Chapter
02 – Hari Pertama di Sekolah
Satu tahun berlalu sejak kejadian itu.
Saat ini musim semi, hari dimana aku akan memulai kehidupanku sebagai seorang
siswa SMA. Aku menggunakan seragam baruku dan berdiri di depan cermin.
“…kurasa seragam ini cocok untukku.”
Namun seragam
itu hanyalah seragam biasa. Terdiri atas blazer biru tua, celana panjang, dasi
dan kemeja putih. Meski begitu, aku merasa agak cemas dengan penampilan baruku,
aku melihat diriku dalam cermin dengan mata yang sedikit mengantuk. Adikku yang
melewati koridor, tiba-tiba berhenti dan menatap serius padaku. Aku menoleh dan
menanyakan pendapatnya mengenai penampilan baruku.
“… apa ini cocok
denganku?”
“Mungkin… itu
jika kau melakukan sesuatu mengenai mata ngantukmu itu.”
“Yeah…”
Adikku memang
punya lidah yang tajam. Dia tak ragu saat berbicara. Karen sekarang adalah
siswi tahun ketiga di sekolahnya. Untuk beberapa alasan, dia mengubah gaya
rambutnya ke ponytail dan mengenakan seragam sekolahnya.
Hari ini ponytail, kah?
Itulah yang
kupikirkan ketika aku melihat rambutnya. Dia punya kebiasaan sering mengubah
gaya rambutnya ke berbagai bentuk dan variasi yang berbeda. Aku sering
bertanya-tanya, betapa sulit mengubahnya setiap minggu.
“Seragammu
keliatan cocok denganmu.”
“Ya.”
Sementara aku
mencoba memuji penampilan barunya, namun sepertinya dia tak perduli dengan
pendapatku. Dia adalah tipe orang yang takkan membiarkan emosinya tergambar
diwajahnya, meskipun begitu aku tetaplah kakaknya. Aku bisa segera tahu apa
yang sedang dipirkannya hanya dengan melihat tindakannya sekarang. Sebagai
contoh, ketika dia berbalik ke arah sisi lain sekarang, telihat mulutnya
berkedut, seolah-olah dia senang, tapi dia berusaha keras menyembunyikannya.
Dalam
kenyataannya, aku tak tahu mengapa dia mencoba menyembunyikannya. Mungkin dia
menunjukkan sikap seperti itu karena dia telah memasuki masa pubertasnya, dan
mungkin saja itu hal wajar diusianya. Namun adikku tersayang, kakakmu bisa
membaca dirimu seperti sebuah buku yang terbuka. Aku tersenyum, saat memikirkan
hal itu.
“Apa yang kau
senyumkan sendirian? Itu menjijikkan.”
Lidahnya benar-benar tajam.
Aku merespon dengan sebuah senyum pahit
lalu terdengar suara ibuku memanggil kami dari lantai bawah untuk mengambil
kotak makan siang kami.
“Ini sudah
waktunya, kalian berdua!”
“Aku segera
kesana! Ayo pergi, Karen.”
“Ok.”
Kami berdua
menuruni tangga.
“Ini kotak makan
siangmu.”
“Makasih, bu.”
“Terima kasih.”
Kami menerima
kotak makan siang kami dan memasukkanya ke dalam tas.
“Kau sekarang
murid SMA. Pastikan untuk berperilaku
baik saat upacara penerimaan.”
“Aku tahu.”
“Kau juga, Karen.
Mulai sekarang kau harus lebih berhati-hati karena kau belum tahu jalan ke
sekolah.”
“Baik.”
Kami bergegas
berangkat dan ibuku menyaksikan kami pergi saat kami melewati pintu masuk.
Setelah apa yang terjadi tahun lalu, kami harus pindah karena berbagai macam alasan
mengenai kejadian itu. Meskipun salah satu alasannya adalah karena aku.
Hal pertama yang aku hadapi setelah
bangun pada hari itu, adalah wawancara dengan polisi tentang apa yang terjadi
pada teman sekelasku. Namun pada akhirnya aku mengarang sebuah cerita tentang
kejadian itu. Lagi pula, aku tidak bisa memberi tahu mereka sesuatu yang tidak
masuk akal seperti teman sekelasku pergi ke dunia lain.
Entah bagaimana,
aku berhasil mengelabui polisi dengan mengarang sebuah cerita palsu. Namun, hal
itu tidak berhasil untuk berita dan media.
Kejadian itu menjadi berita utama, dan aku berakhir dikejar-kejar para
wartawan…itu juga bukan cara terbaik.
Karena para wartawan
bersi keras mengganggu rumah kami, kami tidak punya pilihan lain selain
mengubah alamat kami. Itulah kenapa aku merasa cukup bersalah karena keluargaku
harus menderita karenaku.
“Aku akan pergi
ke arah kesini.”
“Begitu. Jangan
sampai tersesat.”
“Itu bukan
urusanmu!”
Karen pergi dengan caranya sendiri dan
meninggalkanku sendirian. Bagaimanpun
juga, dia masihlah seorang siswa menengah dan aku seorang siswa SMA.
Jalur yang kami lalui berbeda.
ーーーーーーーーーーーーーーー
Ketika aku tiba
di depan sekolahku yang baru, aku memperhatikan gerbang sekolah dipenuhi oleh
banyak siswa baru. Sesampainya di gerbang masuk, aku dipasangkan lambang
sekolah dan diantar ke gedung olahraga dimana aku harus duduk dan menunggu
upacara dimulai. Sejujurnya aku tak ingin menghadiri upacara itu.
“… aku akan
melewatkan upacara.”
Ini akan
baik-baik saja selama aku kembali kekelas pada akhir upacara. Mencari waktu
yang tepat, diam-diam aku menyelinap keluar dari gedung olahraga.
ーーーーーーーーーーーーーーー
Sekarang aku berhasil menyelinap keluar, apa yang harus
kulakukan?
Aku mulai berjalan-jalan mengelilingi
dalam sekolah baruku, yang masih terasa asing untukku. Dalamnya ternyata luas,
jadi aku tetap berjalan selagi aku memutuskan untuk memeriksa statusku.
—– START OF STATS —–
« General Information »
Nama : Kamiya Yato
Umur : 16
Sex : Male
Ras : Manusia
Level : 93
« Points »
Health Points: 9800/9800
Magic Points: 9600/9600
« Skills »
Appraisal, Super Growth, Magic Creation, Super Sleeping
Strength Magic, Fire Magic, Water Magic, Earth Magic, Wind Magic, Light Magic,
Dark Magic, Teleportation Magic, Space Magic, Sword Skills, Boxing Skills, Body
Enhancement Magic (Medium)
—– END OF STATS —–
Aku mungkin berjalan terlalu jauh kali ini. Aku sebenarnya
tak mengharapkan semua ini.
Yang kulakukan
hanya mengaktifkan【Sleeping Strength Magic】setiap malam
sebelum aku tidur, tetapi siapa sangka kalau hasilnya akan berubah seperti ini,
setelah mengaktifkannya setiap malam selama satu tahun penuh.
Bahkan jika ini
tak cukup, tanpa kusadari skill 【Super Growth】 meningkatkan
skill 【Sleeping Strength Magic】 menjadi 【Super Sleeping
Strength Magic】. Namun karena skill itu, aku bisa naik
level dengan cepat, dan pengalamanku meningkat secara drastis juga. Nampaknya,
naik level tidaklah seburuk itu.
Jika kalian
bertanya-tanya tentang skill ku yang lain seperti 【Fire magic】,【Water Magic】dan skill elemen
lainnya, sebenarnya aku begitu saja membuatnya hanya karena aku
menginginkannya. Maksudku, bukankah akan hebat jika aku pergi ke dunia lain, pastinya
aku akan di kenal sebagai ‘Pemilik dari
Semua Elemen’ Itu akan terlihat sangat menakjubkan.
Adapun 【Sihir Teleprtasi】 itu adalah
skill yang sangat berguna, yang kubuat
untuk berpindah dari satu ke tempat lainnya, meskipun aku rasa kalau aku akan
menjadi orang yang tak berguna jika aku terus menggunakannya jadi aku berhenti
menggunakannya di pertengahan.
【Space Magic】mirip dengan
yang ada di light novel diama seorang dapat memiliki pernyimpanan tak terbatas.
Saat membuatnya ku pikir itu akan sangat berguna, tetapi pada akhirnya,
tujuanku membuatnya benar-benar belum terpenuhi karena tidak banyak barang yang
ingin kusimpan, jadi skill ini kurasa belum berguna untuk saat ini.
【Sword Skill】 kuperoleh saat aku tidak sengaja
mengayunkan sebuah batang kayu. Aku pikir itu akan memberiku sesuatu seperti
stick skill, tapi pada waktu itu ku menduga dan memainkannya dalam sebuah
peran. Saat aku memegang sebuah tongkat dan membayangkan sebuah pedang, itu
akan diakui sebagai [Sword Skill]. Meskipun itu dikatakan seperti itu, aku
tidak punya kesempatan untuk menggunakan pedang, tapi setidaknya aku jadi lebih baik saat menggunakan pisau dapur. Yah,
walaupun kemampuan memasakku masihlah sangat buruk.
【Boxing Skills】merupakan bentuk
lanjutan dari skill 【Martial Arts】yang kudapatkan
pertama kali. Karena yang satu ini, kemampan fisikku meningkat pesat. Karena
skill ini, aku bisa dengan mudahnya menghancurkan batu besar jika aku serius
memukulnya. Pada saat itu aku berharap tak akan pernah menggunakan kemampuan
ini untuk melawan manusia.
【Body Enhancement】sama dengan yang
sebelumnya. Itu hanya 【Body Enhancement】pada awalnya,
setelah itu meningkat menjadi 【Body Enhancement
(Medium)】yang disebabkan oleh skill 【Super Growth】. Skill ini memungkinkan peningkatan kemampuan
fisikku secara drastis saat aku menggunakannya.
Aku sudah
mencoba menggunakannya beberapa kali, namun, setelah ku pikir kembali, aku tak
akan menggunakannya lagi. Karena itu berisiko menyebabkan kematian seseorang.
Dengan ini dan
itu, aku mengkabiskan satu tahun untuk menemukan dan mengembangkan skill
baruku, meskipun aku bertanya-tanya, apakah semua ini diperlukan atau tidak?
Sihir tidak
berguna di dunia ini, ataupun kemampuan sejenis yang berhubungan dengan pedang
dan perkelahian, karena aku bukan tipe yang suka berkelahi. Sebaliknya, ku
lakukan yang terbaik untuk menghindarinya.
Saat aku berpikir mengenai itu, aku
sadar kalau sebagian besar kemampuanku tidak berguna.
Aku menghentikan langkahku untuk
menatap ke arah pohon sakura selagi merenungkan mengenai hal semacam itu saat
tiba–tiba–––– Aku perhatikan ada seorang gadis tergeletak di hadapanku.
P
BalasHapus