Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Minggu, 15 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 166 - Bahasa Indonesia

Chapter 166 - Keadaan Victorias

(Author’s Note: Mari kita memperlambat ceritanya sedikit…. Adegan action dan (akhirnya) duel akan terjadi di chapter selanjutnya)
ーーーーー
Saat ini kegemparan terjadi di istana kerajaan Victorias, seorang wanita muda tengah tersiksa oleh pikirannya tengah berjalan dengan tergesa-gesa.
Tampaknya, selama konferensi perdamaian, negosiasi dengan Evila berakhir dengan sebuah kegagalan. Pada saat yang sama, dia juga mendengar kabar bahwa para petinggi militer dan ayahnya, Rudolf dinyatakan hilang.
Ya, wanita muda itu adalah putri pertama, Lilith. Dia belum diberi tahu tentang  semua rincian  kejadian mengenai konferensi itu.
Dia mendengar para pahlawan yang akrab dengannya juga ikut berada dalam misi pengawalan untuk konferensi. Itulah alasan kenapa mereka tak berada di istana saat ini.

Berita tentang upaya diplomasi yang gagal telah dilaporkan. Dengan demikian, satu per satu bangsawan mulai panik dan datang ke istana untuk mengadakan sebuah diskusi. Wajah para prajurit juga dipenuhi ketegangan dan rasa frustrasi yang nampak jelas telihat dalam wajah mereka.
Lalu, saat itulah Lilith diberhentikan oleh Vale Kimble : Letnan 2 tentara Humas, pelatih para pahlawan, dan orang yang telah ditugaskan untuk mempertahankan dinding istana. Lalu Vale segera mendekatinya.
“Ah, Lilith-sama!” (Vale)
“Vale-san! Um, apa itu benar? Itu...... kalau ayah dan kapten lainnya menghilang......?” (Lilith)
“Ah, ya......” (Vale)
Tak ada kabar yang baik untuk disampaikan, Vale terlihat khawatir.
Setelah melihat Vale yang seperti itu, Lilith merasa ada sesuatu yang aneh; dia memiringkan kepalanya lalu bertanya :
“A-Apa ada masalah muncul?” (Lilith)
Dia bertanya-tanya apakah ada masalah yang lebih serius dibandingkan dengan menghilangnya sang Raja.
“Ah, tidak...... itu......” (Vale)
Karena itu adalah hal yang sulit untuk dikatakan, Vale tampak ragu-ragu untuk mengatakannya.
“Tolong katakan padaku!” (Lilith)
Meskipun dia takut, Lilith menguatkan dirinya dan sedikit menaikkan suaranya. Setelah melihat tekad Lilith, Vale menelan dengan gugup.
“……Saya mengerti. Kebenarannya adalah……” (Vale)
Para prajurit yang kembali dari perang memberi tahu Vale tentang peristiwa yang telah terjadi. Peristiwa di konferensi, di Demon Capital : Xaos; dia sendiri bahkan tidak bisa mempercayai kata-katanya ketika dia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Lilith.
“Hal, Hal semacam itu... itu tak mungkin benar....” (Lilith)
Lilith bergumam sambil gemetar mendengar apa yang terjadi.
“……Saya tahu apa yang anda rasakan. Bagamanapun juga, hingga saat ini belum ada kabar dari Raja atau para pahlawan, jadi anda tak mungkin berpikir itu bukanlah……” (Vale)
“Aku, Aku tak percaya!” (Lilith)
“Lilith-sama……” (Vale)
“Maksudku! Hal-hal seperti ayah yang berubah menjadi seekor monster dan para pahlawan yang sekarat...... Aku tak percaya Taishi-sama akan dikalahkan oleh musuh!” (Lilith) (TL/N : Namanya juga perang neng, pasti ada lah musuh yang lebih kuat daripada tuh pahlawan pujaanmu :3)
Lilith berusaha keras menahan air matanya agar tak menetes; Vale, dengan tampilan wajah menyakitkan, berkata :
“.......Ini adalah penyesalan terdalam saya karena memberi tahu anda tentang hal ini......” (Vale)
Wajah Lilith menjadi semakin pucat, dan kemudian......
“Lilith-sama!?” (Vale)
Vale berhasil menangkap Lilith saat dia akan roboh. Tampaknya dia tak bisa menahan lagi rasa keterkejutannya dan akhirnya jatuh pingsan.
Perlu dicatat bahwa Lilith, dari semua orang yang ada di negeri ini, adalah orang yang paling khawatir tentang keadaan sang Raja dan para pahlawan. Mengetahui situasi mereka saat ini merupakan sebuah kejutan besar untuknya.
Vale memahami bagaimana perasaannya, rasa cemas muncul ketika dia menatap wajahnya.
“Siapa saja! Ada orang di sana?!” (Vale)
Mendengar teriakannya, dua orang pelayan bergegas berlari mendekatinya. Vale meminta mereka berdua untuk membawa Lilith ke kamarnya.
Vale lalu berjalan ke ruangan yang berbeda.
Ini adalah kamar tidur sang Raja. Kebetulan, itu juga milik sang Ratu. Di dalam, ada sang Ratu sedang beristirahat di tempat tidur, setelah roboh karena alasan yang sama seperti Lilith.
Vale meminta pelayan di samping pintu untuk meminta izin masuk. Pelayan itu masuk ke dalam dan keluar setelah beberapa saat. Pelayan itu lalu membukakan pintu.
Meskipun dia diberi izin untuk berbicara sedikit dengannya, Vale masih merasa tegang saat dia melangkah masuk dengan hati-hati.
Di dalam ruangan besar ada sebuah tempat tidur besar, sangat dihiasi seperti yang diharapkan. Dia bisa merasakan aura kelelahan yang datang dari Maris yang terbaring di atasnya.
“Kau adalah...... orang yang melatih para pahlawan, kan?” (Maris)
Yang bergerak hanyalah matanya, suara gemetar datang dari tenggorokannya yang ramping.
“Ya! Saya letnan 2 pasukan, Vale Kimble. Saya sangat berterima kasih sepenuhnya pada anda karena mengizinkan saya melihat anda walaupun situasinya seperti saat ini.” (Vale)
“...... Bagaimana keadaanya? Apakah kita sudah sepenuhnya tahu situasinya?” (Maris)
Dia berkata tanpa ada kekuatan apa pun dalam suaranya.
“Ya! Karena kelancangan saya, Lilith-sama juga jatuh pingsan.” (Vale)
“……Apakah.... begitu. Anak itu sudah mendengarnya juga ya......” (Maris)
“Saya mohon maaf, tidak ada alasan untuk apa yang saya lakukan itu! Untuk hukuman saya……” (Vale)
“Tidak, tak apa-apa.” (Maris)
“…………?” (Vale)
Vale percaya kalau dia adalah penyebab pingsannya Lilith. Walaupun, dia terkejut ketika Maris memaafkannya, meskipun dia mengharapkan sebuah hukuman atas tindakannya.
“Anak itu adalah anak perempuannya. Dia juga berhak tahu. Meskipun hasil dari keingintahuannya itu meninggalkan rasa sakit di hatinya, kau tak melakukan kesalahan apa pun. Jadi tolong berhentilah mengkhawatirkan hal-hal seperti itu.” (Maris)
“Maka, maka......” (Vale)
“Ini tanggung jawab anak itu untuk mengatasi kesulitan ini sendirian. Tak apa-apa. Dia lebih kuat dariku. Dia pasti akan menemukan jawaban yang benar.” (Maris)
“Ha, haa……” (Vale)
“Lebih penting lagi, kita harus mendiskusikan apa yang ada di depan. Negara ini sudah menjadi tidak stabil. Kita membutuhkan seseorang untuk melangkah maju dan mengelola negara. Kita tak tahu kapan negara lain akan menyerang.” (Maris)
Itu sudah jelas. Tentu bisa dikatakan bahwa negara itu saat ini sedang dalam kekacauan besar. Sang Raja yang merupakan pilar pedukung bagi negara telah menghilang. Para pahlawan yang menjadi harapan warga juga gagal kembali. Selain itu, sebagian besar komandan tentara juga ikut menghilang.
Sekarang, kekuatan perang negara ini menjadi sangat sedikit. Ada desas-desus diantara kecemasan para warga. Jika situasi ini terus berlanjut, negara-negara lain mungkin akan mengambil kesempatan ini dan menyerbu negara ini.
Itulah kenapa ada kebutuhan untuk seseorang yang akan naik ke atas dan menyatukan semua orang. Biasanya, itu adalah Sang Ratu Maris atau Putri Pertama Lilith yang akan menyatukan semua orang. Namun, keadaan mereka saat ini tak memungkinkan untuk melakukan hal itu.
Selain itu, Vale sendiri tak memiliki kemampuan untuk mengatur semua orang.
“Sungguh mengecewakan”, pikir Vale. Dia tak memiliki kharisma yang cukup untuk menarik orang dengan cara seperti itu. Dia sendiri sadar akan fakta itu.
Ketika Vale mengkhawatirkan apa yang harus dilakukan,
“Apa tak masalah jika aku mengandalkanmu? Aku pikir kau, yang seharusnya sudah dikenal baik di antara para prajurit, akan lebih mampu melakukannya daripada diriku.” (Maris)
Saat Maris bertanya kepadanya tentang hal itu, dia membuat ekspresi meminta maaf.
“T-Tidak.... saya tak sanggup......” (Vale)
“Apakah…… begitu? Lilith juga membuat wajah yang sama………” (Maris)
Ketika dia tersenyum pahit, Vale merasa bahwa Maris tak ingin semuanya menderita akibat tindakan negara mereka meskipun dia adalah seorang Ratu. Dia berpikir bahwa orang inilah yang seharusnya menggantikan Sang Raja, bahkan  jika hanya untuk sesaat berdiri dan memerintah negara, tak peduli seberapa keras keadaannya.
Selain itu, Lilith adalah Lilith. Meskipun dia bisa mengerti posisinya, dia merasa hatinya masih terlalu lemah. Dengan situasi saat ini, dia berpikir kalau Lilith akan menunjukkan lebih banyak resolusi.
“Bagaimanapun juga, seperti yang diharapkannya; jika Ratu yang mendukung negara adalah seseorang seperti Lilith, seseorang yang lebih hebat dariku, warga negara akan memiliki kedamaian pikiran……” (Maris)
“……Saya kira……” (Vale)
Pada saat itu, Maris menatap Vale yang tampak seperti dia tiba-tiba telah menyadari sesuatu.
“Apa?” (Maris)
“T-Tidak... Saya, hanya saja, saya tahu seseorang yang mampu memimpin kita dalam situasi saat ini.” (Vale)
“Kau tahu..... seseorang?” (Maris)
“Ya.” (Vale)
“......Apakah orang itu bisa dipercaya?” (Maris)
“Dia adalah salah seseorang yang anda kenal.” (Vale)
Mendengar kata-kata Vale, mata Maris melebar ketika dia mulai menyadari siapa yang dibicarakannya.
“Ta-Tapi orang itu seharusnya tak bisa kembali, kan?” (Maris)
“Tidak, orang hebat itu pasti bisa. Orang itu tak bisa diam mengenai urusan negara ini. Ini hanyalah firasat, tapi segera ……” (Vale)
Saat itu, salah satu pelayan mendekat ke Maris dan membisikkan sesuatu ke telinganya.
Kemudian, dengan obat di tangan dan senyum dia berkata,
“Berbicara tentang seorang iblis, dia akhirnya muncul.” (Maris)
“Mu-Mungkinkah, Ratuku?” (Vale)
“Ya, orang itu ada di luar ruangan ini. Dia mendapatkan izinku untuk masuk.” (Maris)
Mendengar kata-katanya, pelayan berjalan menuju pintu. Keduanya kemudian menatap ke arahnya.
Dan dengan munculnya orang itu, wajah keduanya menunjukkan ekspresi lega.
“Maafkan atas gangguan saya. Nn? Apa, Vale juga di sini?” (???)
Orang itu adalah Guild Master, Judom Lankars.
ーーーーー
(Author’s Note: Saya menulis karya khusus untuk Natal jadi nantikan itu juga. Saya hampir mati karena banyaknya jumlah karakternya. Bab-bab akan dibagi antara Malam Natal dan Hari Natal)


Note : Ini “Author’s Note” emang dari versi Inggrisnya di masukin, jadi mungkin emang dari RAWnya nih “Author’s Note” ada, karena ane males ngecek RAW jadi ane ikut versi Inggris yang masukin  Author’s Note” -nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar