Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Minggu, 22 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 177 - Bahasa Indonesia


Chapter 177 – Kemampuan Sebenarnya dari Seorang Ace

“Apa...... Apakah sudah berakhir?” (Arnold)
“Ya, sudah selesai.” (Silva)
Tidak hanya Arnold, tetapi juga semua orang di sekitarnya memiliki pandangan kosong di wajah mereka setelah mendengar dari Silva kalau putaran kedua telah mencapai hasil akhirnya.
“Apa, apa yang kau katakan?! Jadi, kami masih tetap bertarung meski hasil akhir pertandingan sudah diputuskan?!” (Arnold)
“Ya, itulah masalahnya.” (Silva)
“La, lalu kenapa kau tidak menghentikannya sebelumnya!” (Arnold)
Teriakan Arnold dalah hal yang wajar. Jika apa yang dikatakan Silva benar, maka pertandingan sudah selesai, dan mereka tidak harus bertarung sekeras yang mereka lakukan sebelumnya.
“Mengenai hal itu, saya sempat mencoba untuk membuat pengumuman ketika duel telah berakhir, tapi saya dihentikan oleh seseorang.” (Silva)

“Se-Seseorang?” (Arnold)
Saat Silva tertawa kecil dan tersenyum, dia berkata—
“Tentu saja, itu adalah seseorang dari pihak pemenang.” (Silva)
“B-Benar! Hanya saja siapa pemenangnya?!” (Arnold)
Tatapan keempat orang itu secara bersamaan berubah untuk melihat mulut Silva.
“Yah, jika kalian melihat ke sana, maka harusnya semuanya menjadi lebih jelas.” (Silva)
Setelah mengatakan itu, Silva menunjuk ke arah sebuah gunung es besar.
“Eh …… ah …… sebuah gunung es?” (Muir)
“A-Apakah sebelumnya di sana ada gunung es?” (Arnold)
Setelah mengikuti Arnold, Muir juga mengangkat suaranya karena terkejut. Meskipun kesadarannya hampir menghilang beberapa saat yang lalu. Namun, setelah dia menerima informasi yang mengejutkan seperti itu, dia langsung dipenuhi kewaspadaan.
“A-Aku benar-benar tidak menyadarinya... Kapan gunung es seperti itu...” (Herbreed)
“Io juga baru saja menyadarinya.” (Ionis)
Karena mereka berdua benar-benar menikmati pertempurannya, mereka gagal memperhatikan penampakan gunung es itu.
“Lihatlahhhh dengan baik di pusat gunung es.” (Silva)
Pada kata-kata Silva, mata semua orang menegang ketika melihat bagian dalam gunung es.
“……Nn? Apakah itu seseorang...... di dalam gunung es?” (Arnold)
Pada kata-kata Arnold, Herbreed dan Ionis sepertinya lebih dahulu menyadari sesuatu. Lalu,  mereka mulai berlari menuju ke arah gunung es.
“Ah, oi!” (Arnold)
“Io-chan!” (Muir)
Silva lalu berkata pada dua orang yang masih tertinggal,
“Kalau begitu, mari kita ke sana juga.” (Silva)
Terkejut juga, keduanya mencoba menggerakkan tubuh mereka untuk mengikuti Ionis dan Herbreed. Akan tetapi seperti yang diharapkannya, Muir dan Arnold yang telah mencapai batas mereka tidak bisa bergerak.
“Mumu, kurasa ini tidak bisa dihindari.” (Silva)
Saat Silva melambaikan tangannya ke tanah, asap hitam muncul dari tangannya dan berangsur-angsur membentuk sesuatu.
Dan bentuk itu, tidak peduli bagaimana orang melihatnya, itu adalah becak siklus. Satu per satu, Silva memasukkan mereka ke dalam becak, dan karena dia mengabaikan keduanya yang masih tercengang karena sihirnya, dia berkata—
“Kalau begitu, haruskah kita pergi sekarang?” (Silva)
Dalam keadaan seperti itu mereka bergerak menuju gunung es.
“Shublarz-sama?!” (Herbreed & Ionis)
Setelah melihat gunung es, Herbreed dan Ionis menjerit keheranan. Itu karena seseorang yang membeku di dalam gunung es itu adalah Shublarz, yang tidak bergerak.
Ketika Arnold dan co. tiba disana, mereka diam membeku, seolah-olah mereka lupa cara untuk berkedip.
“Hou, sepertinya kalian sudah lebih baik daripada sebelumnya, murid-muridku yang bodoh.” (Rarashik)
Suara yang agak tidak menyenangkan diarahkan pada keduanya yang duduk di atas becak ketika mereka tiba di sana. Ketika mereka melihat ke arah sumber suara, mereka melihat Rarashik dengan malas meminum sakenya.
“Shi-shishou?!” (Arnold)
Mendengar suara Arnold, Rarashik mengarahkan tatapan tajam ke arahnya, menyebabkan Arnold mengecil karena tekanan dari Rarashik.
“...... Maa, meski aku tidak berpikir kau akan menang di tempat pertama, tidak bisakah kau bertarung lebih baik dari itu? Aahh?” (Rarashik)
Rarashik berkata dengan ekspresi tidak senang, kemungkinan besar karena pertempuran ke dua pasangan itu gagal memenuhi harapannya.
“Untuk siapa kau pikir aku meminta kalian berdua berpartisipasi bersama dalam duel ini? Meskipun pada akhirnya kalian berhasil bekerja sama, lain waktu lakukanlah lebih cepat! Itu karena kalian berdua sangat kurang dalam pengalaman bertempur, bukankah aku  sudah mengajarimu berkali-kali kalau kalian harus bekerja sama bersama untuk menebusnya?!” (Rarashik)
Arnold dan Muir tidak bisa membalas dan jatuh diam pada ceramah yang tiba-tiba diucapkan oleh Rarashik. Itu karena mereka sendiri tahu kalau apa yang dikatakan Rarashik memang benar. Khususnya Muir yang terlalu fokus pada pertempuran sendirian, pikiran menggabungkan kekuatan mereka sama sekali tidak terlintas dalam pikirannya.
Akibatnya, ketika dia mengalami situasi yang sulit, Arnold harus melompat dan menyelamatkannya. Jika mereka terhubung dan lebih cepat untuk bertarung bersama, mereka akan memiliki lebih banyak cara untuk melawan musuh mereka.
Jatuh paada keinginannya dan berpikir kalau dia ingin mengalahkankan Ionis sendirian adalah kesalahan Muir. Arnold juga, dia ingin bertarung satu lawan satu untuk sementara waktu.
Namun, setelah bertarung untuk beberapa saat, dia mulai menyadari alasan kenapa Rarashik meminta Muir berpartisipasi dalam pertempuran bersamanya, dan dengan tergesa-gesa menuju ke lokasi Muir berada.
“……Haa, setidaknya apakah kalian berdua sudah belajar sedikit dari ini? Terutama untukmu Muir, menganalisis lawanmu adalah hal yang wajar, tapi bekerja lebih keras untuk mencobamemahami situasi yang ada di sekitarmu. Jika kau terus terburu-buru ketika menghadapi apa pun yang ada di depanmu, perkembanganmu akan berhenti di situ.” (Rarashik)
“Y-ya. Jadi, maaf untuk itu……” (Muir)
Muir berbicara, jelas ia tampak depresi saat dia menjatuhkan bahunya.
“Arnold, kau juga, aku mengawasimu melalui Yuki-chan, tetapi kau tidak seharusnya hanya mengandalkan kekuatan belaka; belajarlah menjadi lebih fleksibel. Belajar memprediksi langkah selanjutnya dari lawan berdasarkan gerakan sekecil apapun dan bereaksi sesuai dengan itu. Itu akan menjadi langkahmu selanjutnya.” (Rarashik)
“A-Aku mengerti!” (Arnold)
Setelah dimarahi dengan tegas, tanpa sadar Arnold menghela nafas.
“Umm, Rarashik-dono, bisakah kau membebaskannya sekarang?” (Silva)
Mendengar kata-kata Silva, Rarashik segera menjawab,
“Ooh, benar. Nah, dengan ini, ini adalah kemenangan kami?” (Rarashik)
“Ya, memang itu benar. Kalau begitu.....” (Silva)
Silva lalu menarik nafas dalam-dalam,
“Putaran kedua dimenangkan oleh kelompok Gabranth!” (Silva)
Setelah mendengar pengumuman itu, Rarashik menjentikkan jarinya.
*CRACK* *CRACK* *CRACK*
Banyak retakan tiba-tiba muncul dari gunung es, yang mulai runtuh terpisah dari atas.
“Shublarz-sama!” (Herbreed)
Ketika gunung es pecah, tidak ada lagi yang menahan Shublarz, dan dia mulai jatuh ke tanah. Herbreed bergerak untuk menangkapnya dan memeriksa keadaannya.
“……Uu” (Shublarz)
Dan meskipun Shublarz telah berada di gunung es untuk waktu yang cukup lama, anehnya, tubuhnya tidak kehilangan panasnya. Jika kau menyentuh tubuhnya, kau pasti bisa merasakan suhu tubuhnya tetap normal.
“Shublarz-sama?” (Herbreed)
Herbreed tidak yakin apakah Shublarz telah mendengar kata-katanya atau tidak, tapi apapun masalahnya, Shublarz secara perlahan mulai membuka matanya.
Lalu, menggerakkan tubuh bagian atasnya dan melihat sekitarnya, dia mengatakan sesuatu dengan suara yang berat,
“......Aku kalah, bukankah aku......” (Shublarz)
“Shublarz-sama……” (Herbreed)
“Apakah tubuh anda... baik-baik saja?” (Ionis)
“…… Ara, Ionis? Kau tak memakai eyemaskmu?" (Shublarz)
“Ya, banyak hal terjadi.” (Ionis)
“Begitukah, tapi pertama-tama, biarkan aku mengatakan sesuatu.” (Shublarz)
Shublarz lalu menunduk ke arah Ionis dan Herbreed.
“Aku minta maaf karena tidak bisa menang.” (Shublarz)
“I-itu terlalu berlebihan! Tolong angkat kepala anda, Shulbarz-sama!” (Herbreed)
“Itu benar.” (Ionis)
Melihat atasan mereka menundukkan kepalanya dan meminta maaf secara tiba-tiba, mereka berdua menjadi bingung, tidak yakin bagaimana harus menanggapinya.
“Tidak, meski aku berjuang sampai aku dihajar seperti ini, aku tetap tidak bisa menang. Itu sebabnya, aku benar-benar sangat menyesal.” (Shublarz)
“Hal semacam itu...... Sebenarnya itu karena kami tidak segera datang membantu anda, kami mohon maaf.” (Herbreed)
“Maaf.” (Ionis)
Shublarz tersenyum ringan dan menggelengkan kepalanya.
“Tidak, walaupun begitu aku alasan kalian dan kalah dalam pertandingan ini. Jadi, aku ingin kalian berdua menerima permintaan maafku dengan benar. Jangan membuatku mempermalukan diriku lebih jauh, tolong?” (Shublarz)
“...........saya mengerti.” (Herbreed)
“...........Un.” (Ionis)
Keduanya menegaskan dengan anggukan.
“N-Ngomong-ngomong, Shublarz-sama, apa yang sebenarnya terjadi? Untuk seseorang seperti anda bisa dikalahkan begitu cepat.......” (Herbreed)
Untuk lebih menambah pendapatnya, Rarashik hampir sama sekali tidak terluka. Bahkan jika mereka telah kalah, Herbreed berpikir bahwa itu seharusnya menjadi sebuah pertarungan yang ketat, jadi dia tidak bisa mempercayainya setelah melihat bagaimana Shublarz sepertinya telah dipukuli secara sepihak.
“…… Yah, sekarang aku tahu siapa ace dari Gabranth.” (Shublarz) (TL/N: maksudnya, petarung andalan/orang yang paling diandalkan dalam suatu kelompok)
Sambil mengatakan demikian, Shublarz memandang ke arah Rarashik. Menyadari itu, Rarashik tertawa dan melihat ke belakang.
“Maa, jika kau pikir lawan dalam pertandingan ini lemah maka menyerah saja. Semua orang teratas dari Gabranth dulunya adalah murid-muridku, jadi aku tidak bisa dengan mudahnya untuk dikalahkan.” (Rarashik)
.
.
.
(TL/N: Flashback pertempuran Rarashik vs Shublarz dimulai di sini)
Selain Dance Magic Shublarz, yang efeknya menghilangkan kerusakan yang diterima oleh penggunanya. Rarashik tampak kebingungan ketika dia menganalisis kembali lawannya sembari terus menyerangnya.
Namun pada saat itu, ketika Shublarz menari lagi untuk menghindari serangan Rarashik, Rarashik tiba-tiba kehilangan jejak Shublarz.
“Nn?!” (Rarashik)
Dan kemudian Shublarz muncul dari arah belakangnya.
“Apa—?!” (Rarashik)
Melihat pada tangan Shublarz, kuku jarinya telah tumbuh ke tingkat yang menakutkan. Lalu, Shublarz mengayunkan tangannya ke bawah seolah-olah ingin memenggal kepala Rarashik.
“Tsk-!” (Shublarz)
*SPLAT*
Meskipun dia berhasil melancarkan sebuah serangan dari bagian belakang Rarashik,
*SNAP*
“Eh-?!” (Shublarz)
Shublarz yang bahkan tidak merasakan sensasi merobek daging dari serangannya, tampak terkejut dan menyembunyikan kerutannya.
“Usaha yang bagus!” (Rarashik)
Kali ini Rarashik yang mengeluarkan sebuah tendangan, namun mampu dihindari Shublarz dengan cara segera berpindah ke lokasi sebelumnya.
Kemudian, setelah mengambil jarak tertentu, Shublarz mengamati perubahan pada Rarashik. Tubuhnya seakan-akan terbuat dari es yang memancarkan rasa dingin ketika warnanya mulai berubah.
 “……Tenka | Conversion, huh.” (Shublarz)
tampaknya, suara retakan dari serangannya beberapa saat yang lalu adalah suara dari es yang pecah.
“Kalau begitu, menurutku sihirmu adalah bisa disebut Sihir Unik.” (Rarashik)
“Aku ingin tahu, jika memang itu masalahnya.” (Shublarz)
Keduanya saling bertukar senyuman satu sama lain.
“Kukuku, lalu tunjukkan atribut sihirmu.” (Rarashik)
“…………” (Shublarz)
“Dengan menggunakan analisisku, aku bisa lebih banyak memahami sihirmu setelah aku melihatnya. Untuk sihirmu, itu mungkin adalah sihir khusus yang berkaitan dengan gerak kakimu....... yah, itu ada di kelas dimana kau harus menari untuk mengaktifkannya, bukan?” (Rarashik)
Shublarz tersenyum dalam keheningan. Tapi, dia tampak mengeluarkan keringat dingin atas analisis Rarashik yang tepat.
“Pertama-tama, semua es di daerah itu tiba-tiba menghilang. Tidak, daripada menghilang...... tapi waktunya kembali..... kan?” (Rarashik)
“……” (Shublarz)
“Yah, semua ini mudah untuk menyimpulkannya. Selain itu, sihirku kembali ke bentuk aslinya juga. Bahkan jika aku melemparkan lebih banyak pisau bedahku ke dadamu, itu akan dipulihkan juga.” (Rarashik)
“…… Ayo kita lanjutkan.” (Shublarz)
“Heh, jadi kau akan mengakuinya?” (Rarashik)
“Ya, setelah sihirku dianalisis sejauh ini, itu akan menjadi masalah yang cukup besar untukku.” (Shublarz)
“Tunggu tunggu, selanjutnya adalah serangan itu barusan. Kecepatan ledakan tiba-tibamu, benar-benar tidak seperti kecepatanmu sebelumnya, itu mungkin karena kau dengan terampil menari sambil menghindari seranganku. Sementara itu, tarianmu kali ini melipatgandakan kecepatanmu...... tidak, lebih tepatnya, itu diperkuat beberapa kali...... benar kan?” (Rarashik) (TL/N: Njay Si Rarashik sempet-sempetnya ngasih bonus :v)
“…… Itu benar-benar menakutkan. Sebenarnya kau ini siapa?” (Shublarz)
Shublarz mengertakkan giginya pada keterampilan analisis Rarashik. Dia tidak berpikir kalau seseorang akan dapat memahami sifat sihirnya hanya dengan melihatnya sebanyak dua kali.
Sihir pertamanya tidak benar-benar memutar kembali waktu; itu hanya memproyeksikan keadaan sekelilingnya ke apa yang terjadi 10 menit sebelumnya. Namun, itu tidak berarti bahwa hipotesis Rarashik sepenuhnya salah.
Selain itu, kecepatan serangannya yang lebih cepat juga karena Dance Magicmiliknya. Khususnya, itu adalah efek dari Ancestral Gathering Dance .
Mengingat ada lima parameter STR, DEF, AGL, HIT, dan INT, sihir ini memungkinkannya untuk berkonsentrasi pada satu parameter saja dan meningkatkannya.
Dalam penggunaan sihir sebelumnya sebagai contoh, ia mengurangi separuh dari empat parameter lainnya dan meningkatkan status AGL miliknya.
Jadi, jika setiap parameter memiliki 10 poin di dalamnya, target magic AGL akan naik menjadi 30 poin, sementara yang lain akan jatuh hingga tersisa hanya 5 poin.
Dengan dorongan dalam kecepatan, Shublarz melancarkan serangan baru. Bagaimapun juga, Rarashik merasakan niat membunuh di balik serangannya dan menghindari serangan yang membahayakannya.
“Yah, aku sudah selesai menganalisa sihirmu. Selain itu, yang tersisa hanyalah mengamati perkembangan murid-muridku dengan hati-hati. Karena pada dasarnya kita sudah selesai di sini, tidak apa-apa kan kalau aku memanggil beberapa bala bantuan? ”(Rarashik)
“Eh?” (Shublarz)
“Keinginanku, berputar dari darah sejak zaman kuno, maju dan bermanifestasi sekarang.” (Rarashik)
Rarashik bergumam sambil memuji sesuatu.
“Ayo, sekarang giliranmu Yuki-chan.” (Rarashik)
Meskipun Rarashik mengatakan kata-kata seperti itu, tidak ada perubahan yang terlihat di sekitarnya. Saat Shublarz berpikir apa yang Rarashik coba lakukan, dia tiba-tiba merasakan kehadiran sesuatu yang gemetar di belakangnya. Dan yang ada di sana adalah.....
“……Seekor kelinci salju?” (Shublarz)
Ya, di tanah ada seekor kelinci salju duduk.
“Nama kelinci itu adalah Yukiouza. Yah, jangan sungkan memanggilnya Yuki-chan. Tapi, hei, apakah tidak apa-apa bagimu untuk hanya berdiri di sana? Kelinci ini agak… menakutkan, kau tahu?” (Rarashik)
Mata Yukiouza bersinar dengan cahaya merah terang. Yukiouza gemetar lagi dan mereggang bersiap untuk menerjangnya. Hal itu menyebabkan Shublarz menjadi panik dan melompat ke langit.
Namun, ketika Shublarz mengarahkan tatapannya ke tanah untuk mencari Yukiouza, dia tidak dapat menemukan apa pun di sana.
“……Eh-?!” (Shublarz)
*Whoosh……*
Tiba-tiba Shublarz merasakan sesuatu duduk di atas kepalanya; benda kecil yang terasa sejuk jika disentuh. "Tidak mungkin....", pikir Shublarz, tetapi di kepalanya pastinya adalah sosok Yukiouza.
“Ke-kecepatan seperti itu?! Kapan itu—?!” (Shublarz)
Tentu saja, Shublarz menghindar untuk menghempaskan Yukiouza dari kepalanya, namun, ketika dia mencoba melakukannya...
*PISHIIIIIIIIIIIII* (Suara beku)
Dengan kecepatan yang tampak seperti sesuatu yang meledak, Yukiouza telah selesai menciptakan gunung es besar. Beku di dalamnya adalah Shublarz yang dimana waktu miliknya telah berhenti.
“Kerja bagus, Yuki-chan.” (Rarashik)
Dan kemudian, Silva mendekati Rarashik, untuk memastikan keadaan pertempuran.
“…… Hmm, baiklah, dengan ini pertarungan sudah berakhir. Jadi—” (Silva)
Saat Silva mencoba mengumumkan hasil akhir pertandingan,
“Tunggu sebentar.” (Rarashik)
“...... Ada apa?” (Silva)
“Aku ingin kau menunda mengumumkan hasilnya untuk saat ini.” (Rarashik)
“Mumumu, tapi dia terjebak dalam keadaan berbahaya seperti itu? Meskipun ini adalah duel 'mati atau hidup', jika saya melihat seorang peserta yang dapat diselamatkan, itu adalah kebijakan saya untuk melakukannya. Selain itu, peserta ini sangat cantik. Nofofofofo!” (Silva)
Mencoba untuk mencari tahu alasan Rarashik untuk tidak ingin menghentikan pertandingan, Silva menghela nafas.
“Tenanglah. Es Yuki-chan hanya membekukan waktu. Tubuhnya tidak akan menjadi dingin, jadi tidak ada bahaya kematian.” (Rarashik)
“Aku mengerti, tapi tetap saja, tidak ada salahnya untuk melepaskannya dari es, kan?” (Silva)
“Aah, meskipun pertandingan berakhir, demi perkembangan dua murid idiotku, aku tidak ingin kau menghentikan duel ini.” (Rarashik)
“Saya mengerti, saya mengerti. Meskipun, ada juga situasi berbahaya yang dialami Arnold-dono dan yang lainnya hingga mereka terdesak, tahu?” (Silva)
“Fufun, jika mereka mati di tempat seperti ini, maka itu hanya sampai disini tingkat kedua idiot itu.” (Rarashik)
Silva menatap Rarashik untuk sementara waktu, dan dengan embusan pipinya, dia berkata:
“Saya mengerti.” (Silva)
“Kau punya rasa terima kasihku. Yuki-chan akan menuju kesana, jadi aku akan menunggu di sini.” (Rarashik)
Rarashik mampu mensurvei pertempuran melalui mata Yukiouza.
“Baiklah. Lalu aku akan pergi ke posisi para peserta yang masih tersisa.” (Silva)
Kata Silva sambil pergi. Yang masih ada disana, Rarashik bergumam pada dirinya sendiri.
“Yah, jika mereka adalah orang yang kurang terlatih, mereka tidak akan bertahan sebanyak ini.” (Rarashik)
Saat Rarashik mengatakankan kata-kata itu, dia mengeluarkan botol sake dari sakunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar