Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Rabu, 13 Juni 2018

My Entire Class Was Summoned to Another World Except for Me Chapter 01 - Bahasa Indonesia


Chapter 01 – Introgasi dan Kelulusan

Aku melihat atap yang tak familiar tepat setelah aku membuka mataku, sesaat aku menyadari kalau aku tak sadarkan diri untik waktu yang cukup lama.
“Ah situasi seperti ini, ini selalu ada langit-langit yang tidak kukenal huh……”
Saat aku mencoba untuk bangun, untuk saat ini, aku sadar aku berada di atas tempat tidur. Ini pasti rumah sakit, kan...
Aku memperhatikan ke seluruh tempat dan menyadari kalau ada sebuah TV dan hujan turun di luar jendela.
Ini bukan dunia lain, kan ... ...
Selagi aku jatuh dalam pikiran itu, seseorang tiba – tiba membuka pintu kamar tempatku dirawat. Sambil mengalihkan pandanganku ke pintu, aku sadar kalau mereka adalah kedua orang tuaku yang tampak kebingungan. Ekspresi mereka seketika berubah menjadi khawatir dan mereka dengan cepat mendekatiku, Karena aku terbaring di tempat tidur.
“Yato! Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu merasa sakit?”
Ibuku bertanya padaku dengan wajah yang sangat khawatir
“Ya, aku baik-baik saja, Bu.”
Saat aku mengatakan kalau aku baik-baik saja, ibuku merasa lega selagi dia bergumam “Syukurlah,” tahun ini, dia telah mencapai umur 40 tahun, tapi penampilannya terlihat seperti seorang gadis muda yang cantik umur 17 tahunan. (T/N : Emak Loli :v)
“Apa kau benar-benar baik saja? bagaimana perasaanmu?”
Itu ayahku yang menanyakan bagaimana keadaanku saat ini.
“Ya, aku merasa baik, yah.”
“Syukurlah, itu bagus.”
Sama seperti ibuku, ayahku juga berumur diatas 40 tahunan, tapi meskipun begitu, dia terlihat seperti pria muda yang tampan. Jika ada yang melihat mereka berdua bersama-sama, pastinya mereka akan menganggap keduanya sebagai pasangan muda, yang tentu saja penampilan mereka menipu.
“Aku senang kamu baik-baik saja. Aku khawatir saat mendengarmu pingsan di kelas sendirian?”
“Itu benar. Yato, apa yang sebenarnya terjadi disana? Kemana teman sekelasmu pergi?”
Saat aku mendengar pertanyaan ayahku tentang teman sekelasku, aku langsung membeku ditempatku. Sudah jelas kalau aku tak bisa bilang kalau teman sekelasku dipaska dipanggil ke dunia lain oleh dewi bernama Metron.
“Kau Kamiya Yato, Benar kan?”
Tepat ketika aku hendak berbicara tentang situasi itu, beberapa pria berseragam tiba-tiba menerobos masuk ke kamarku. Dari seragam mereka, sepertinya mereka berasal dari departemen kepolisian. 
“Saya Onigawara dari Departement polisi metropolitan. Apa bisa kau menjawab beberapa pertanyaanku?”
Itu adalah pertugas kepolisian.
Dan, aku percaya kemungkinan sebagian besar pertanyannya tentang menghilangnya teman sekelasku. Aku tak bisa bilang kalau mereka dipanggil kedunia lain oleh dewa, mereka pastinya akan berpikir aku gila jika mengatakan hal itu. Aku mulai memikirkan sebuah rencana.
“Tolong hentikan! Yato baru saja sadar! Aku ingin kalian keluar sekarang juga!”
Ibuku dengan marah meneriaki petugas itu. Petugas itu tampak terkejut Karena mendengar teriakan ibuku, dan mungkin Karena mereka mempertimbangkan suasana saat ini, mereka memutuskan untuk kembali dengan sopan.
“Aku mengerti. Kalau begitu, kami akan datang lagi di lain hari.
Petugas kepolisian meninggalkan ruangan setelah meminta maaf pada ibuku, aku juga terkejut melihat ibuku marah, sebenarnya ibuku bukan tipe orang yang mudah marah, tapi begitu dia melakukannya keadaan akan memburuk. Ini cukup menakutkan. Aku masih ingat, hari ketika aku dihukum olehnya, itu adalah teror yang sesungguhnya.
“Ngomong-ngomong, jam berapa sekarang?”
Aku bertanya selagi aku dengan gelisah mencari sebuah jam di sekitar ruangan.
“Sekarang masih jam 4:00 PM. Jangan khawatir, ini masih hari yang sama.”
Ayahku adalah orang yang menjawab.
Serius? Bukankan itu artinya aku tak sadarkan diri dalam jangka waktu 2 jam saja?
Entah bagaimana aku berhasil tak menujukkan keterkejutan diwajahku.
“Kalau dipikir-pikir lagi, dimana Karen?”
“Saat ini Karen sedang mengurus rumah. Dia benar-benar khawatir saat mendengar kau pingsan.”
Kelihatanyan Karen tak datang bersama kedua orang tuaku. Dan, oh ya, aku belum bilang kalau Karen adalah adik perempuanku. Dia saat ini tahun kedua disekolah menengahnya. Dia cantik seperti ibuku. Hubungan kami tak begitu baik, tapi tak juga buruk. Singkatnya kami adalah saudara kandung biasa. Untuk Karen yang benar-benar mengkhawatirkanku, aku merasa bahagia.
“Ok, kami harus pergi sekarang.”
Ayahku memberi tahu ibuku untuk pergi, ketika dia memeriksa jam tangannya.
“Ah, ini sudah waktunya? Jadi Yato, sekarang kami harus kembali berkerja?”
“Baiklah, selamat bersenang-senang.”
Begitulah, kedua orang tuaku meninggalkan ruangan. Tepat setelah mereka menutup pintu, aku merik nafas panjang dan berbaring kembali di tempat tidur.
Benar, aku perlu memeriksa statusku.
—– START OF STATS —–
« General Information »
Nama  : Kamiya Yato
Umur   : 15
Sex       : Laki-Laki
Ras       : Manusia
Level    : 1
« Points »
Health Points: 500/500
Magic Points: 300/300
« Skills »
Appraisal, Super Growth, Magic Creation, Sleeping Strength Magic
—– END OF STATS —–
Itu benar – benar ada disana. Kupikir itu adalah mimpi.
Aku menfokuskan pandanganku ke arah skill Sleeping Strength Magic.
« Sleeping Strength Magic »
Secara otomatis megaktifkan jenis sihir beberapa saat sebelum tidur, memugkinkan pemperoleh experience points. Experience points yang didapat sebanding dengan waktu tidur.
Wah, ini adalah sihir yang tak menyusahkan.
Menjadi semakin kuat hanya dengan tidur itu adalah skill yang sempurna untukku. Tanpa menunda – nunda lagi aku mencoba menggunakannya dengan tertidur, tapi tiba – tiba, sesuatu seperti nyanyian mengambang di kepalaku.
Haruskah aku mengucapkan kalimat itu?
“Exsleep.”
Setelah aku mengucapkan mantra itu, aku merasakan sesuatu seperti seolah-olah aku bersinar dengan redup dan tubuhku entah kenapa merasa lebih hangat. Pada kondisi seperti ini, aku  merasa kalau aku bisa tertidur lelap.
Ketika aku memikirkan itu, aku membungkus diriku dengan bantal dan tertidur nyenyak. Aku akan meninggalkan bagian dimana aku harus menghabiskan banyak waktu untuk menjawab pertanyaan polisi dan dikejar – kejar para pencari berita.
Bagaimanpun juga, sudah satu tahun berlalu sejak saat itu, aku akhirnya lulus dari sekolah menengah, dan aku sekarang aku menjadi siswa sekolah lanjutan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar