Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Senin, 16 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 168 - Bahasa Indonesia

Chapter 168 - Dimulainya Duel Antara Evila dan Gabranth

“Baiklah, karena kita tak punya banyak waktu lagi, jadi biarkan saya memberikan sebuah perkenalan sederhana. Pertama, orang itu adalah Tuanku, Liliyn.” (Silva)
“Eh... anak itu.....” (Arnold)
Bahkan saat di tengah-tengah pertengkaran, Liliyn tiba-tiba memberikan tatapan kematian padanya, jadi dia segera memperbaiki ucapannya.
“J-Jadi puteri cantik itu...!” (Arnolad)
“Ya, ngomong-ngomong, putri kami punya kebencian tak mendasar mengenai usia dan tinggi badannya, serta sebagian besar penampilannya, jadi ada baiknya anda lebih berhati-hati dalam pemilihan kata yang ingin anda ucapkan.” (Silva)
“A-Aku mengerti.....” (Arnold)
Muir juga mengatakan pada dirinya sendiri untuk lebih berhati-hati, karena dia mengangguk berulang kali bersama Arnold.

“Dan gadis itu, sama seperti saya, dia juga melayani Liliyn-sama, Shamoe.” (Silva)
“S-Saya Sh-Shamoe, shir!” (Shamoe)
Dengan wajahnya memerah, dia mencoba mengeluarkan kata-kata, tapi tetap saja, dia menggigit lidahnya. Karena Muir merasakan persamaan tertentu dengannya adalah sesuatu yang mungkin bisa disebut tak terelakkan.
“Dan ini Nikki-dono. Walaupun dia terlihat seperti ini, dia adalah murid nomor satu Hiiro-sama.” (Silva)
“Senang bertemu denganmu!” (Nikki)
Dengan senyum cerah, Nikki berpaling ke arah mereka.
“H-hah... Murid Hiiro, apakah itu....” (Arnold)
“I-Itu artinya sesuatu pastinya akan berubah seiring berjalannya waktu, Paman!” (Muir)
Seolah-olah mereka telah menemukan kejadian yang aneh, keduanya menatap keheranan.
“Dan......” (Silva)
“Lama tak bertemu, kalian berdua!” (Mikazuki)
Mikazuki mengangkat tangannya saat dia berbicara, tapi keduanya sepertinya tak mengerti.
“Eh... siapa? Apa anak ini?” (Arnold)
Ketika Arnold menggumamkan itu....
“Bu~ Betapa kejamnya kau melupakanku~! Mikazuki bahkan masih samar-samar mengingatmu~!” (Mikazuki)
Wajahnya mengembung sampai batas saat dia cemberut.
“Lama-kelamaan kehadiranmu jadi semakin tipis, Mikazuki!” (Nikki)
“Diam, Nikki!” (Mikazuki)
Menentang olok-olokan Nikki, Mikazuki berteriak dengan wajah merah cerah. Tapi bahkan setelah mengetahui nama gadis kecil itu, kelihatannya tak ada yang datang ke kelompok Arnold. Jadi, Silva memberikan sebuah penjelasan.
“Sebenarnya, dia adalah sosok yang mengambil bentuk manusia oleh tangan Hiiro-sama.” (Silva)
“Mengambil bentuk manusia, katamu!?” (Arnold)
“Benar. Dia dulunya adalah seekor monster yang disebut Raidpic, dan kelihatannya dia sudah pernah bertemu kelompok Arnold-sama sebelumnya.” (Silva)
Di sanalah, Arnold mulai mengingatnya. Mereka pernah meminjam seekor Raidpic untuk mendapatkan tumpangan terdekat sampai Beast Kingdom : Passion.
“J-Jadi kau si Raidpic waktu itu?” (Arnold)
“Benar! Kalian semua jahat sampai bisa melupakanku! Kakek dan bahkan Muir juga!” (Mikazuki)
“M-Maaf!” (Muir)
“K... kakek.....” (Arnold)
Muir dengan jujur ​​meminta maaf, sementara Arnold yang terkejut menggantungkan bahunya setelah dia dipanggil ‘kakek’.
“Akhirnya, nama saya Silva Plutis. Senang bisa berkenalan dengan kalian.” (Silva)
Dia dengan sopan membungkukkan kepalanya.
“Meski begitu... perubahan wujud, dan teleportasi, nampaknya seiring berjalannya waktu, hal itu menjadi sesuatu yang berlaku terhadap orang itu....” (Arnold)
Wajah Arnold menegang ketika dia melihat Hiiro.
“Nofofofofo! Ngomong-ngomong, Arnold-dono, untuk beberapa alasan saya merasakan sesuatu kehadiran yang mirip dengan diri saya di dalam diri anda.” (Silva)
“Ya, kau benar! Rasanya seperti aku bisa mengerti dirimu, atau...” (Arnold)
“Tepat! Kenapa ya! Nofofofofo!” (Silva)
“Siapa tahu! Ahahahaha!” (Arnold)
Ikatan tak dikenal telah terbentuk antara si cabul dan lolicon. Meskipun mereka baru saja berkenalan, seolah-olah mereka adalah teman lama.... tidak, rasanya seolah-olah mereka adalah belahan jiwa ada di sekitar mereka.
Sementara Muir ragu-ragu tentang apa yang harus dikatakan saat melihat reaksi mereka yang sama sekali tak dimengertinya, Hiiro mulai berjalan mendekati dirinya, nampaknya pertengkarannya dengan Liliyn telah berakhir.
“Hmm? Kau masih di sini? Kembali ke kampmu sekarang.” (Hiiro)
“Nugu... K-Kau... bahkan saat kita baru saja bertemu lagi, kau benar-benar...  menyedihkan, kau sama sekali tak berubah, oy... dan aku juga dengar dari Shishou kalau kau datang ke negara ini baru-baru ini, tapi setidaknya beri kami satu atau dua kata… ya Tuhan…” (Arnold)
“Seolah-olah hal itu akan berubah hanya dalam waktu setengah tahun. Dan alasanku tak menemuimu saat itu hanya karena kau tak ada di sana. Aku bukanlah yang salah di sini.” (Hiiro)
“.....yah, baik sekali kau.....” (Arnold)
“Ahaha.....ini benar-benar terasa bernostalgia.” (Muir)
Keduanya mendesah kelelahan.
“Oh ya, Ossan, aku dengar kalau kau dengan senang hati mengungkapkan segalanya tentangku pada Beast King.” (Hiiro)
“Eh, ah, i-itu...” (Arnold)
Sudut-sudut mulut Hiiro terangkat, tapi matanya jelas tak tertawa. Nampak aura hitam keluar dari punggungnya.
“Sepertinya kau ingin jadi subjek percobaan sihirku untuk pertama kalinya, kan?” (Hiiro)
“T-Tunggu sebentar Hiiro! Aku memang mengatakannya, tapi k-kau bahkan tak pernah mencoba untuk menghubungi kami, bukan!?” (Arnold)
“…… Jadi?” (Hiiro)
Hiiro nampak mengerutkan dahinya saat dia memiringkan kepalanya.
“H-Hei! Kita adalah rekan yang bepergian bersama, bukan? Jadi bukankah seharusnya kau mencoba menghubungi kami walaupun cuma sekali!? Dengan sihirmu, itu akan mudah, kan!?” (Arnold)
“Seolah-olah aku mengerti. Kedengarannya seperti sebuah penderitaan.” (Hiiro)
“S-Sebuah Penderitaan....” (Arnold)
Tingkat keparahan seruan itu membuat rahang Arnold jatuh.
“Hiiro-san!” (Muir)
Tiba-tiba, Muir berteriak, jadi semua orang mengalihkan pandangannya padanya.
“Apa, Chibi?” (Hiiro)
“A-A-Aku juga khawatir! M-Mimir chan juga! D-Dan…” (Muir)
Muir memandang kelompok Liliyn.
“S-Semua orang yang bersamamu sepertinya bersenang-senang... dan untuk beberapa alasan, ada banyak gadis kecil....” (Muir)
“Apa yang kau katakan?” (Hiiro)
Muir berbicara dengan suara rendah, jadi ucapaannya tak terlalu terdengar oleh Hiiro. Lalu, dengan wajah memerah, Muir mulai bicara.
“N-Ngomong-ngomong, entah bagaimana hal itu membuat paman begitu frustrasi! P-Paman terus-terusan mengoceh tentangmu sebagai balas dendamnya, tapi sejujurnya dia begitu peduli padamu bahkan dia berpikir untuk membalasmu!” (Muir)
“O-Oy, tunggu Muir-san.....?” (Arnold)
“Hmmm... balas dendam, kah?..... aku mengerti.” (Hiiro)
Arnold yang ketakutan berbalik menghadap ke Hiiro.
“Kau sudah menyelesaikannya sendiri, kan?” (Hiiro)
“H-Hiiiiiiiiiiiiiiii!” (Arnnold)
Hiiro menulis kata tertentu, dan menembaknya ke arah Arnold sebelum dia mengaktifkannya.
“Tidakkkkkk! Hentikan! Aku tak punya minat seperti itu! I-Itu penting bagiku…… Ah, ah, ah, nuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.” (Arnold)
Melihat wajah Arnold menjadi pucat ketika dia menggeliat kesakitan, Muir menatap kosong pada Hiiro.
“Apa? Aku hanya menunjukkan sedikit mimpi buruk padanya.” (Hiiro)
Hiiro menggunakan kata 幻』| Dream untuk menyiksa Arnold dengan bayangan tertentu dalam mimpinnya sendiri. Isinya termasuk sebuah injakan dari laki-laki berotot, atau hal-hal yang serupa.
“Saya mengerti! Sederhananya, saat ini Arnold-dono dikelilingi oleh tipe pria tertentu ketika mereka melakukan ini dan itu pada tubuhnya? Itu, Itu..... sebuah Neraka untukku.” (Silva)
Pada penjelasan singkat Silva, ekspresi Muir menegang saat dia melihat keadaan Arnold saat ini.
Dan setelah satu menit berlalu, lelaki tua itu terjatuh di tanah, terlihat benar-benar sangat kelelahan.
“Apa kau sudah menyesalinya?” (Hiiro)
“....Gusu... gusu... hic... aku tak bisa menjadi pengantin pria lagi....” (Arnold)
Sesuatu yang benar-benar berada di luar imajinasinya telah terjadi padanya. Air matanya mengalir tanpa henti. Karena itulah bentuk Arnold untuk membayar semua kesalahannya, Muir tetap diam, tapi di wajahnya melayangkan senyum masam.
“Oy, Chibi, apa Pita Biru tak datang?” (Hiiro)
“Eh? Pita B-biru? Mungkinkah kau berbicara tentang Mimir-chan?” (Muir)
“Ya.” (Hiiro)
“Oh, Mimir-chan bersama dengan yang lain.” (Muir)
“Jadi dia datang.” (Hiiro)
“Sebenarnya, aku ingin membawanya ke sini, tapi Mimir-chan harus tetap di belakang, mengatakan ‘ini adalah reuni yang sudah lama ditunggunya’.” (Muir)
“Yah, aku baru saja bertemu dengannya beberapa hari yang lalu.” (Hiiro)
Pada kata-kata itu, telinga Muir bergerak-gerak.
“.....Benar-benar tak adil.” (Muir)
“Apa itu?” (Hiiro)
“Kau sangat tak adil, hanya bertemu Mimir-chan! Terakhir kali ketika Hiiro-san datang, aku ingin... bertemu denganmu.” (Muir)
“...Yah, kita bertemu di sini sekarang, jadi tak ada masalah, kan?” ​​(Hiiro)
“I-Itu mungkin benar... tapi.....” (Muir)
“Dan juga aku memutuskan kalau akan lebih baik jika kita bertemu di sini.” (Hiiro)
“Eh?” (Muir)
“Karena aku ingin menyimpan kesenangan untuk bagian akhir.” (Hiiro)
“Hiiro-san…” (Muir)
Pada saat itu, ketika kesadarannya akhirnya kembali pulih, dengan wajah yang mengerikan, Arnold menoleh dengan pandangan marah diwajahnya.
“K... Kau... aku... aku akan membunuhmu suatu hari nanti...” (Arnold)
“Jika kau pikir kau bisa, maka coba saja.” (Hiiro)
“Kali ini, itu adalah kesalahan paman.” (Muir)
“Muir~.” (Arnold)
Arnold memanggil namanya seolah-olah dia bergantung padanya, tapi Muir mengangkat bahunya dengan pasrah. Itu adalah komentar seenaknya Muir yang telah memicu kekacauan ini, tapi sebagai seorang ayah yang menyayanginya, jiwa Arnold tak mengijinkannya untuk menghukumnya hanya karena hal itu.
“Lebih penting lagi, berapa lama kau berencana tetap di sini? Kalian ada di pihak musuh sekarang. Apa kau mengerti arti dari itu?” (Hiiro)
Keduanya mengambil napas dalam-dalam. Dan membuat ekspresi seperti sebuah kewajiban. Arnold mulai berbicara.
“……Benar. Ayo kita pergi, Muir.” (Arnold)
“Eh, ah... aku...” (Muir)
Muir sepertinya tak tahu apa yang harus dilakukannya. Mungkin dia ingin berada di sisi Hiiro lagi setelah akhirnya bertemu kembali dengannya. Tapi seperti yang dia katakan, saat ini mereka adalah musuh, dan berada di sini bukanlah sesuatu yang seharusnya diizinkan.
Dan ketika dia tampak seperti itu, Hiiro mendekatinya.
Dia dengan ringan menusuk dahi Muir dengan ujung jarinya.
“Chibi, pastikan kau menunjukkan padaku hasil setengah tahun perkembanganmu.” (Hiiro)
Muir menjadi linglung karena kata-katanya yang tiba-tiba, dan dia perlahan menggerakkan tangannya ke kepalanya. Setelah mengambil nafas...
“Ya!” (Muir)
Dia memberi jawaban yang kuat sebelum mengambil tempat di samping Arnold. Tapi tak lama, dia mendekati Hiiro lagi.
“U-um, Hiiro-san.” (Muir)
“Ya?” (Hiiro)
“.....Ada banyak yang ingin aku bicarakan, jadi setelah pertempuran ini berakhir, bisakah kau memberiku waktu?” (Muir)
“Apa?” (Hiiro)
“Terutama tentang kenapa kau memiliki begitu banyak orang dengan tubuh kecil seperti milikku yang mengikutimu.” (Muir)
“... K-kenapa kau begitu tertarik dengan itu?” (Hiiro)
Dia merasakan sedikit dingin di punggungnya. Bayangan iblis yang mengintip di pundak Muir pastilah hanya imajinasinya.
“Mimir-chan mungkin sudah membahas banyak denganmu tentang masalah ini juga, jadi kita akan menghabiskan waktu bersama, oke?” (Muir)
“T-Tentu saja...” (Hiiro)
Muir tersenyum cerah ketika dia kembali ke Arnold. Dia merasakan sesuatu yang tak masuk akal seperti ada sebuah aura menyesakkan yang datang darinya, tapi untuknya bisa melepaskan sesuatu seperti itu... dia yakin Muir telah berkembang, pikirnya.
“Hiiro, kami akan memastikan untuk menunjukkan betapa kuatnya kami sekarang!” (Arnold)
“Kau tak perlu membuat deklarasi dramatis apa pun. Sudah pergi saja.” (Hiiro)
“Ku… aku mengerti! Tak bisakah kau setidaknya menanggapinya dengan, ‘Aku akan menunggu,’ atau semacamnya!?” (Arnold)
“Paman-san, ayo pergi!” (Muir)
“Ya~, oke Muir~!” (Arnold)
“... Jadi si Lolicon dalam keadaan sehat.” (Hiiro)
“Aku bukan lolicon, bodoh!” (Arnold)
“Nofofofofo!  Saya merasa saya akan menjadi sahabat terbaik untuk Arnold-sama.” (Silva)
“Ya! Aku ingin bertukar minuman denganmu sesekali, dan berbicara tentang.....” (Arnold)
“Ayo kita pergi, paman!” (Muir)
“Ah, tunggu Muir!” (Arnold)
Ditarik oleh tangan Muir, keduanya pun pergi.
“Fuu, setelah semuanya, dia tetaplah seorang pria yang panas.” (Hiiro)
“Meskipun begitu, tampaknya kau sedikit bersenang-senang.” (Liliyn)
Liliyn mengarahkan senyuman padanya, sehingga wajahnya melengkung karena ketidaksenangan.
“Hmm, pasti kau bercanda ... yah, itu memang terasa bernostalgia.” (Hiiro)
Dan semua orang tersenyum saat mereka melihatnya.
.
.
.
“Tampaknya itu berakhir tanpa adanya konflik.”  (Eveam)
Mendengar kata-kata Eveam, yang menyaksikan pertukaran Hiiro dengan Arnold dari jauh, mereka yang hadir memiringkan kepala mereka.
“Yang Mulia, orang-orang itu...?” (Marione)
Eveam menjawab kebingungan Marione.
“Kelihatannya mantan teman seperjalanan Hiiro. Dia bilang kalau setelah dipindahkan ke sini, mereka mungkin akan datang untuk menamparnya beberapa kali, tapi itu adalah kejadian biasa. Jadi, dia meminta dengan tegas untuk tak mengangkat tangan pada mereka.” (Eveam)
“Bocah itu... yang memintanya?” (Marione)
“Ya, dan itu sama untuk sisimu, bukan, Beast King?” (Eveam)
Matanya tertuju pada orang yang sama-sama memahaminya dan tidak ikut campur, Leowald.
“Kurang lebih. Arnold bilang dia harus pergi menemui temannya, jadi aku menerimanya. Mungkin kata-kata Hiiro itu sama artinya.” (Leowald)
Sepertinya kedua belah pihak mendapat pesan.
“Yah, sekarang kita akan dapat memulai ini tanpa cadangan... benar kan, Raja Iblis?” (Leowald)
“... Aku mengerti.” (Eveam)
Ketika mereka mulai saling menatap tajam, yang pertama membuka mulut mereka adalah Eveam.
“Aku sudah mendengar detail dari metode duel yang kau usulkan, tapi hanya untuk memastikannya, bisakah kau menjelaskannya sekali lagi?” (Eveam)
“Dimengerti. Metode duel adalah tradisi lama diwariskan oleh ras Gabranth, salah satunya yang disebut Agasshi.”(Leowald)
Satu
:
Duel dilakukan dengan jumlah yang sama di kedua sisi.
Dua
:
Duel terdiri dari lima pertarungan individual.
Tiga
:
Dari mereka, tim yang memenangkan tiga duel adalah pemenangnya.
Empat
:
Pertarungan tak berakhir sampai pemimpin yang ditunjuk dari tim menyatakan kekalahannya.
Lima
:
Jika semua sudah berakhir dan berakhir dengan seri, masing-masing pihak memilih satu prajurit tunggal untuk pertandingan satu lawan satu.
Enam
:
Hasilnya ditentukan begitu salah satu pihak tak mampu bertarung, atau salah satu pihak mengakui kekalahannya.
Tujuh
:
Seorang anggota dapat berpartisipasi dalam pertempuran hingga dua kali, tapi pada pertandingan yang kedua, mereka tak dapat ditunjuk sebagai pemimpin.
Delapan
:
Peserta dipilih sebelumnya, dan perubahan peserta tidak diizinkan.
Setelah memastikan tak ada masalah dengan metodenya, mereka melanjutkan untuk mendiskusikan apa yang akan terjadi pada hasil akhirnya.
“Ini sudah diputuskan dalam Contract Scroll , negara yang kalah akan berada di bawah komando yang menang. Tapi yang menang harus menghormati pihak yang kalah, dan tak akan melakukan pembunuhan yang tidak masuk akal dan tanpa alasan yang jelas. Apa itu tak masalah?” (Eveam)
Saat Eveam berbicara dengan serius, Leowald membalas dengan anggukan kecil.
“Ya, dalam pertarungan ini, pihak kami memiliki keuntungan luar biasa. Jika kami kalah, kami akan patuh, dan dengan rendah hati masuk ke dalam barisan kalian. Sama halnya jika kami menang, kami tak akan memperlakukan kalian tanpa alasan yang jelas. Selama pihak kalian menghormati kontrak, kami tak akan menarik kembali kata-kata kami. Aku bersumpah atas nama kebanggaan semua Gabranth.” (Leowald)
Gabranth yang menunggu di belakangnya semua mengangguk dengan seragam. Mereka memiliki tekad.
“Ya, kami tak akan meminta lagi. Jika kami menang, kami akan memberi tahu kalian bahwa kami benar-benar menginginkan perdamaian! Di atas itu, aku ingin membentuk aliansi yang sebenarnya!” (Eveam)
Setelah mereka saling bertukar pandangan sedikit lebih lama, senyuman muncul di wajah Leowald.
“Aku mengerti, ku pikir aku sedikit mengerti alasan kenapa Hiiro memihakmu.” (Leowald)
“… Eh?” (Eveam)
“Kau terlalu lembut.” (Leowald)
“Uu…” (Eveam)
“Tapi untuk beberapa alasan, aku merasakan keinginan untuk mendukungmu.” (Leowald)
“………” (Eveam)
“Itu bakat alami yang kau miliki sejak lahir, Maou. Pastikan kau memanfaatkannya dengan baik.” (Leowald)
“Beast King…” (Eveam)
“Tapi kami akan menjadi orang yang mengambil kemenangan kali ini!” (Leowald)
“Kami juga tidak akan kalah!” (Eveam)
Pandangan tajam lewat di antara mereka lagi.
“Kalau begitu, mari kita mulai.” (Leowald)
Saat Leowald mengatakan itu, Eveam mengangkat tangannya.
“Aku ingin kau menunggu sebentar. Sesuai kesepakatan, kami akan membebaskan sebagian dari tawanan perang kami.” (Eveam)
“Mu?” (Leowald)
“Bagaimanapun juga, membawa mereka dalam jumlah besar mungkin sebaiknya diserahkan pada Hiiro, jadi kami akan meminjamkannya padamu untuk melakukan hal itu.” (Eveam)
Dia mengalihkan pandangannya ke para prajurit, dan menemukan sosok Crouch yang diborgol di antara mereka. Di penjara, bulunya telah berubah putih, dan perawakannya seperti gadis kecil, tapi sekarang tubuhnya terbungkus dalam kegelapan seperti seekor panther hitam.
“Oh, setelah kau mengatakannya sekarang, aku lupa." (Leowald)
“Leowald-sama ... betapa kejam-nya.” (Crouch)
“Gahaha! Ini lelucon, lelucon! Tak lebih dari itu, aku berencana untuk membuatmu berpartisipasi juga. Bisakah kau bertarung? ”(Leowald)
Dengan itu, sudut mulut Crouch naik tanpa rasa takut.
“Tentu saja-nya.” (Crouch)
“Tapi bahkan jika itu sudah diputuskan sebelumnya, apa kau yakin ini tak masalah, Maou?” (Leowald)
“Ya, hal ini akan ada maknanya jika kami berhasil mengalahkan kalian ketika kekuatan kalian berada di puncaknya.” (Eveam)
“Hmm menarik. Maka kami akan menggunakan semua kekuatan yang kami miliki untuk melawan kalian.” (Leowald)
Mengatakan itu, dia mengambil kertas dari saku dadanya. Di atasnya, nama-nama yang ditetapkan untuk berpartisipasi telah ditulis.
“Nofofofofo! Maka mulai sekarang, saya, Silva yang netral akan mengambil kendali!” (Silva)
Silva entah bagaimana muncul tiba-tiba di antara kedua pihak, membuat semua orang ketakutan.
“S-Silva-dono!?” (Eveam)
Eveam tidak sengaja mengeluarkan suara keras.
“.....Siapa kau?” (Leowald)
Leowald bertanya dengan suara waspada.
“Tidak, tidak, saya hanyalah seorang kepala pelayan yang rendah hati.” (Silva)
Leowald mengirim pandangan sekilas ke Eveam seolah-olah untuk mencari penjelasan, jadi Silva mulai menjelaskan sebenarnya apa kedudukannya.
“Aku mengerti, maka ambil ini.” (Leowald)
Kertas itu diserahkan pada Silva.
“Aku juga ingin kau mengambil alih tanggung jawab kami, Silva-dono.” (Eveam)
“Tentu saja.” (Silva)
Dia menurunkan kepalanya, sebelum mengambil kertas dari Evem yang diambilnya dari saku payud*ranya juga. Melihat pada kedua kertas itu, dia mengkonfirmasi nama-nama mereka yang akan berpartisipasi di babak pertama.
“Baiklah, biarkan saya mengumumkan peserta putaran pertama dalam Agasshiini ! Pertama, dari kamp Evila adalah Marione-dono.”
Sisi Gabranth mulai berisik, karena nama besar diumumkan di ronde pertama. Tapi fakta kalau hanya satu nama yang diumumkan berarti....
“Dari kamp Gabranth adalah......"
Tatapan meragukan semua orang berkumpul di Silva, yang tanpa sengaja menatap lembaran itu.
“Ehem, saya minta maaf. Dari kamp Gabranth…. Beast King Leowald-dono!”
Bukan hanya sisi Evila, sisi Gabranth yang tak tahu perintahnya juga ikut terdiam.
Di antara mereka, satu-satunya yang dengan senyuman menyenangkan mengambang di wajah mereka adalah Marione dan Leowald.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar