Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Senin, 16 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 169 - Bahasa Indonesia


Chapter 169 – Marione Vs. Leowald

Kartu untuk putaran pertama adalah kartu yang akan membuat orang terkejut.
Itu adalah pertarungan antara raja Passion Leowald dan Marione, yang merupakan Rank 2 di Cruel yang dibanggakan Evila.
Dengan Aquinas yang tidak datang dan tidak termasuk Hiiro, pertarungan ini berakhir sebagai bentrokan antara yang terkuat diEvila dan Beast King dari Gabranth.
Faktanya, itu wajar bahwa kedua pihak dilanda suasana gugup.
Saat ini, Eveam kembali ke tempat Hiiro berada.
“Marione, terus terang, ini sangat tak terduga. Apakah kau punya kesempatan untuk menang?” (Eveam)
Dia mengungkapkan senyuman keberanian ketika ditanya oleh Eveam.
“Itu pertanyaan bodoh, Yang Mulia. Dia adalah orang yang sudah lama saya tunggu untuk saya lawan. Kebencian saya hanya akan hilang jika saya berhasil membunuhnya.” (Marione)
“Tidak, membunuhnya adalah.....” (Eveam)

Dia berkata seperti itu, tapi Marione menatap Leowald dengan penuh perhatian, mengabaikan sekelilingnya.
“Tapi, tapi~, Bagi seorang Raja untuk keluar sangat awal..... ini benar-benar situasi yang tak terduga.” (Shublarz)
Shublarz berbicara sembari mengerutkan keningnya seolah-olah dia bermasalah.
“Sesungguhnya, dia adalah lawan yang cukup tangguh, tapi jika itu Marione-dono dia harus bisa menang.” (Ornoth)
Ornoth mengangguk sedikit.
“Hiiro, menurutmu Marione bisa menang?” (Eveam)
“Tidak tahu.” (Hiiro)
Hiiro menjawab tanpa ragu-ragu kepada Eveam, yang menanyakannya dengan cemas. Dia membuat ekspresi yang sedikit suram setelah mendengar jawabannya.
Bagaimanapun juga, Hiiro tak bisa membantunya karena dia benar-benar tidak tahu. Dia belum pernah melihat Marione bertarung oleh sebab itu dia tidak bisa memprediksi hasil akhirnya.
Dilihat dari segi level, terus terang, Marione levelnya lebih rendah, tapi kemenangan tidak bisa diputuskan dengan perbedaan level saja.
Ada pula masalah dengan sihir, kecocokan dan bahkan perbedaan dalam gaya bertarung. Leowald tampak seperti tipe yang unggul dalam pertarungan jarak dekat sementara Marione terlihat bagus dengan serangan jarak jauh. Dia berpikir bahwa pertempuran itu kemungkinan besar akan berakhir lebih cepat karena keseimbangan yang baik.
Tapi tidak diragukan lagi bahwa ini akan menjadi pertarungan yang menarik. Tidak peduli siapa yang memenangkannya, ini akan menjadi sebuah pertempuran yang akan membuat kagum semua orang.
Sementara itu, Marione memasuki kawah sendirian. Dan Leowald juga sepertinya sudah pindah.
Dan kedua belah pihak saling berhadapan di tengah kawah.
Marione sambil melihat pria yang berdiri di depannya, dan bertanya sesuatu.
“Hey, Beast King Leowald.” (Marione)
“Apa?” (Leowald)
“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu.” (Marione)
“………” (Leowald)
“Apakah kau tahu seorang Beastman dengan pola bulu hitam dan putih yang tak konsisten di tubuhnya?” (Marione)
Leowald bereaksi terhadap kata-kata itu dengan menggerakkan alisnya dengan kedutan.
“.....Apa yang akan kau lakukan setelah kau mengetahui tentangnya?” (Leowald)
“Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri.” (Marione)
“…………” (Leowald)
“Sebenarnya, aku punya niat untuk membantai semua Gabranth yang akan melindunginya, tapi itu bertentangan dengan tujuan Maou-sama. Tapi kau, seorang Raja dari sebuah  negeri yang melahirkan monster semacam itu, harus menerima pedangku yang dipenuhi dengan dendam!” (Marione)
Leowald berbicara sembari memperhatikan mata Marione.
“……Balas dendam?” (Leowald)
“Itu benar. Aku pasti akan membunuh bajing*n itu dengan tanganku!” (Marione)
Marione memancarkan rasa haus darah yang begitu kuat sehingga tampaknya mengguncang udara. Silva yang berdiri di sana sebagai wasit, spontan tubuhnya menegang.
“......Kau ingin tahu?” (Leowald)
“Tentu saja!” (Marione)
“Kalau begitu, kalahkan aku dulu! Aku akan memberitahumu setelah kau berhasil mengalahkanku dalam pertempuran!” (Leowald)
“Ayo kita lakukan.” (Marione)
Setelah Silva menyadari bahwa kedua belah pihak sudah memutuskan—
“Sekarang, babak pertama...... Mulai!” (Silva)
—Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan dimulainya duel.
.
.
.
Rock Bullet-!” (Marione)
Banyak batu naik ke permukaan dari bawah dan ditembakkan ke arah Leowald.
“Uooooooo!” (Leowald)
Leowald menghancurkan peluru batu dengan tangan kosong.
“Kuu! Kekuatan fisik tak masuk akal apa yang kau miliki! Lalu bagaimana dengan ini!” (Marione)
Marione memuat sihir di tangan kanannya dan menekan tanah.
“Berubahlah menjadi debu karena tangan iblisku! Ray Disruption.(Leowald)
Tangan raksasa muncul dari dalam tanah dan bergegas menyerang Leowald. Leowald mencoba menghancurkan tangan dengan tinjunya, tapi gagal karena perbedaan kekuatan.
“Aku akan menghancurkanmu sampai mati!” (Leowald)
Leowald meringis karena berada dalam keadaan sulit karena tangan raksasa yang muncul dari dalam pasir menangkap tinjunya. Suara-suara yang mengungkapkan kekhawatiran untuk Leowald bisa terdengar dari sekitarnya.
“Guooooooooo!” (Leowald)
“Itu tidak ada artinya! Kau tak dapat mematahkan tangan iblisku dengan mudah!” (Marione)
Seperti yang dikatakan Marione, bahkan setelah menempatkan kekuatan di kepalan tangannya, tangan itu bahkan tak bergerak dan malah meningkatkan tekanan dan kekuatannya.
“Kuu…… Aku tak punya pilihan sekarang!” (Leowald)
Leowald meraih gagang pedang besar yang diikat ke punggungnya dan mulai memusatkan kekuatan di dalamnya.
SFX: Buuuuuuuuuuuuuuuuuuuun!
Pedang itu mulai bergetar dan berubah menjadi merah seolah-olah itu dimasukkan ke dalam sebuah tungku pembakaran.
“Uooooooooo! Fire Fang-!” (Leowald)
Dia mengayunkan greatsword dengan seluruh kekuatannya dan dengan mudahnya memotong tangan pasir itu.
“Apa!?” (Marione)
Bagian tangan yang terpotong itu langsung mencair. Itu adalah bukti bahwa pedang Leowald telah mencapai suhu tingginya.
“Tsk! Sekali lagi! Ray Disruption!” (Marione)
Namun tangan itu sekali lagi dipotong setengah oleh Leowald. Saat Leowald mengayunkan pedang besarnya—
“Kehabisan trik, ya?” (Leowald)
—Marione mengertakkan gigi melihat itu. Tapi kemudian dia memperlihatkan sebuah senyuman.
“Seperti yang diharapkan dari Beast King. Bahkan Tangan Iblisku tidak bekerja padamu.” (Marione)
Marione membuang mantel yang dia kenakan.
“Aku akan ke tahap selanjutnya.” (Marione)
Matanya menjadi menyipit dan tiba-tiba, bulu hitam tumbuh dari punggungnya dan dia mulai melayang di udara.
“Biarkan dia merasakan kekuatan kegelapan!” (Marione)
Marione mengangkat tangannya ke atas dan banyak trisula muncul di sekelilingnya.
“Eclipse Trident!” (Marione)
Marione mengayunkan tangannya ke bawah, mengarahkannya ke Leowald. Mengenali tindakan itu sebagai sebuah sinyal, trisula-trisula itu mulai meluncur dan menyerang ke arah Leowald dengan kecepatan luar biasa.
“Mu!” (Leowald)
Leowald memotong trisula yang terbang ke arahnya seperti hujan sembari mengayunkan pedangnya dengan gagah berani. Para Beastmen mulai memuji Leowald karena tidak ada serangan yang bekerja padanya, tapi bukannya terkejut, Marione tersenyum.
Leowald mengerutkan keningnya ketika dia melihat senyuman Marione dan di saat berikutnya, dia menelan ludah. Itu karena dia menyadari pedangnya mulai berubah warna menjadi hitam.
“Apa......?” (Leowald)
Warna hitam terus menyebar di sepanjang pedangnya. Leowald menjatuhkan pedang sebelum warna hitam mencapai gagang ketika dia merasakan bahaya dari skill itu. Dia menatap pedang yang jatuh ke tanah.
“Hmm, itu akan lebih baik jika kau tidak menjatuhkan senjatamu.” (Marione)
Marione mendecakkan lidahnya sembari masih melayang di udara.
“......Apa yang kau lakukan?” (Leowald)
“Kukuku, Trident Eclipseku bukanlah sihir kegelapan biasa. Semua yang disentuhnya akan berubah menjadi hitam.” (Marione)
“Berubah hitam ...... Kau bilang?” (Leowald)
“Sihir kegelapanku bisa menghentikan waktu dari segala hal yang disentuhnya. Sama seperti es, sama seperti kematian......” (Marione)
"Astaga! Sungguh sihir yang merepotkan. Jadi dengan kata lain, pedangku tak lagi berguna setelah tertelan oleh kegelapan?” (Leowald)
“Tidak, kau bisa menggunakannya. Hanya saja, jika mereka yang tidak memiliki skill yang tepat untuk menyentuhnya, mereka akan terkikis oleh kegelapan.” (Marione)
Sambil mengatakan itu, Marione mendarat dan mengangkat pedang besar itu.
“Mu... kau benar-benar punyai kemampuan fisik yang bagus untuk bisa terus-terusan mengayunkan benda seberat ini.” (Marione)
Dia melemparkannya kembali ke tanah seolah-olah dia kehilangan minat pada pedang besar itu.
“Baiklah kalau begitu, aku ingin tahu bagaimana kau akan menghentikan sihirku sekarang karena kau sudah kehilangan pedangmu.” (Marione)
Dia bangkit lalu mulai melayang lagi di udara dan sekali lagi menembakkan Eclipse Trident.
Saat ini, Leowald tak memiliki senjata untuk memblokir serangan itu. Dalam hal ini, dia akan dipaksa untuk menghindari semua serangan jika dia tak ingin terkikis oleh kegelapan seperti pedangnya.
“Jangan meremehkan Beast King ini!” (Leowald)
Tiba-tiba, dia memukul tanah. Tangan kanannya dengan mudah tenggelam ke dalam tanah.
“Nuooooo!” (Leowald)
Dia mengangkat tangannya lagi sembari berteriak. Dan yang mengejutkan lagi, retakan mulai muncul di atas tanah dan mulai menyebar.
Dengan demikian, tangannya menggali tanah seolah-olah itu adalah sebuah sekop. Menggunakan bagian tanah yang dia angkat sebagai perisai, Leowald mencoba untuk mempertahankan dirinya dari serangan Marione. Trisula-trisula itu membuat banyak lubang di atas tanah.
Tapi Leowald memikirkan ada sesuatu yang aneh. Meskipun trisula itu tertancap di batu besar, batu itu tidak berubah warna seperti pedangnya.
Dia mengerutkan kening sambil merenungkan hal itu. Dan, seakan-akan mulai menyadari sesuatu, dia mengamati sekelilingnya.
Dia datang dengan sebuah anggapan, mengapa tanah tidak terkikis oleh kegelapan?
“......Sepertinya hal yang disebut Kegelapan juga punya batas.” (Leowald)
Alis Marione menyebabkan lengkungan seolah-olah sedang terkejut. Dia hanya diam dan tidak menjawab, tetapi sebenarnya, Leowald benar.
Untuk efek khusus Eclipse Trident agar bisa aktif, trisula-trisula itu harus memiliki target yang telah ditentukan. Jika trisula-trisula itu mengenai sesuatu selain target yang dipilih, kegelapan tidak akan menyebar.
Sebelumnya, dia telah menargetkan pedang Leowald dan itu berhasil seperti yang dimaksudkan, tapi kali ini tidak.
Marione menunjukkan kekaguman karena dia tak pernah berpikir sihirnya akan dianalisis dengan cepat.
“Jadi karena hal ini, mereka memanggilmu Beast King.” (Marione)
“Sekarang giliranku!” (Leowald)
Leowald menyipitkan matanya dan tiba-tiba suasana berubah.
“Mari ku tunjukkan! Inilah teknik rahasia Binding Arts -! Ini adalah Thermal Blast Formation.” (Leowald)
SFX: Buoooo!
Sejumlah besar nyala api keluar dari tangan Leowald dan mengelilinginya. Panas yang dihasilkan mencapai Marione yang masih terbang di langit.
“Seberapa panasnya itu !?” (Marione)
Itu sangat panas sehingga Marione tak sengaja cemberut. Api mulai semakin mengecil ketika membentuk sebuah pusaran, sepertinya itu sedang diserap oleh sesuatu. Dan dari dalam pusaran itu muncul Beast King berwarna merah.
“Ayo bersenang-senang!” (Leowald)
Dia mendongak ke arah Marione sambil menunjukkan senyuman ganas.
“Sudah saatnya kau harus serius...... Sword General.” (Leowald)
Sudut-sudut mulut Marione meringkuk dan dia menyipitkan matanya.
“……Jadi kau tahu tentang itu.” (Marione)
Marione mendarat ke tanah secara perlahan. Dia memegang tangan kanannya ke tanah dan memancarkan kekuatan sihir dalam jumlah besar yang kemudian diserap ke dalam tanah.
SFX: MekiMekiBaki……(Suara Sesuatu)
Tampak seperti sebuah retakan terbentuk di tanah, tanah mulai mengalir seperti pasir ketika mulai membentuk beberapa bentuk sembari menyatu ke satu titik.
Secara bertahap menjadi lebih besar dan berubah menjadi sebuah pedang.
“………Iryaduru. (Marione)
Dia meraih gagang pedang dan mengayunkannya secara perlahan.
SFX: Bakiiii!
Tiba-tiba tanah terbelah. Melihat tanah terbelah oleh hanya ayunan pedangnya, bahkan Leowald kehilangan kata-katanya.
“Rasakan kekuatan dari pedang terkuatku.” (Marione)
“…… Jadi itu adalah partnermu, yang disebut sebagaiSword General.” (Leowald)
Pedang itu memiliki warna coklat kemerahan dan bilahnya sangat tipis sehingga sepertinya akan pecah jika pedang itu disentuh. Tapi, pedang itu tak bisa disebut sebuah pedang yang rapuh karena dibuat dengan memadatkan bumi.
Leowald mengerti bahwa pedang itu memiliki kekuatan ofensif dan defensif yang luar biasa meskipun hanya dengan melihat penampilannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar