Chapter 01 – Introgasi dan Kelulusan
Aku melihat atap yang tak familiar
tepat setelah aku membuka mataku, sesaat aku menyadari kalau aku tak sadarkan
diri untik waktu yang cukup lama.
“Ah situasi seperti ini, ini selalu ada
langit-langit yang tidak kukenal huh……”
Saat aku mencoba untuk bangun, untuk
saat ini, aku sadar aku berada di atas tempat tidur. Ini pasti rumah sakit,
kan...
Aku memperhatikan ke seluruh tempat dan
menyadari kalau ada sebuah TV dan hujan turun di luar jendela.
Ini bukan dunia lain, kan ... ...
Selagi aku jatuh dalam pikiran itu,
seseorang tiba – tiba membuka pintu kamar tempatku dirawat. Sambil mengalihkan
pandanganku ke pintu, aku sadar kalau mereka adalah kedua orang tuaku yang
tampak kebingungan. Ekspresi mereka seketika berubah menjadi khawatir dan
mereka dengan cepat mendekatiku, Karena aku terbaring di tempat tidur.
“Yato! Apa kamu baik-baik saja? Apa
kamu merasa sakit?”
Ibuku bertanya padaku dengan wajah yang
sangat khawatir
“Ya, aku baik-baik saja, Bu.”
Saat aku mengatakan kalau aku baik-baik
saja, ibuku merasa lega selagi dia bergumam “Syukurlah,” tahun ini, dia telah
mencapai umur 40 tahun, tapi penampilannya terlihat seperti seorang gadis muda
yang cantik umur 17 tahunan. (T/N : Emak Loli :v)
“Apa kau benar-benar baik saja?
bagaimana perasaanmu?”
Itu ayahku yang menanyakan bagaimana
keadaanku saat ini.
“Ya, aku merasa baik, yah.”
“Syukurlah, itu bagus.”
Sama seperti ibuku, ayahku juga berumur
diatas 40 tahunan, tapi meskipun begitu, dia terlihat seperti pria muda yang tampan.
Jika ada yang melihat mereka berdua bersama-sama, pastinya mereka akan
menganggap keduanya sebagai pasangan muda, yang tentu saja penampilan mereka
menipu.
“Aku senang kamu baik-baik saja. Aku
khawatir saat mendengarmu pingsan di kelas sendirian?”
“Itu benar. Yato, apa yang sebenarnya
terjadi disana? Kemana teman sekelasmu pergi?”
Saat aku mendengar pertanyaan ayahku
tentang teman sekelasku, aku langsung membeku ditempatku. Sudah jelas kalau aku
tak bisa bilang kalau teman sekelasku dipaska dipanggil ke dunia lain oleh dewi
bernama Metron.
“Kau Kamiya Yato, Benar kan?”
Tepat ketika aku hendak berbicara
tentang situasi itu, beberapa pria berseragam tiba-tiba menerobos masuk ke
kamarku. Dari seragam mereka, sepertinya mereka berasal dari departemen kepolisian.
“Saya Onigawara dari Departement polisi
metropolitan. Apa bisa kau menjawab beberapa pertanyaanku?”
Itu adalah pertugas kepolisian.
Dan, aku percaya kemungkinan sebagian
besar pertanyannya tentang menghilangnya teman sekelasku. Aku tak bisa bilang
kalau mereka dipanggil kedunia lain oleh dewa, mereka pastinya akan berpikir
aku gila jika mengatakan hal itu. Aku mulai memikirkan sebuah rencana.
“Tolong hentikan! Yato baru saja sadar!
Aku ingin kalian keluar sekarang juga!”
Ibuku dengan marah meneriaki petugas
itu. Petugas itu tampak terkejut Karena mendengar teriakan ibuku, dan mungkin Karena
mereka mempertimbangkan suasana saat ini, mereka memutuskan untuk kembali
dengan sopan.
“Aku mengerti. Kalau begitu, kami akan
datang lagi di lain hari.
Petugas kepolisian meninggalkan ruangan
setelah meminta maaf pada ibuku, aku juga terkejut melihat ibuku marah,
sebenarnya ibuku bukan tipe orang yang mudah marah, tapi begitu dia
melakukannya keadaan akan memburuk. Ini cukup menakutkan. Aku masih ingat, hari
ketika aku dihukum olehnya, itu adalah teror yang sesungguhnya.
“Ngomong-ngomong, jam berapa sekarang?”
Aku bertanya selagi aku dengan gelisah
mencari sebuah jam di sekitar ruangan.
“Sekarang masih jam 4:00 PM. Jangan
khawatir, ini masih hari yang sama.”
Ayahku adalah orang yang menjawab.
Serius? Bukankan itu artinya aku tak
sadarkan diri dalam jangka waktu 2 jam saja?
Entah bagaimana aku berhasil tak
menujukkan keterkejutan diwajahku.
“Kalau dipikir-pikir lagi, dimana Karen?”
“Saat ini Karen sedang mengurus rumah.
Dia benar-benar khawatir saat mendengar kau pingsan.”
Kelihatanyan Karen tak datang bersama
kedua orang tuaku. Dan, oh ya, aku belum bilang kalau Karen adalah adik
perempuanku. Dia saat ini tahun kedua disekolah menengahnya. Dia cantik seperti
ibuku. Hubungan kami tak begitu baik, tapi tak juga buruk. Singkatnya kami
adalah saudara kandung biasa. Untuk Karen yang benar-benar mengkhawatirkanku,
aku merasa bahagia.
“Ok, kami harus pergi sekarang.”
Ayahku memberi tahu ibuku untuk pergi,
ketika dia memeriksa jam tangannya.
“Ah, ini sudah waktunya? Jadi Yato,
sekarang kami harus kembali berkerja?”
“Baiklah, selamat bersenang-senang.”
Begitulah, kedua orang tuaku
meninggalkan ruangan. Tepat setelah mereka menutup pintu, aku merik nafas
panjang dan berbaring kembali di tempat tidur.
Benar, aku perlu memeriksa statusku.
—–
START OF STATS —–
«
General Information »
Nama : Kamiya Yato
Umur : 15
Sex : Laki-Laki
Ras : Manusia
Level : 1
«
Points »
Health
Points: 500/500
Magic
Points: 300/300
«
Skills »
Appraisal,
Super Growth, Magic Creation, Sleeping Strength Magic
—–
END OF STATS —–
Itu benar – benar ada disana. Kupikir
itu adalah mimpi.
Aku menfokuskan pandanganku ke arah
skill Sleeping Strength Magic.
«
Sleeping Strength Magic »
Secara otomatis megaktifkan jenis sihir
beberapa saat sebelum tidur, memugkinkan pemperoleh experience points.
Experience points yang didapat sebanding dengan waktu tidur.
Wah, ini adalah sihir yang tak
menyusahkan.
Menjadi semakin kuat hanya dengan tidur
itu adalah skill yang sempurna untukku. Tanpa menunda – nunda lagi aku mencoba
menggunakannya dengan tertidur, tapi tiba – tiba, sesuatu seperti nyanyian
mengambang di kepalaku.
Haruskah aku mengucapkan kalimat itu?
“Exsleep.”
Setelah aku mengucapkan mantra itu, aku
merasakan sesuatu seperti seolah-olah aku bersinar dengan redup dan tubuhku
entah kenapa merasa lebih hangat. Pada kondisi seperti ini, aku merasa kalau aku bisa tertidur lelap.
Ketika aku memikirkan itu, aku
membungkus diriku dengan bantal dan tertidur nyenyak. Aku akan meninggalkan
bagian dimana aku harus menghabiskan banyak waktu untuk menjawab pertanyaan
polisi dan dikejar – kejar para pencari berita.
Bagaimanpun juga, sudah satu tahun
berlalu sejak saat itu, aku akhirnya lulus dari sekolah menengah, dan aku sekarang
aku menjadi siswa sekolah lanjutan.
« Sebelumnya | List Chapter |
Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar