Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Jumat, 01 Juni 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 147 - Bahasa Indonesia


Chapter 147 - Misi Hiiro

Mendengar nama mantan Raja Iblis itu, sekali lagi Taishi sadar, mereka dalam sesuatu yang tak masuk akal.
Sebelumnya mereka sudah mendengar desas desus mantan Raja Iblis dari Rudoph, Raja [Victorias].
Dia punya kepribadian kejam dan tidak manusiawi yang tak ada bandingnya, hanya mendengar kata-kata itu saja sudah membuat mereka bergidik. Meskipun mereka tak pernah berpikir kalau dia hanya seorang anak kecil, tapi semua keraguan mereka hilang saat melihat ekpresi Teckil.
Karena alasan ini, rasa takut yang mereka rasakan sebelumnya tak berhenti. Saat ini, nyawa Taishi dan yang lainnya berada di telapak tangannya. Avoros bisa dengan mudah membunuh mereka kapan saja.
Chika gemetaran dan wajahnya menjadi pucat. Berpikir bagaimana itu bisa terjadi, Taishi menutup matanya dan mengertakkan giginya. Gigi membuat suara gemerincing saat menggiling. Taishi sadar dirinya gemetaran.
"Yah jadi, ceritanya selesai, aku akhirnya  bisa turun ke acara utama." (Avoros)
Anak laki-laki itu, yang merupakan sumber ketakutan mereka, berbicara…
"Meskipun kalian memiliki peran untuk dimainkan, aku akan mengurung Teckil-kun untuk sementara waktu." (Avoros)
Teckil tidak bisa mengubah ekspresinya tuk mengatakan dia mengharapkan hasil seperti itu. Tidak, dia sudah memutuskan untuk mati di gua itu. Tapi dia meragukan apakah semuanya akan berakhir hanya dengan sebuah kurungan.
Dan selanjutnya giliran Taishi dan Chika.
"Untuk kalian berdua hmm...... Kamu." (Avoros)
Dan dia menunjuk ke arah……Chika.
“……Eh?” (Chika)
“Benar, kau. Tampaknya kau bisa jadi wadah dengan bagus." (Avoros)
"Eh...... wadah?" (Chika)
Chika tercengang, tak mengetahui apa yang terjadi. Taishi pun sama, tak  bisa memahami kata-kata yang dikatakan Avoros, dia menegang.
Kemudian, Avoros mengarahkan jarinya ke salah satu dari empat batu cahaya sebelumnya.
"Aku ingin kau masuk kesana." (Avoros)
"Ap, Apa yang terjadi!" (Taishi)
Pada saat itu, sebuah benturan menyerang tengkuk leher Taishi.
"Ya, kau harus diam sebentar." (Avoros)
Ketika dia menoleh untuk melihat, di sana berdiri, Avoros, yang seharusnya berada di depannya. Lalu, Avoros meraih tangan Chika dan menariknya.
“Ta, Taishi! Le-lepaskan aku!'' (Chika)
Pada saat itu, Taishi melihatnya. Dari Avoros keluar sihir kegelapan pekat dan sihir itu mulai mengalir ke arah Chika.
"Men.....jauh...lah!" (Chika)
Mata Chika menjadi hampa, dan dia mulai kehilangan tenaganya layaknya boneka yang memotong talinya.
"Chi... ka....."
Dengan putus asa mencoba membuka matanya, Taishi mengulurkan tangannya ke arah Chika. Namun, Chika ditarik pergi tanpa perasaan oleh Avoros dan kemudian mereka mendekati batu biru itu.
Sihir kegelapan yang di lihat Taishi menutupi tubuh Chika, menggenggamnya  dan membuatnya melayang di udara dan berhenti di depan batu biru itu.
Secara perlahan tubuhnya tersedot kedalam batu berwarna biru...
"Tai.. shi..." (Chika)
Taishi tau kalau dia memanggil namanya, tetapi pada saat yang sama kesadarannya memudar.
––––––––––––––––––––––
“Hei, aku merasa Lenion-sama tak akan sadar dalam waktu dekat.” (Prajurit 1)
“Nh? Ya, setelah semuanya,  dia dikalahkan oleh Ornoth dari Cruel.” (Prajurit 2)
Yang berbicara adalah para prajurit dari Gabranth. Mereka berjaga di jembatan, apabila sesuatu yang tak normal terjadi.
Kemarin malam, pangeran dibawa oleh Barid Three Beastwarriors. Dia kehilangan kesadarannya dan tubuhnya sangat lemah.
Para prajurit yang melihat kejadian itu tak bisa mempercayainya. Lenion tidak kalah kuat dari salah satu dari Three Warriors. Lenion yang saat itu sudah babak belur, tidak akan bisa diselamatkan jika ketiga prajurit itu tak membantunya tepat waktu.
Setelah semua, Raja Iblis dan Cruel, yang tidak seharusnya ada di sana, tiba-tiba muncul, yang menyebabkan kepanikan semua prajurit. Kekuatan mereka cocok dengan rumor mereka, para prajurit Gabranth dan Humas ditekan dalam sekejap mata.
Ketika terjadi perubahan keadaan mendadak, berlindung dan mengatur ulang formasi menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Para tentara mendengar Lenion dibawa ke Mutich Bridge untuk memulihkan dirinya.

Kekuatan yang ada disini cukup untuk berlindung dan tim medis yang unggul.
Tapi banyak waktu telah berlalu sejak itu dan para prajurit khawatir tentang Lenion, yang belum sadarkan diri. Meskipun ia punya mulut dan sikap yang buruk, dalam situasi saat ini tanpa raja dan pangeran pertama Leglas, keberadaannya menjadi bagian paling penting.
Jika dia tetap berada di garis depan, itu akan mempengaruhi moral pasukan. Itu sebabnya fakta Lenion dikalahkan hanya diberitahukan pada prajurit tertentu.
"Kembali dengan cepat." (Prajurit 1)
"Betul. Meskipun dia seperti itu, tetapi selama perang ini, dia adalah salah satu yang bisa kita andalkan.” (Prajurit 2)
Para prajurit mulai tertawa,
“Dan di jembatan ini ada banyak perlindungan.” (Prajurit 1)
“Yah, ya,aku tidak berpikir 'Evila' akan datang menyerang kita dalam situasi seperti ini.” (Prajurit 2)
"Benar. Bahkan jika mereka datang, mereka akan menghadapi potensi perang di sini.”(Prajurit 1)
Para prajurit mulai tertawa sekali lagi dan segera seorang prajurit beastman datang berlarian. Sepertinya dia sedang terburu-buru karena dia terengah-engah.
“O, Oi. Apa yang terjadi? '' (Prajurit 1 & 2)
Prajurit itu bertanya kepada prajurit pria yang terengah-engah sambil menopang tubuhnya, dengan tangan di lututnya.  Mengerti bahwa dia terburu-buru.
"Fuu~, Akhirnya?" (Prajurit pria)
Ketika tentara pria mengangkat wajahnya, dua prajurit lainnya,
“A,Aa” (Prajurit 1)
"Apa yang terjadi? Ah, apakah Lenion-sama bangun.” (Prajurit 2)
Prajurit itu menggelengkan kepalanya.
“Tidak, bukan itu.” (Laki-laki)
“Nh? Jadi kenapa kau terburu-buru?” (Prajurit 1)
"Itu benar. Nh? Ngomong ngomong, aku belum pernah melihatmu di sini? Apakah kau orang dalam kelompok pertahanan?” (Prajurit 2)
Bibir lelaki itu melengkung membentuk senyuman,
“Tidak, bukannya pertahanan...... harusnya kehancuran......?”(Laki-laki)
“…… Ha? Apa yang kau katakan……!?” (Prajurit 1)
Slash!
Pada saat itu, prajurit itu ditebas oleh orang itu, jatuh berlutut ketika dia kehilangan kesadarannya.
"Ap, Apa yang kau!?" (Prajurit 2)
Prajurit yang lain berbicara sambil membuat persiapan, tetapi pria itu menghunus pedangnya ke arahnya.
"Lambat." (laki-laki)
Dalam sekejap mata ia menutupi jarak di antara mereka dan,
Slash!
Tubuhnya tertebas. Tapi bukannya merasa sakit karena dipotong, seolah otaknya tersentak, tubuhnya berhenti meresponnya. Selama kesadarannya yang hampir memudar, dia melihat dengan baik wajah pria itu.
(Itu benar-benar bukan wajah yang pernah ku lihat. Dia mengenakan baju besi dan juga mengenakan kacamata. Tetapi keahlian pedangnya tidak bisa dikatakan lebih rendah dari orang-orang kuat itu.) (Prajurit 2)
"U...... a......" (prajurit 2)
 Sambil melihat ke arah prajurit, pria itu berbicara.
 "Tidur. Pada saat kau bangun, semuanya akan selesai, mungkin." (Seorang pengamat yang tidak bersalah)
Hiiro menggunakan efek spesial dari “Severing Sword - Slasher”, dengan menggunakan sihir ini, ia dapat membuat orang yang tertebas olehnya kehilangan kesadarannya seperti halnya yang dialami kedua prajurit itu.
Tempat itu masih jauh dari Mutich Bridge. Ada perbukitan kecil di daerah itu, yang bisa dianggap sebagai tempat terbaik untuk berpatroli.
(Jadi mereka menunggu di jembatan seperti yang diharapkan) (Hiiro)
Di jembatan, sejumlah besar tentara telah ditempatkan. Biasanya, tak sulit untuk menghancurkan jembatan secara keseluruhan. Tapi dia diminta oleh Eveam untuk,
"Kau bisa meminimalisir kerusakannya, ‘kan?" (Eveam)
Hiiro menyadari bahwa dia telah diberi beban untuk tidak melukai musuh-musuhnya bahkan hanya goresan. Biasanya, itu adalah sesuatu yang sangat bodoh yang patut ditertawakan.
"Menurutku,  Hiiro dapat melakukannya jadi aku  bertanya padamu tentang itu... bisakah kau melakukannya?" (Eveam)
 Jika ditanya seperti itu, itu benar-benar sulit untuk menyangkal.
(Ya ampun, aku menerima permintaan yang benar-benar merepotkan. Tapi oh well……) (Hiiro)
“Saat kau kembli nanti, meskipun itu sulit, aku akan meminta Musun membuatkan makanan untukmu setiap hari.”
Dia tidak punya pilihan selain menerimanya setelah dia mengatakan hal semacam itu. Makanan yang dibuat oleh kepala koki [Demon City. Xaos], Musun, cukup istimewa. Dia berpikir jika dia bisa makan hidangan seperti itu lagi, dia bersedia melakukan sedikit pekerjaan yang merepotkan.
"Kalau begitu, sekarang apa yang harus ku lakukan......" (Hiiro)
Hiiro sekali lagi mengamati jembatan. Jembatan itu lebih kecil dari jembatan lainnya. Dan juga sangat kecil. Namun, jembatan lain lebih panjang. Dari pandangan itu, jembatan itu kira-kira sepanjang 2 kilometer.
Lebarnya sedikit lebih dari 10 meter, tapi sepertinya tidak terlalu kuat.
(Bagiku, tak peduli seberapa kuatnya itu) (Hiiro)
Sambil berpikir begitu, dia menutup matanya dan mulai membentuk rencana. Setelah berpikir sejenak,
"Kalau begitu, ini yang akan ku lakukan untuk saat ini, meskipun ini akan sangat mencolok, tapi itu juga  bisa menahan mereka....." (Hiiro)
Dia mulai mengumpulkan sihir di jari telunjuk dari kedua tangannya. Saat dia selesai menulis, dia mengaktifkan karakter 『転 移』| Transferyang telah dia persiapkan sebelumnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar