Chapter 147 - Misi Hiiro
Mendengar nama
mantan Raja Iblis itu, sekali lagi Taishi sadar, mereka dalam sesuatu yang tak
masuk akal.
Dia punya
kepribadian kejam dan tidak manusiawi yang tak ada bandingnya, hanya mendengar
kata-kata itu saja sudah membuat mereka bergidik. Meskipun mereka tak pernah
berpikir kalau dia hanya seorang anak kecil, tapi semua keraguan mereka hilang
saat melihat ekpresi Teckil.
Karena alasan ini,
rasa takut yang mereka rasakan sebelumnya tak berhenti. Saat ini, nyawa Taishi
dan yang lainnya berada di telapak tangannya. Avoros bisa dengan mudah membunuh
mereka kapan saja.
Chika gemetaran
dan wajahnya menjadi pucat. Berpikir bagaimana itu bisa terjadi, Taishi menutup
matanya dan mengertakkan giginya. Gigi membuat suara gemerincing saat
menggiling. Taishi sadar dirinya gemetaran.
"Yah jadi,
ceritanya selesai, aku akhirnya bisa
turun ke acara utama." (Avoros)
Anak laki-laki
itu, yang merupakan sumber ketakutan mereka, berbicara…
"Meskipun
kalian memiliki peran untuk dimainkan, aku akan mengurung Teckil-kun untuk
sementara waktu." (Avoros)
Teckil tidak bisa
mengubah ekspresinya tuk mengatakan dia mengharapkan hasil seperti itu. Tidak,
dia sudah memutuskan untuk mati di gua itu. Tapi dia meragukan apakah semuanya
akan berakhir hanya dengan sebuah kurungan.
Dan selanjutnya
giliran Taishi dan Chika.
"Untuk kalian
berdua hmm...... Kamu." (Avoros)
Dan dia menunjuk
ke arah……Chika.
“……Eh?” (Chika)
“Benar, kau. Tampaknya
kau bisa jadi wadah dengan bagus." (Avoros)
"Eh......
wadah?" (Chika)
Chika tercengang,
tak mengetahui apa yang terjadi. Taishi pun sama, tak bisa memahami kata-kata yang dikatakan Avoros,
dia menegang.
Kemudian, Avoros
mengarahkan jarinya ke salah satu dari empat batu cahaya sebelumnya.
"Aku ingin
kau masuk kesana." (Avoros)
"Ap, Apa
yang terjadi!" (Taishi)
Pada saat itu, sebuah
benturan menyerang tengkuk leher Taishi.
"Ya, kau harus
diam sebentar." (Avoros)
Ketika dia
menoleh untuk melihat, di sana berdiri, Avoros, yang seharusnya berada di
depannya. Lalu, Avoros meraih tangan Chika dan menariknya.
“Ta, Taishi!
Le-lepaskan aku!'' (Chika)
Pada saat itu, Taishi
melihatnya. Dari Avoros keluar sihir kegelapan pekat dan sihir itu mulai
mengalir ke arah Chika.
"Men.....jauh...lah!"
(Chika)
Mata Chika
menjadi hampa, dan dia mulai kehilangan tenaganya layaknya boneka yang memotong
talinya.
"Chi...
ka....."
Dengan putus asa
mencoba membuka matanya, Taishi mengulurkan tangannya ke arah Chika. Namun,
Chika ditarik pergi tanpa perasaan oleh Avoros dan kemudian mereka mendekati
batu biru itu.
Sihir kegelapan yang
di lihat Taishi menutupi tubuh Chika, menggenggamnya dan membuatnya melayang di udara dan berhenti
di depan batu biru itu.
Secara perlahan
tubuhnya tersedot kedalam batu berwarna biru...
"Tai..
shi..." (Chika)
Taishi tau kalau
dia memanggil namanya, tetapi pada saat yang sama kesadarannya memudar.
––––––––––––––––––––––
“Hei, aku merasa
Lenion-sama tak akan sadar dalam waktu dekat.” (Prajurit 1)
“Nh? Ya, setelah
semuanya, dia dikalahkan oleh Ornoth
dari 《Cruel》.” (Prajurit 2)
Yang berbicara
adalah para prajurit dari Gabranth.
Mereka berjaga di jembatan, apabila sesuatu yang tak normal terjadi.
Kemarin malam,
pangeran dibawa oleh Barid 《Three
Beastwarriors》. Dia kehilangan
kesadarannya dan tubuhnya sangat lemah.
Para prajurit
yang melihat kejadian itu tak bisa mempercayainya. Lenion tidak kalah kuat dari
salah satu dari Three Warriors. Lenion yang saat itu sudah babak belur, tidak
akan bisa diselamatkan jika ketiga prajurit itu tak membantunya tepat waktu.
Setelah semua, Raja
Iblis dan Cruel, yang tidak seharusnya ada di sana, tiba-tiba muncul, yang
menyebabkan kepanikan semua prajurit. Kekuatan mereka cocok dengan rumor mereka,
para prajurit Gabranth dan Humas ditekan dalam sekejap mata.
Ketika terjadi
perubahan keadaan mendadak, berlindung dan mengatur ulang formasi menjadi hal
yang tidak dapat dihindari. Para tentara mendengar Lenion dibawa ke 【Mutich Bridge】 untuk memulihkan
dirinya.
Kekuatan yang ada
disini cukup untuk berlindung dan tim medis yang unggul.
Tapi banyak waktu
telah berlalu sejak itu dan para prajurit khawatir tentang Lenion, yang belum sadarkan
diri. Meskipun ia punya mulut dan sikap yang buruk, dalam situasi saat ini
tanpa raja dan pangeran pertama Leglas, keberadaannya menjadi bagian paling
penting.
Jika dia tetap
berada di garis depan, itu akan mempengaruhi moral pasukan. Itu sebabnya fakta
Lenion dikalahkan hanya diberitahukan pada prajurit tertentu.
"Kembali
dengan cepat." (Prajurit 1)
"Betul.
Meskipun dia seperti itu, tetapi selama perang ini, dia adalah salah satu yang
bisa kita andalkan.” (Prajurit 2)
Para prajurit
mulai tertawa,
“Dan di jembatan
ini ada banyak perlindungan.” (Prajurit 1)
“Yah, ya,aku tidak
berpikir 'Evila' akan datang menyerang kita dalam situasi seperti ini.”
(Prajurit 2)
"Benar.
Bahkan jika mereka datang, mereka akan menghadapi potensi perang di
sini.”(Prajurit 1)
Para prajurit
mulai tertawa sekali lagi dan segera seorang prajurit beastman datang
berlarian. Sepertinya dia sedang terburu-buru karena dia terengah-engah.
“O, Oi. Apa yang
terjadi? '' (Prajurit 1 & 2)
Prajurit itu
bertanya kepada prajurit pria yang terengah-engah sambil menopang tubuhnya,
dengan tangan di lututnya. Mengerti
bahwa dia terburu-buru.
"Fuu~,
Akhirnya?" (Prajurit pria)
Ketika tentara
pria mengangkat wajahnya, dua prajurit lainnya,
“A,Aa” (Prajurit
1)
"Apa yang
terjadi? Ah, apakah Lenion-sama bangun.” (Prajurit 2)
Prajurit itu
menggelengkan kepalanya.
“Tidak, bukan
itu.” (Laki-laki)
“Nh? Jadi kenapa
kau terburu-buru?” (Prajurit 1)
"Itu benar.
Nh? Ngomong ngomong, aku belum pernah melihatmu di sini? Apakah kau orang dalam
kelompok pertahanan?” (Prajurit 2)
Bibir lelaki itu
melengkung membentuk senyuman,
“Tidak, bukannya pertahanan......
harusnya kehancuran......?”(Laki-laki)
“…… Ha? Apa yang
kau katakan……!?” (Prajurit 1)
Slash!
Pada saat itu,
prajurit itu ditebas oleh orang itu, jatuh berlutut ketika dia kehilangan
kesadarannya.
"Ap, Apa
yang kau!?" (Prajurit 2)
Prajurit yang
lain berbicara sambil membuat persiapan, tetapi pria itu menghunus pedangnya ke
arahnya.
"Lambat."
(laki-laki)
Dalam sekejap
mata ia menutupi jarak di antara mereka dan,
Slash!
Tubuhnya tertebas.
Tapi bukannya merasa sakit karena dipotong, seolah otaknya tersentak, tubuhnya
berhenti meresponnya. Selama kesadarannya yang hampir memudar, dia melihat
dengan baik wajah pria itu.
(Itu benar-benar
bukan wajah yang pernah ku lihat. Dia mengenakan baju besi dan juga mengenakan kacamata.
Tetapi keahlian pedangnya tidak bisa dikatakan lebih rendah dari orang-orang
kuat itu.) (Prajurit 2)
"U...... a......"
(prajurit 2)
Sambil melihat ke arah prajurit, pria itu
berbicara.
"Tidur. Pada saat kau bangun, semuanya
akan selesai, mungkin." (Seorang pengamat yang tidak bersalah)
Hiiro menggunakan
efek spesial dari “Severing Sword -
Slasher”, dengan menggunakan sihir ini, ia dapat membuat orang yang
tertebas olehnya kehilangan kesadarannya seperti halnya yang dialami kedua
prajurit itu.
Tempat itu masih
jauh dari 【Mutich Bridge】. Ada perbukitan
kecil di daerah itu, yang bisa dianggap sebagai tempat terbaik untuk
berpatroli.
(Jadi mereka
menunggu di jembatan seperti yang diharapkan) (Hiiro)
Di jembatan,
sejumlah besar tentara telah ditempatkan. Biasanya, tak sulit untuk
menghancurkan jembatan secara keseluruhan. Tapi dia diminta oleh Eveam untuk,
"Kau bisa
meminimalisir kerusakannya, ‘kan?" (Eveam)
Hiiro menyadari
bahwa dia telah diberi beban untuk tidak melukai musuh-musuhnya bahkan hanya
goresan. Biasanya, itu adalah sesuatu yang sangat bodoh yang patut
ditertawakan.
"Menurutku, Hiiro dapat melakukannya jadi aku bertanya padamu tentang itu... bisakah kau
melakukannya?" (Eveam)
Jika ditanya seperti itu, itu benar-benar
sulit untuk menyangkal.
(Ya ampun, aku
menerima permintaan yang benar-benar merepotkan. Tapi oh well……) (Hiiro)
“Saat kau kembli
nanti, meskipun itu sulit, aku akan meminta Musun membuatkan makanan untukmu
setiap hari.”
Dia tidak punya
pilihan selain menerimanya setelah dia mengatakan hal semacam itu. Makanan yang
dibuat oleh kepala koki [Demon City. Xaos], Musun, cukup istimewa. Dia berpikir
jika dia bisa makan hidangan seperti itu lagi, dia bersedia melakukan sedikit
pekerjaan yang merepotkan.
"Kalau begitu,
sekarang apa yang harus ku lakukan......" (Hiiro)
Hiiro sekali lagi
mengamati jembatan. Jembatan itu lebih kecil dari jembatan lainnya. Dan juga
sangat kecil. Namun, jembatan lain lebih panjang. Dari pandangan itu, jembatan itu
kira-kira sepanjang 2 kilometer.
Lebarnya sedikit
lebih dari 10 meter, tapi sepertinya tidak terlalu kuat.
(Bagiku, tak
peduli seberapa kuatnya itu) (Hiiro)
Sambil berpikir
begitu, dia menutup matanya dan mulai membentuk rencana. Setelah berpikir
sejenak,
"Kalau
begitu, ini yang akan ku lakukan untuk saat ini, meskipun ini akan sangat
mencolok, tapi itu juga bisa menahan
mereka....." (Hiiro)
Dia mulai
mengumpulkan sihir di jari telunjuk dari kedua tangannya. Saat dia selesai
menulis, dia mengaktifkan karakter 『転 移』| 『Transfer』yang telah dia persiapkan sebelumnya.
(Back) (List Chapter) (Next)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar