Chapter 178 – Teman Yang Penuh Perhatian
“Sekarang kau mengerti kalau itu bukan hanya
karena perbedaan level diantara kita. Jadi,
sampai jumpa, aku pergi.” (Rarashik)
Setelah mengucapkan kata-kata itu. Dia
meninggalkan Shublarz yang kalah dalam pertarungan tanpa berkata yang lainnya.
“Fufu, sungguh menyedihkan~, meskipun
penampilannya tampak seperti seorang peneliti muda yang mungil, gerakannya
adalah gerakan alami dari seorang prajurit. Sungguh teladan yang buruk~” (Shublarz)
Dengan pikiran seperti itu dalam
benaknya, Shublarz melihat punggung Rarashik yang mulai menjauh di kejauhan,
dan mengangkat bahunya tanpa daya.
“Baiklah, aku yakin kita juga harus
segera pergi. Kita harus melaporkan ini pada Yang Mulia~” (Shublarz)
Mungkin karena dia kalah dalam
pertarungan, Shublarz memiliki ekspresi suram berpikir apakah dia masih bisa
mempertahankan harga dirinya.
“A-Ah, T-Tolong tunggu sebentar!”
(Muir)
Muir mengangkat suaranya pada kelompok
Shublarz yang sedang bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu.
“Mungkinkan ada yang bisa kami bantu?”
(Shublarz)
“Ah, um… ini tentang... Io-chan.”
(Muir)
“Eh?
Ionis?” (Shublarz)
Shublarz mengalihkan perhatiannya pada
Ionis sebagai tanggapan atas perkataan Muir.
“Ah, sekarang kau sudah mengatakannya. Err... kau adalah atasan yang bertanggung jawab atas
anak itu, ‘kan?” (Arnold)
Arnold bergabung dalam percakapan
mereka.
“Y-Ya, ya itu aku, apakah ada sesuatu
yang salah?” (Shublarz)
Arnold
mulai menjelaskan kepada Shublarz kalau Hiiro bisa menyembuhkan bekas luka bakar
yang ada di wajah Ionis.
“Eh? Hiiro-kun
bisa memulihkan kembali bekas luka lama menjadi seperti sedia kala?” (Shublarz)
Meskipun Shublarz telah menyaksikan
kejadian, diamana luka Demond Lord Eveam yang disembuhkan Hiiro sebelumnya, dia
berpikir bahwa Hiiro hanya mampu menyembuhkan luka yang terjadi saat ini.
Namun, dia secara sepihak menilai
bahwa kekuatan Hiiro tidak akan ada pengaruhnya pada luka yang terjadi di masa
lalu, atau lebih tepatnya, tak akan berperngaruh pada bekas luka atau sebuah penyakit
seumur hidup.
“Yah... aku pikir dia mungkin bisa
melakukannya? Memintanya secara pribadi mungkin akan lebih meyakinkannya.” (Arnold)
“.....hee, meskipun aku mendengarnya
dari Yang Mulia, kau benar-benar menaruh banyak kepercayaan padanya~”
(Shublarz)
Matanya tampak berkaca-kaca; Shublarz tampaknya
telah menemukan sesuatu yang menarik.
“K-Kau mungkin akan mengatakannya seperti
itu. Mengesampingkan sifat manusianya, aku percaya pada
kekuatannya atau mungkin aku harus bilang kalau aku dipaksa untuk menempatkan
kepercayaanku padanya...” (Arnold)
Pipi Arnold sedikit kaku ketika dia
mengucapkan kata-kata itu.
Tentu saja, orang yang melihat sendiri sihir Hiiro akan
dibuat untuk mempercayainya terhadap keingin tahuan mereka..... untuk seorang
dengan eksistensi yang tak biasa
“Fufufu, selain itu, bisakah Hiiro
benar-benar menyembuhkan bekas luka di wajah Ionis?” (Shublarz)
“Aku tidak yakin tentang itu tapi....”
(Arnold)
“Hey.”
(Hiiro)
“Eh?
Uwa-! Hiroooooooooooo!?” (Arnold)
Tidak mengherankan Arnold akan
terkejut. Karena Hiiro, orang yang dibicarakannya tiba-tiba berada di
dekatnya.
“Kk-kenapa kau ada di sini?” (Arnold)
“Haa? Aku mendengar
kalian menyebut namaku, itulah kenapa aku datang ke sini.” (Hiiro)
“Eh? Kami
memanggilmu…” (Arnold)
Kemudian, Silva yang berada di
belakang Hiiro, mencocokkan matanya dengan Hiiro dan tersenyum samar; dia memahami
niat mereka,
“AH! Benar!
Ya, itu benar! Jadi soal
kenyataan ini, kami memiliki sebuah permintaan untukmu!” (Arnold)
“Permintaan? Di tempat
seperti ini dan di waktu seperti sekarang?” (Hiiro)
Hiiro menatap Arnold dengan ragu
sambil menyilangkan kedua tangannya.
“H-Hiiro!”
(Muir)
Pada saat itu, Muir memanggil Hiiro.
“Hm? Apa Chibi?
Jangan bilang itu adalah sesuatu yang dimana kau juga ikut
terlibat di dalamnya?” (Hiiro)
“Eh,
uhm, err…” (Muir)
Saat dia menatap mata Hiiro, untuk
beberapa alasan, wajahnya memerah dan mengarahkan pandangannya ke bawah. Meskipun dia
gelisah, tiba-tiba Muir mendongak.
“T-Tolong pulihkan wajah Io-chan!”
(Muir)
“……..ha?”
(Hiiro)
Walau Hiiro tiba-tiba ditanya, dia tidak
yakin apa yang diinginkan Muir.
Akan tetapi setelah mendengarkan ceritanya, tampaknya
Muir ingin Hiiro untuk menyembuhkan bekas luka
bakar.
“Aku mengerti, itulah kenapa kau
memanggilku.” (Hiiro)
“U-um… bisakah Hiiro-san memulihkannya?”
(Muir)
“Apa aku memiliki kewajiban untuk
melakukan sesuatu seperti itu?” (Hiiro)
Karena itu adalah sebuah respon
seperti yang diharapkan Muir, dia mulai mendesah.
“Hei Hiiro, kapan-kapan kau harus
mempertimbangkan untuk membantu orang lain tanpa meminta kompensasi....”
(Arnold)
“Diam kau setengah mayat! Apa aku
terlihat seperti seseorang yang akan melakukan sesuatu seperti itu?” (Hiiro)
“Gu... baiklah, baik aku mengerti...
hei siapa yang kau panggil setengah mayat!” (Arnold)
Mengabaikan protes Arnold, Hiiro
melihat Muir.
“Hei Chibi, kau tahu kalau Yo-Yo
adalah musuhmu, ‘kan?” (Hiiro)
“Eh?
Yo-Yo?” (Muir)
Tidak hanya Muir, tetapi juga Ionis
menjulurkan lehernya dengan ekspresi bingung. Karena
terlalu merepotkan untuk mengingat nama Ionis, Hiiro menggunakan tipe senjata
miliknya 《KaiJin》, yang menyerupai mainan yo-yo di
dunia aslinya. Jadi dia mengunakan itu sebagai nama panggilan untuk Ionis.
“Yo-Yo….”
(Ionis)
Ionis melihat senjata miliknya 《KaiJin》 yang dia pegang di tangannya.
“Mengesampingkan mainan itu. Jawab aku
Chibi, dia adalah musuh, bukan?” (Hiiro)
"Ah, Y....... ya, tapi dia seorang
teman." (Muir)
“Muir……”
(Ionis)
Meskipun, wajahnya tak menunjukkan
ekspresi apapun, dia sepertinya sangat terharu dan menatap Muir sambil
menggumamkan sesuatu.
(Seorang teman....) (Ionis)
Muir tampaknya gadis yang manis namun naif. Tapi dengan
melihat wajahnya, perasaannya yang sebenarnya bisa dipahami. Ionis kemudian menatap Muir dengan ekspresi jujur.
Hiiro mengalihkan pandangannya untuk
melihat Ionis. Dia mungkin malu ketika Hiiro melihat ke arahnya dan mencoba
menyembunyikan matanya menggunakan rambutnya.
“Menyenangkan, bukan? Aku rasa tidak
ada yang perlu dikhawatirkan.” (Hiiro)
“Eh?”
(Ionis)
Meskipun dia tidak yakin apa yang dimaksud
Hiiro, sesuatu mencengkram hatinya.
“Yah, kurasa gadis-gadis memang selalu
mengkhawatirkan tentang hal itu.” (Hiiro)
Ionis mengalihkan tatapannya dan
memandang ke arah Muir.
“Bukan sebagai tanggung jawab, atau
kepentingan pribadi, atau imbalan.
Kau ingin aku membantunya sebagai teman kan?” (Hiiro)
“Ya!” (Muir)
Seolah-olah dia adalah seorang master
yang memandang rendah seorang murid, dia menyilangkan tangannya dan menghela nafasnya.
“Bagaimanapun juga, kau tahu kan kalau
aku bukanlah orang yang akan melakukan sesuatu tanpa kompensasi semacam itu?”
(Hiiro)
“eh,
ah, ya….” (Muir)
Ketika Muir hendak menyerah, dia
melihat ke arah Arnold untuk mendapatkan jawaban, lalu Hiiro berkata,
“Kalau begitu, kali ini, kau harus
menyiapkan sesuatu yang lezat untukku makan.” (Hiiro)
“……Eh?”
(Muir)
Mulutnya terbuka karena terkejut
karena respons Hiiro.
“Dari apa yang aku dengar dari
Aoi-ribbon, kaulah yang mengajari si pak tua itu cara memasak, ‘kan?” (Hiiro)
“Y-Ya.” (Muir)
“Jadi, buatkan aku sebuah masakan yang
bisa membuatku puas.
Itu adalah bayarannya.” (Hiiro)
Dia sedikit terkejut oleh respon Hiiro,
tetapi pada akhirnya dia kembali seperti sedia kala dan berkata,
“Y, -ya! Aku akan
melakukan yang terbaik untuk melayanimu!” (Muir)
Dia menjawab dengan senyuman yang
terlihat di wajahnya.
“Oi-oi, Muir... kau tak memikirkan
sesuatu yang lain kan...?” (Arnold)
Tidak ada yang mendengar Arnold ketika
dia bergumam Tsukommi (menyindir). Ketika
dia melihat senyum lebar Hiiro, meninju wajahnya adalah bentuk penghakiman
ilahi, tapi dia menyimpan pikiran itu dan tindakan untuk dirinya sendiri.
“Jadi ayo cepat lakukan itu.” (Hiiro)
Hiiro memusatkan sihirnya ke jarinya. Sejumlah
besar sihir difokuskan pada ujung jarinya; itu
sangat besar sehingga membuat kelompok Shubluarz menjadi ketakutan.
Kemudian dia menulis sebuah kata 『復元 | Restore』 dan
mengarahkannya ke arah Ionis.
“Ah…”
(Ionis)
Ketika Hiiro mendekati Ionis, dia
mundur dalam ketakutan, tetapi Muir memeluk lengannya dan berkata dengan suara
lembut.
"Jangan khawatir. Percayalah
pada Hiiro-san” (Hiiro)
“Muir….”
(Ionis)
Entah karena dia merasa tak nyaman
atau karena dia tak ingin Hiiro melihat bekas lukanya yang terbakar yang ada
diwajahnya, dia langsung memalingkan wajahnya.
Ketika Hiiro melihat sesuatu seperti
itu, dia menghela nafas dan berkata,
“Hei, Yo-yo, ulurkan tanganmu.”
(Hiiro)
“Eh?
Ah……”(Ionis)
Tanpa banyak peringatan, Hiiro dengan
cepat menggenggam tangannya.
Meskipun Hiiro adalah seorang Pahlawan negara, berpegangan
tangan dengan seorang lelaki untuk pertama kalinya menyebabkan jantung Ionis
berdetak lebih cepat. (TL/N
: Cieee... Pasti akibat efek tittle Hiiro nih :v)
“Jangan terlalu tegang.” (Hiiro)
Meskipun Hiiro mengatakan sesuatu
seperti itu, hatinya hanya berdetak lebih cepat. Tapi pada
saat itu, Ionis merasakan sesuatu yang hangat mennyebar dari pusat tubuhnya.
“Ah…”
(Ionis)
Itu mungkin berasal dari pertempuran
sebelumnya, tapi sesuatu yang hangat mulai menyebar dari tangan dinginnya.
“...Ini hangat...” (Ionis)
Tanpa disadarinya, kata-kata itu
keluar dari mulutnya.
Ketika dia mulai menyadarinya, ketakutan yang dia
rasakan sebelumnya lenyap seperti hal itu hanyalah sebuah kebohongan.
Dia merasa seperti berdiri di bawah
sinar matahari saat musim semi.
Segera, dia mengerti kalau perasaan ini disebabkan oleh
sihir Hiiro yang mengalir melalui tangannya.
(Kenapa? Kenapa kekuatan sihir orang
ini begitu hangat........ bahkan terasa nyaman......) (Ionis)
Tanpa sadar dia mengangkat wajahnya
dan menutup matanya dengan ekspresi tenang di wajahnya.
Kemudian, dia merasakan sesuatu yang
hangat menyentuh dahinya.
Dan kemudian, dia merasa tubuhnya menjadi panas.
Itu sangat panas di antara keningnya.
sebenarnya, itu tidak terlalu panas. Bagian-bagian
yang kurang panas secara perlahan menjadi lebih dingin; dan rasa nyeri di sekitar matanya berangsur berkurang.
Tidak peduli berapa lama waktu
berlalu. Satu menit, satu jam perasaan aneh masih bisa dirasakannya.
Lalu, dia mendengar suara di
telinganya.
“Sudah selesai.” (Hiiro)
Dia secara perlahan mulai membuka
matanya.
« Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar