Chapter
01 – Reinkarnasi Sang Pahlawan
Part 1
Gelap. Dalam
kegelapan yang begitu gelap gulita ini…. Perlahan aku terbangun.
Bangun…? Ku
pikir aku sudah bangun.
Mataku yang
terbuka belum menerima gambaran sama sekali; dunia yang kabur dan terdistorsi
sejak aku membukanya. Selain itu, kaki dan tanganku tak menanggapi sama
sekali; seolah-olah tak memiliki kekuatan untuk menggerakkannya. Tidak, itu
bukan hanya kaki dan tanganku. Leherku juga… seluruh tubuhku— aku benar-benar tak bisa menggerakkan
semuanya.
Kalau dipikir – pikir
lagi, itu tak mengherankan; kondisiku sebelum aku kehilangan kesadaran
sangatlah buruk. Pimpinan panti asuhan itu berhasil melakukan pemanggilan iblis
dengan mengorbankan nyawa beberapa anak. Namun karena usaha kami mengganggunya,
priest itu tak berhasil mencapai tujuannya dan berhasil kubunuh. Itu bagus,
tapi akibat hal itu iblis yang dipanggil itu bebas karena kehilangan
pemanggilnya dan aku tak bisa membiarkannya begitu saja. Karena pada waktu itu anak-anak
terlalu takut untuk bertindak dan Cortina yang berada dibelakangku tak punya
pengetahuan dalam pertarungan jarak dekat —aku
tak punya pilihan selain bertarung melawannya.
Dengan beberapa
pertimbangan, aku menyuruh Cortina untuk melarikan diri —untuk membawa kembali rekan–rekan kami —dan aku akhirnya menghadapi iblis itu
sendirian. Dia juga paham situasinya dan bertindak cepat, mengatakan dia pasti
akan membawa bala bantuan. Tidak, sebenarnya aku yang menyuruhnya pergi. Dia
tak akan berdaya, dan akan sulit melarikan diri sambil membawa anak-anak. Hanya
ada sekitar 10 anak yang berhasil selamat.
Aku akhirnya
bisa mengalahkan iblis itu, tapi aku telah mematahkan tangan kiriku dan kaki
kananku, dan juga luka sayatan di dadaku. Melihat kondisiku saat itu, hanya
bisa bernafas merupakan keberuntungan yang bagus.
Menurut
pernyataan dewa itu, aku seharusnya kembali ke dunia ini lagi, tapi… suaraku
tak keluar dan seluruh anggota tubuhku juga tak bisa digerakkan.
……apa yang
terjadi!?
“Fugyaaaaaa!?”
Meskipun itu tak
bisa dimengerti, jeritan aneh seperti tangisan anak kucing bisa terdengar. Aku
bisa merasakan wajahku diseka oleh sesuatu yang hangat dan sesuatu yang lembut
yang ditekan dimulutku. Secara naluriah aku menghisapnya dan menelan sesuatu
yang manis darinya. Dan ketika perutku kenyang aku kembali tertidur.
Setelah beberapa
hari, Aku akhirnya bisa memahami apa yang terjadi. Aku… dilahirkan kembali
sebagai bayi; jalan rahasia yang dikatakan dewa. Dengan kata lain, karena
membangkitkan orang mati dianggap tabu, maka dilahirkan kembali sebagai bayi
bisa diterima ya. Aku ingin tahu itu…
Selain itu, ku
perhatikan pengelihatanku sudah mulai stabil….
“Selamat pagi
Nicole, kau bangun pagi hari ini.”
Aku terbangun
dan dengan cepat menyadari kalau wanita anggun, bersih, dan cantik yang
mengarahkan dadanya yang terbuka kearah mulutku –Maria. Ya, dia adalah mantan
rekanku yang dikenal sebagai seorang Saint. Dan orang yang dia panggil Nicole…
adalah aku. Ini berarti aku terlahir kembali sebagai seorang anak dari mantan
rekanku.
Sihir
reinkarnasi adalah teknik rahasia tingkat tinggi. Namun, dengan teknik ini, kau
tak dapat memastikan apakah teknik itu berhasil atau tidak; hanya orang
yang direinkarnasikan yang bisa
memastikan keberhasilannya. Selain itu, kau tak akan tahu dimana orang yang
direinkarnasikan itu akan bereinkarnasi. Bagaimamnapun juga, sihir ini adalah
jenis sihir yang punya kosekuensi yang halus. Singkatnya, bahkan Maria tak
menyadari kalau anaknya sendiri adalah reinkarnasi dari rekannya, Reid.
Itulah kenapa
dia bisa dengan mudahnya menekankan dadanya padaku. Jika Maria tahu kalau aku Reid,
besar kemungkinan dia tak akan melanjutkan tindakannya. Jika aku
mengacaukannya, dia mungkin akan mengirimku terbang dengan satu tamparan. Rasa
keadilannya sangat kuat.
Ada satu kejadian, dia pernah mengirimku dan Lyell
terbang dengan serangan sihirnya yang disebut “Divine Punishment” ketika kami
berdua mencoba mengintip —kupikir aku
benar-benar akan mati saat itu. Selain itu, Cortina langsung menghadang rute
pelarian kami, jadi kami dengan mudahnya tertangkap. Itu yang disebut dengan ketidaksopanan masa muda…
“Fugyouuuu.”
Aku mengeluarkan
erangan dan menolak makan.
Itu karena aku
belum punya cukup tenaga untuk mengerakkan leherku. Aku tak cukup punya
keberanian untuk menghisap dada mantan rekanku. Namun, tak peduli sudah berapa kali aku menghisapnya, aku masih
belum bisa mengatasinya. Terlebih lagi, aku takut identitas asliku akan
ketahuan. Kali ini mungkin aku akan mati jika hal itu sampai terjadi.
“Ah, aku ingin
tahu apakah perutmu baik-baik saja, Nicole? Kali ini kau minum sangat sedikit. Itu
membuatku jadi sedikit khawatir.”
Setelah
berenkarnasi menjadi bayi, aku tak menyusu dengan baik. Tidak, sejujurnya Maria
itu wanita yang sangat cantik, tapi, seperti perkiraanku, selama aku masih
punya kesadaran ini, hal itu hanya akan membuatku merasa malu setiap kali aku
menghisap dadanya.
Jika wanita ini
adalah orang lain yang sempurna, aku akan menghisap dadanya sambil berpura-pura
tak menyadarinya… Namun, aku kenal wanita ini.
Dia adalah
mantan rekanku yang berjuang dari kisis hidup dan mati bersama. Dan yang lainnya
adalah suaminya, Lyell. Dia adalah orang yang berjuang bersamaku, sainganku,
dan seorang pria yang mewujudkan “sosok pahlawan” dalam dongeng yang tak pernah
bisa kucapai. Bagaimana mungkin aku punya keberanian untuk menghisap dada
wanita yang merupakan mantan rekanku dan istri dari mantan rekanku yang lain?
Untuk alasan itulah aku mulai berhenti makan atas keinginanku sendiri.
Karena aku tak mau
menghisap dada Maria, itu hanya akan membawa banyak masalah padaku. Aku tahu
apa yang ku lakukan itu buruk, tapi aku tak boleh menyerah. Lagipula, Maria
berhasil mendukung hidupku dengan memberiku susu sapi hangat. Hari ini juga, dia
memberiku makan menggunakan kain katun yang direndam dalam air yang dia pegang
di mulutku. Lalu bayangan kaki Lyell muncul.
“Selamat pagi, Maria.
Dan juga untukmu, Nichole.”
Dia mengatakan
itu sambil memeluk Maria yang tengah memelukku, dan kemudian mereka saling
bertukar ciuman penuh mesra di pagi hari. Setelah itu, dia memberikan ciuman
yang sama –di pipiku. Itu benar-benar menjijikan.
“Fuaaaauuuu.”
“Ah, apa kau
marah? Mama ingin tau, apa Nicole tak menyukai papa?”
Maria bertanya.
“A-Apaaa?”
Tanpa berniat
buruk, Maria mengatakan kebenaran yang lumayan kejam saat aku menyatakan niatku
untuk menolak Lyell.
Sebenarnya, aku
memang tak menyukai Lyell. Bukannya aku tak merindukan posisi yang disebut
pahlawan. Sebaliknya, bisa dikatakan kalau aku punya kerinduan yang lebih kuat
daripada semua itu.
Dia adalah
seorang pendekar pedang yang kuat dan kekar yang merupakan perwakilan dari para
pahlawan.
Justru karena
aku mengagumi kekuatannya, jadi aku berusaha mencari kekuatan lebih. Namun aku
tak punya bakat. Tubuhku ramping dan tak banyak otot, alhasil setiap kali aku
memegang senjata berat aku selalu mengayun ke belakang.
Namun, aku tak
mau menyerah. Untuk mengimbanginya, aku menemukan cara bertarung yang tak
bergantung pada pedang, dan mengembangkan cara bertarungku sendiri dengan
mengandalkan kecerdikan dan akal.
Hasilnya : serangan mendadak yang bergantung pada tali baja dan perangkap, dan
teknik membunuh yang berfokus menghindari pertempuran secara langsung sebanyak
mungkin. Keadilan tanpa kekuatan tak lebih dari sebuah omong kosong. Aku
akhirnya punya kekuatan untuk menyelamatkan yang lemah. Dan aku tak pernah
kalah karena aku belajar sendiri cara bertarung yang sulit untuk diatasi.
Bagiku, Lyell merupakan perwujudan sosok
pahlawan ideal, yang membangkitkan semangatku yang sangat lemah. Dia adalah
rekanku yang bisa aku andalkan lebih dari orang lain, rekan yang aku rindukan
lebih dari orang lain, dan rekan yang kubenci lebih dari orang lain. Menerima
ciuman di pipi dari orang seperti itu, aku merasakan hawa dingin mengalir di
punggungku.
Menerima pukulan
emosional, dengan wajah sedih, Lyell pergi ke kebun untuk berlatih mengayunkan
perdang. Dari jendela, aku bisa melihat
rutinitas hariannya. Gerakannya kuat, selaras, dan tajam.
Pahlawan yang
aku impikan ada disana. Dalam kehidupanku sebelumnya, aku tak punya daya tahan
dan kekuatan sehingga aku tak bisa mengikuti cara bertarung yang sama
dengannya.
Tapi sekarang,
aku bisa merasakan sesuatu seperti sengatan listrik yang membuat tubuhku
gemetar.
Oh itu benar;
aku sekarang adalah anak Lyell dan Maria. Dengan kata lain, aku bisa mewarisi
kekuatan Lyell dan juga kemampuan sihir Maria. Kemungkinan aku yang sekarang
bisa menjadi seorang pendekar pedang. Keberadaan yang akan membimbingku ke
tujuan itu tepat berada didepan mataku.
Aku mungkin bisa
mengikuti jalan seorang pendekar pedang yang tak pernah bisa kucapai. Tidak,
jika aku mewarisi kemampuan sihir Maria, mungkin aku bisa menjadi seorang
pendekar sihir.
“Nyaauu!”
Sambil mengungkapkan
ekspresi kegembiraanku, aku mengangkat kedua tanganku. Meskipun kekuatanku saat
ini terlalu lemah dan aku nyaris tak bisa mengembalikan lenganku di depan
wajahku.
“Hei, Nicole…? Mama ingin tau apa kau suka
melihat teknik pedang papamu. Kau sebenarnya ingin dimanja olehnya, ’kan?”
Salah
mengartikan sikapku, Maria menusuk pipiku. Ngomong-ngomong, dia ini tipe orang
yang sering salah paham.
« Sebelumnya |
List Chapter | Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar