakan kebohongan dan bermimpi setiap hari.
Itulah kenapa kau tak perlu khawatir tentang hal itu.”
(Hiiro)
“Hohou, sepertinya kau ingin aku
mengubah bagian dalam kepalamu menjadi kotoran, ya, Hiiro?” (Liliyn)
“Coba saja.” (Hiiro)
Menanggapi kata-kata keren Hiiro,
sebuah urat biru muncul di dahi Liliyn.
“U-umm…..”
(Muir)
Karena Arnold bingung karena tidak
tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, sebuah tangan tiba-tiba menepuk
pundaknya dari belakang.
Ketika dia berbalik dengan terkejut, sosok Silva,
dengan darah menetes dari hidungnya, muncul di hadapannya.
“Mereka berdua selalu seperti itu,
jadi tolong jangan pedulikan mereka. Lebih penting lagi, apakah
anda Arnold-sama, salah satu teman perjalanan pertama Hiiro yang ia bicarakan?
Dan wanita muda yang menawan di sana adalah Muir
Castreia-sama, kan?” (Silva)
Silva mengatakan itu sambil
mengambil sebuah sapu tangan dari saku dadanya dan menghapus mimisannya.
“Y-ya....” (Arnold)
“S-Senang bertemu denganmu!” (Muir)
Mengikuti jawaban Arnold, Muir
menundukkan kepalanya dengan hormat.
“Ohh, Anda sangat sopan.”
(Silva)
Silva juga membungkukkan kepalanya.
« Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar