Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Rabu, 13 Juni 2018

My Entire Class Was Summoned to Another World Except for Me Chapter 03 - Bahasa Indonesia


Chapter 03 – Bertemu Seorang Gadis Yang Pingsan

Dihari pertamaku sekolah, aku menemukan seorang gadis misteruis yang tak sadarkan diri di belakang gedung olahraga. 
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Aku terus menatap pada gadis yang pingsan itu. Jika dilihat-lihat, rupanya dia murid di sekolah ini. Aku tak pernah membayangkan akan bertemu seorang dalam keadaan seperti ini di halaman sekolah. Itu bukan pengalaman yang menyenangkan, tapi meskipun begitu itu adalah pengalaman berharga dalam hidupku.
Hmm…sebaiknya aku akan mencoba membangunkannya. Aku tak akan bisa memaafkan diriku jika aku meninggalkannya di sini.

“Hey, apa kau baik-baik saja?”
“……”
Aku berulang kali mencoba membangunkannya, namun tak ada respon darinya. Rasanya seolah-olah dia sudah mati. Namun itu tak mungkin, aku mencoba mengangkat tubuhnya dan memeriksa denyut nadinya, melihat apakah dia benar-benar masih hidup atau sudah mati. Syukurlah dia masih hidup.
Aku kemudian membaringkannya kembali di tempat semula. Saat aku memandang wajahnya hanya satu kata yang cocok untuk mendekripsikannya… ‘Cantik’.
Sebuah kulit putih, rambut coklat di ikat ke samping, dan disamping itu tubuhnya tidaklah terlalu tinggi, namun pesona yang dipancarkan masih terlihat jelas. Penampilannya begitu menarik. Aku bahkan akan percaya jika dia menyebut dirinya seorang dewi.
Baiklah, apa yang harus aku lakukan sekarang?
Tak masalah kenapa aku membaringkannya kembali, ku lakukan itu agar dapat melancarkan sirkulasi darah ke otaknya.
Namun, aku tak tahu apa-apa tentangnya, kecuali fakta kalau dia menarik. Aku mengalihkan pandangan ku kesaku dadanya dan melihat hiasan lambang sekolah disana. Itu artinya dia di tahun yang sama denganku.
“Untuk saat ini, apakah ada yang bisa kulakukan?... Ah aku kan bisa melihat statusnya dengan Appraisal.
Aku akhirnya sadar sebuah fakta jelas dalam situasi yang seperti ini. Lain kali aku tak akan membuang-buang waktu memikirkannya.
Dan, Aku melanjutkan mengecek status gadis di hadapanku...
—– START OF STATS —–
« General Information »
Name  : Kamaishi Sayaka
Umur  : 16
Sex       : Perempuan
Race     : Manusia
« Points »
Health Points : 200/200
Magic Points  : 100/100
« Disease »
Anemia
« Skills »
Cooking, Cleaning, Sewing, Possesses Weak Body
—– END OF STATS —–
Sepertinya dia pingsan disebabkan anemia. Ternyata, namanya Kamishi Sayaka. Levelnya normal, meskipun dia punya beberapa skill pekerjaan rumah yang berguna. Biasanya, butuh beberapa tahun untuk memperlajari sebuah skill, jadi ku percaya gadis ini pasti benar-benar baik dalam pekerjaan rumah tangga. Adapun tubuhnya yang lemah, kemungkinan besar disebabkan anemia.
Sejauh yang kutahui, dia memiliki tubuh yang lemah, itu pastilah alasan kenapa dia sampai pingsan saat berjalan. Sekarang aku sudah paham kondisinya, aku harus melakukan sesuatu dengan cepat. Aku tak bisa membiarkannya tak sadarkan diri disini. Aku akan membawanya ke ruang kesehatan. Memutuskan apa yang harus dilakukan, aku meenggendong Kamaishi di punggungku. Aku merasakan sensasi lembut menekan punggungku. Mau bagaimana lagi…. sejak awal hal itu tak bisa dihindari.
…Ayo ambil jalan memutar.
Ide bodoh seperti itu sempat terlintas di pikiranku, namun, pada akhirnya aku langsung membawanya ke ruang kesehatan. Tapi itu masih merupakan pengalaman yang menyenangkan.
ーーーーーーーーーーーーーー
Sesampainya di ruang kesehatan, aku mengikuti instruksi petugas kesehatan dan membaringkan kamaishi di atas tempat tidur.
“Ini jelas disebabkan karena Anemia.”
Ucap petugas kesehatan sambil menghadap Kamaishi.
Aku tahu! Aku sudah membaca statusnya.
“Kita sebaiknya membiarkannya istirahat disini. Apa yang ingin kau lakukan sekarang?... Seharusnya upacara penerimaan baru saja dimulai, tapi sejujurnya, aku tidak terlalu suka menghadirinya. Itu terlalu merepotkan.”
Hei, kau perawat di sekolah ini, ‘kan? Haruskah kau mengatakan sesuatu seperti itu? Yah, aku sedikit paham bagaimana perasaannya karena tak ingin menghadiri upacara penerimaan.
“Kalau begitu, bisakah aku menunggunya disini?”
“Tak masalah.”
Tanpa banyak berpikir, dia segera menyetujui permintaanku.
“Kalau begitu, aku masih ada pekerjaan yang harus dilakukan sekarang, tolong jaga gadis ini, mengantikanku. Kau juga tak perlu menghadiri upacara penerimaan.”
“Aku mengerti.”
“Oke, aku serahkan padamu.”
Meninggalkan kata-kata itu, dia keluar dari ruang kesehatan. Sejujurnya, aku meyukai situasi seperti ini. Ini cara yang cukup bagus untuk melewati upacara penerimaan. Tapi rasa bosan masih tetaplah sama. Aku menghargai alasan resmi untuk bermalas-malasan, tapi ini membosankan.
“….Ku rasa aku akan tidur juga.”
Aku duduk di kursi dekat tempat tidur dan memegang lutut dengan kedua tanganku untuk menompang daguku. Itu benar, aku perlu mengaktifkannya sebelum tidur.
“Exsleep…”
Setelah mengucapkannya, cahaya redup dan kehangatan yang nyaman menyelimuti tubuhku. Setiap kali aku menggunakan skill ini aku bisa tertidur nyenyak. Kurasa aku akan kehilangan kemampuan untuk tidur jika aku tak menggunakan skill ini. Ketika aku memikirkannya, aku segera terjatuh tertidur nyenyak.
ーーーーーーーーーーーーーー
(Kamaishi POV)
“Un……Uuun…Dimana aku?...”
ketika aku menyadari kalau aku berada di atas tempat tidur, dan atap yang tak biasa melalui pengelihatanku. Aku mulai bertanya-tanya tempat apa ini. Jika aku masih ingat dengan benar, aku sedang berkeliling di halaman sekolah karena aku datang sedikit awal, dan lalu pandanganku mulai kabur.
Aku mengerti sekarang! Ya! Aku pingsan!
namun bagaimana aku malah berakhir di atas tempat tidur? Aku memiringkan kepalaku dan berbalik untuk melihat sekitarku dan menemukan seorang lelaki tertidur selagi memegang kedua lututnya untuk menompang dagunya.
Laki-laki!? Apa yang harusnya kulakukan? Aku buruk saat berbicara dengan anak laki-laki….
 Saat aku mencoba mundur secara perlahan, aku menabrak sebuah meja di dekat tempat tidur dan membuat suara yang keras.
“Hmmm... aah?”
Anak laki-laki yang tertidur itu, dengan perlahan membuka matanya, menguap panjang sambil meregangkankan tubuhnya..
Tidak lama kemudian, dia memperhatikanku dan pandangan kami bertemu.
ーーーーーーーーーーーーーー
Aku terbangun akibat mendengar suara benturan yang keras.
Sambil menggosok mataku, aku mulai sadar kalau gadis yang tertidur tadi sudah bangun dan saat ini tengah menatapku.
 “Hm, jadi kamu sudah bangun?”
“Um… Ya, barusan...”
“Aku paham. Bagaimana perasaanmu sekarang?”
“Aku baik-baik saja…um…kenapa aku disini?”
“Aku menemukanmu pingsan di halaman sekolah jadi aku membawamu ke ruang kesehatan.”
“Jadi begitu… Um, terima kasih banyak.”
“Tak apa, lagipula, itu hanya kebetulan aku menemukanmu. Apalagi, terima kasih karenamu aku bisa melewatkan upacara penerimaan.”
“A-aku mengerti…”
Melihat ekspresi di wajahnya, sepertinya dia belum mengerti situasinya, dan memberikanku jawaban yang membingungkan. Itu mungkin hanya imajinasiku saja, aku merasa dia sepertinya menjaga jarak dariku selama aku berbicara dengannya.
“Ah, kau bangun disaat yang tepat. Upacaranya sebentar lagi akan selesai, sebaiknya kalian berdua segera kembali ke kelas kalian.”
Perawat sekolah datang di saat yang tepat dan memberitahu kami untuk segera bergegas menuju ke kelas kami.
“Aku mengerti. Baiklah, ayo pergi? Kamu bisa berdiri?”
“Y-Ya. Aku baik-baik saja.”
Seperti itulah, dia berdiri dari tempat tidur dan berjalan bersamaku.
ーーーーーーーーーーーーーー
 “Ngomong-ngomong, dimana kelasmu?
“U-Um, aku di kelas dua.”
“Aku di kelas dua juga. Mari berteman mulai sekarang.”
“Y-Ya. Senang bertemu denganmu.”
Aku berjalan bersama Kamaishi menuju ruang kelas, tapi tampaknya dia tidak terbiasa dengan anak laki-laki, aku merasa dia seperti menjaga jarak diantara kami, baik mental dan fisiknya.
“Hey...”
“A-Ada apa?”
Kamaishi bereaksi berlebihan pada ucapanku. Itu mengejutkanku.
“Jika kau buruk berinteraksi dengan anak laki-laki, kau bisa duluan, ‘kan?
“Eh-!? T-tak apa-apa! Kau tidak perlu begitu perhatian! Entah kenapa aku akan merasa tak enak jika aku melakukannya…”
Seru kamishi dengan suara yang perlahan memudar. Dengan sikapnya yang seperti itu, tampaknya dia orang yang baik.
“Aku rasa, itu akan lebih baik.”
Kami kembali berjalan tanpa suara. Kamaishi sesekali melirikku, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan memulai percakapan. Ini cukup canggung.
“U-um...”
Kamaishi tiba-tiba menghentikan langkahnya dan mulai berbicara padaku.
“Aku minta maaf untuk yang sebelumnya. Seperti yang kau lihat, aku punya tubuh yang lemah jadi aku sering pingsan.”
Tidak yakin jika hanya itu yang ingin dia katakan, Kamaishi tidak bisa menahan menatap mataku lebih lama lagi dan mengalihkan pandangannya ke bawah. Aku bertanya-tanya mungkinkan itulah sebabnya dia melirikku tadi. Dia benar-benar gadis yang baik, ‘kan?
“Tak perlu khawatir. Seperti yang aku katakan sebelumnya, itu sepenuhnya kebetulan aku menemukanmu. Kau tidak perlu berterima kasih padaku dengan cara formal seperti itu, Kamaishi-san.”
“T-Tapi… Tunggu? Bagaimana kau tahu namaku?”
Ooh sial! Aku salah bicara.
Kamaishi membuat ekspresi aneh setelah mendengar namanya keluar dari mulutku.
“Ah… aku mendengarnya dari perawat sekolah.”
“Ah, aku mengerti sekarang.”
Dia tampaknya menerima pembenaran palsuku. Hampir saja. Mari lebih berhati-hati mulai sekarang.
“U-um, l-lalu untukmu, bisakah kau memberitahuku siapa namamu?”
Kali ini dia bertanya padaku dengan ekspresi sedikit malu. Apa ini!? Dia sangat imut!?
“Aku Kamiya Yato. Senang bertemu denganmu, Kamaishi-san?”
“Ya! Senang bertemu denganmu juga! Kamiya-kun.”
Seperti itu, kami menuju ke kelas kami sekali lagi.
Pada waktu itu, aku merasa seolah – olah jika kedua jarak yang dia letakkan diantara kami sedikit mulai menyempit.


1 komentar: