Chapter
03 – Bertemu Seorang Gadis Yang Pingsan
Dihari pertamaku sekolah, aku menemukan
seorang gadis misteruis yang tak sadarkan diri di belakang gedung
olahraga.
Apa
yang harus aku lakukan sekarang?
Aku terus menatap pada gadis yang
pingsan itu. Jika dilihat-lihat, rupanya dia murid di sekolah ini. Aku tak
pernah membayangkan akan bertemu seorang dalam keadaan seperti ini di halaman
sekolah. Itu bukan pengalaman yang menyenangkan, tapi meskipun begitu itu
adalah pengalaman berharga dalam hidupku.
Hmm…sebaiknya aku akan mencoba
membangunkannya. Aku tak akan bisa memaafkan diriku jika aku meninggalkannya di
sini.
“Hey, apa kau baik-baik saja?”
“……”
Aku berulang kali mencoba
membangunkannya, namun tak ada respon darinya. Rasanya seolah-olah dia sudah mati.
Namun itu tak mungkin, aku mencoba mengangkat tubuhnya dan memeriksa denyut
nadinya, melihat apakah dia benar-benar masih hidup atau sudah mati. Syukurlah
dia masih hidup.
Aku kemudian membaringkannya kembali di
tempat semula. Saat aku memandang wajahnya hanya satu kata yang cocok untuk
mendekripsikannya… ‘Cantik’.
Sebuah kulit putih, rambut coklat di
ikat ke samping, dan disamping itu tubuhnya tidaklah terlalu tinggi, namun
pesona yang dipancarkan masih terlihat jelas. Penampilannya begitu menarik. Aku
bahkan akan percaya jika dia menyebut dirinya seorang dewi.
Baiklah,
apa yang harus aku lakukan sekarang?
Tak masalah kenapa aku membaringkannya
kembali, ku lakukan itu agar dapat melancarkan sirkulasi darah ke otaknya.
Namun, aku tak tahu apa-apa tentangnya,
kecuali fakta kalau dia menarik. Aku mengalihkan pandangan ku kesaku dadanya
dan melihat hiasan lambang sekolah disana. Itu artinya dia di tahun yang sama
denganku.
“Untuk saat ini, apakah ada yang bisa
kulakukan?... Ah aku kan bisa melihat statusnya dengan Appraisal.”
Aku akhirnya sadar sebuah fakta jelas
dalam situasi yang seperti ini. Lain kali aku tak akan membuang-buang waktu
memikirkannya.
Dan, Aku melanjutkan mengecek status
gadis di hadapanku...
—–
START OF STATS —–
«
General Information »
Name : Kamaishi Sayaka
Umur
: 16
Sex : Perempuan
Race : Manusia
«
Points »
Health
Points : 200/200
Magic
Points : 100/100
«
Disease »
Anemia
«
Skills »
Cooking,
Cleaning, Sewing, Possesses Weak Body
—–
END OF STATS —–
Sepertinya dia pingsan disebabkan
anemia. Ternyata, namanya Kamishi Sayaka. Levelnya normal, meskipun dia punya
beberapa skill pekerjaan rumah yang berguna. Biasanya, butuh beberapa tahun
untuk memperlajari sebuah skill, jadi ku percaya gadis ini pasti benar-benar
baik dalam pekerjaan rumah tangga. Adapun tubuhnya yang lemah, kemungkinan
besar disebabkan anemia.
Sejauh yang kutahui, dia memiliki tubuh
yang lemah, itu pastilah alasan kenapa dia sampai pingsan saat berjalan.
Sekarang aku sudah paham kondisinya, aku harus melakukan sesuatu dengan cepat.
Aku tak bisa membiarkannya tak sadarkan diri disini. Aku akan membawanya ke
ruang kesehatan. Memutuskan apa yang harus dilakukan, aku meenggendong Kamaishi
di punggungku. Aku merasakan sensasi lembut menekan punggungku. Mau bagaimana lagi….
sejak awal hal itu tak bisa dihindari.
…Ayo
ambil jalan memutar.
Ide bodoh seperti itu sempat terlintas
di pikiranku, namun, pada akhirnya aku langsung membawanya ke ruang kesehatan. Tapi
itu masih merupakan pengalaman yang menyenangkan.
ーーーーーーーーーーーーーー
Sesampainya di ruang kesehatan, aku
mengikuti instruksi petugas kesehatan dan membaringkan kamaishi di atas tempat
tidur.
“Ini jelas disebabkan karena Anemia.”
Ucap petugas kesehatan sambil menghadap
Kamaishi.
Aku
tahu! Aku sudah membaca statusnya.
“Kita sebaiknya membiarkannya istirahat
disini. Apa yang ingin kau lakukan sekarang?... Seharusnya upacara penerimaan
baru saja dimulai, tapi sejujurnya, aku tidak terlalu suka menghadirinya. Itu terlalu
merepotkan.”
Hei,
kau perawat di sekolah ini, ‘kan? Haruskah kau mengatakan sesuatu seperti itu?
Yah, aku sedikit paham bagaimana perasaannya karena tak ingin menghadiri
upacara penerimaan.
“Kalau begitu, bisakah aku menunggunya
disini?”
“Tak masalah.”
Tanpa banyak berpikir, dia segera
menyetujui permintaanku.
“Kalau begitu, aku masih ada pekerjaan
yang harus dilakukan sekarang, tolong jaga gadis ini, mengantikanku. Kau juga
tak perlu menghadiri upacara penerimaan.”
“Aku mengerti.”
“Oke, aku serahkan padamu.”
Meninggalkan kata-kata itu, dia keluar
dari ruang kesehatan. Sejujurnya, aku meyukai situasi seperti ini. Ini cara
yang cukup bagus untuk melewati upacara penerimaan. Tapi rasa bosan masih
tetaplah sama. Aku menghargai alasan resmi untuk bermalas-malasan, tapi ini
membosankan.
“….Ku rasa aku akan tidur juga.”
Aku duduk di kursi dekat tempat tidur
dan memegang lutut dengan kedua tanganku untuk menompang daguku. Itu benar, aku
perlu mengaktifkannya sebelum tidur.
“Exsleep…”
Setelah mengucapkannya, cahaya redup
dan kehangatan yang nyaman menyelimuti tubuhku. Setiap kali aku menggunakan
skill ini aku bisa tertidur nyenyak. Kurasa aku akan kehilangan kemampuan untuk
tidur jika aku tak menggunakan skill ini. Ketika aku memikirkannya, aku segera
terjatuh tertidur nyenyak.
ーーーーーーーーーーーーーー
(Kamaishi POV)
“Un……Uuun…Dimana
aku?...”
ketika
aku menyadari kalau aku berada di atas tempat tidur, dan atap yang tak biasa
melalui pengelihatanku. Aku mulai bertanya-tanya tempat apa ini. Jika aku masih
ingat dengan benar, aku sedang berkeliling di halaman sekolah karena aku datang
sedikit awal,
dan lalu pandanganku mulai kabur.
Aku
mengerti sekarang! Ya! Aku pingsan!
namun bagaimana aku malah berakhir di
atas tempat tidur? Aku memiringkan kepalaku dan berbalik untuk melihat
sekitarku dan menemukan seorang lelaki tertidur selagi memegang kedua lututnya
untuk menompang dagunya.
Laki-laki!?
Apa yang harusnya kulakukan? Aku buruk saat berbicara dengan anak laki-laki….
Saat aku mencoba mundur secara perlahan, aku
menabrak sebuah meja di dekat tempat tidur dan membuat suara yang keras.
“Hmmm... aah?”
Anak laki-laki yang tertidur itu,
dengan perlahan membuka matanya, menguap panjang sambil meregangkankan tubuhnya..
Tidak lama kemudian, dia memperhatikanku
dan pandangan kami bertemu.
ーーーーーーーーーーーーーー
Aku
terbangun akibat mendengar suara benturan yang keras.
Sambil
menggosok mataku, aku mulai sadar kalau gadis yang tertidur tadi sudah bangun
dan saat ini tengah menatapku.
“Hm, jadi kamu sudah bangun?”
“Um… Ya, barusan...”
“Aku paham. Bagaimana perasaanmu
sekarang?”
“Aku baik-baik saja…um…kenapa aku
disini?”
“Aku menemukanmu pingsan di halaman
sekolah jadi aku membawamu ke ruang kesehatan.”
“Jadi begitu… Um, terima kasih banyak.”
“Tak apa, lagipula, itu hanya kebetulan
aku menemukanmu. Apalagi, terima kasih karenamu aku bisa melewatkan upacara
penerimaan.”
“A-aku mengerti…”
Melihat ekspresi di wajahnya,
sepertinya dia belum mengerti situasinya, dan memberikanku jawaban yang
membingungkan. Itu mungkin hanya imajinasiku saja, aku merasa dia sepertinya
menjaga jarak dariku selama aku berbicara dengannya.
“Ah, kau bangun disaat yang tepat.
Upacaranya sebentar lagi akan selesai, sebaiknya kalian berdua segera kembali
ke kelas kalian.”
Perawat sekolah datang di saat yang tepat
dan memberitahu kami untuk segera bergegas menuju ke kelas kami.
“Aku mengerti. Baiklah, ayo pergi? Kamu
bisa berdiri?”
“Y-Ya. Aku baik-baik saja.”
Seperti itulah, dia berdiri dari tempat
tidur dan berjalan bersamaku.
ーーーーーーーーーーーーーー
“Ngomong-ngomong,
dimana kelasmu?
“U-Um, aku di kelas dua.”
“Aku di kelas dua juga. Mari berteman
mulai sekarang.”
“Y-Ya. Senang bertemu denganmu.”
Aku berjalan bersama Kamaishi menuju
ruang kelas, tapi tampaknya dia tidak terbiasa dengan anak laki-laki, aku
merasa dia seperti menjaga jarak diantara kami, baik mental dan fisiknya.
“Hey...”
“A-Ada apa?”
Kamaishi bereaksi berlebihan pada
ucapanku. Itu mengejutkanku.
“Jika kau buruk berinteraksi dengan
anak laki-laki, kau bisa duluan, ‘kan?
“Eh-!? T-tak apa-apa! Kau tidak perlu
begitu perhatian! Entah kenapa aku akan merasa tak enak jika aku melakukannya…”
Seru
kamishi dengan suara yang perlahan memudar. Dengan sikapnya yang seperti itu,
tampaknya dia orang yang baik.
“Aku
rasa, itu akan lebih baik.”
Kami
kembali berjalan tanpa suara. Kamaishi sesekali melirikku, tapi dia tidak
menunjukkan tanda-tanda akan memulai percakapan. Ini cukup canggung.
“U-um...”
Kamaishi
tiba-tiba menghentikan langkahnya dan mulai berbicara padaku.
“Aku
minta maaf untuk yang sebelumnya. Seperti yang kau lihat, aku punya tubuh yang
lemah jadi aku sering pingsan.”
Tidak
yakin jika hanya itu yang ingin dia katakan, Kamaishi tidak bisa menahan
menatap mataku lebih lama lagi dan mengalihkan pandangannya ke bawah. Aku
bertanya-tanya mungkinkan itulah sebabnya dia melirikku tadi. Dia benar-benar
gadis yang baik, ‘kan?
“Tak
perlu khawatir. Seperti yang aku katakan sebelumnya, itu sepenuhnya kebetulan
aku menemukanmu. Kau tidak perlu berterima kasih padaku dengan cara formal
seperti itu, Kamaishi-san.”
“T-Tapi…
Tunggu? Bagaimana kau tahu namaku?”
Ooh
sial! Aku salah bicara.
Kamaishi
membuat ekspresi aneh setelah mendengar namanya keluar dari mulutku.
“Ah…
aku mendengarnya dari perawat sekolah.”
“Ah,
aku mengerti sekarang.”
Dia
tampaknya menerima pembenaran palsuku. Hampir saja. Mari lebih berhati-hati mulai
sekarang.
“U-um, l-lalu untukmu, bisakah kau
memberitahuku siapa namamu?”
Kali ini dia bertanya padaku dengan
ekspresi sedikit malu. Apa ini!? Dia sangat imut!?
“Aku Kamiya Yato. Senang bertemu
denganmu, Kamaishi-san?”
“Ya! Senang bertemu denganmu juga!
Kamiya-kun.”
Seperti itu, kami menuju ke kelas kami
sekali lagi.
Pada waktu itu, aku merasa seolah –
olah jika kedua jarak yang dia letakkan diantara kami sedikit mulai menyempit.
(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)
BalasHapus