Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Minggu, 08 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 149 - Bahasa Indonesia

Chapter 149 – Peran Terakhir?

Hiiro kembali ke kastil yang terletak di Demon Capital : Xaos , saat dia kembali, kata yang menunggu untuknya adalah…
“Kau sungguh luar biasa Hiiro.” (Eveam)
Itu adalah kata-kata dari Eveam yang bercampur dengan kekaguman.
Tak perlu dikatakan lagi, sahabat Hiiro dan para anggota Cruel juga ada di sana. Dan, ada sebuah bola kristal besar di dekat Eveam.
Bola kristal di samping Eveam adalah sejenis alat iblis yang disebut All-Seeing Crystal, sebuah benda yang dapat melihat pemandangan yang jauh di luar. Eveam menggunakan ini untuk melihat aktivitas Hiiro.

Namun, tindakannya benar-benar di luar harapan mereka, orang-orang yang tidak tahu bagaimana Hiiro menyelesaikannya menjadi tercengang.
“U-Untuk berpikir kalau kau hanya butuh satu jam untuk menyelesaikannya....” (Marione)
Bahkan pipi Marione menegang.
“Aku benar-benar terkejut.” (Ornoth)
“Ya, untuk sihir Hiiro bisa sebanyak ini, mungkin aku harus bilang, gerakannya sama sekali tidak kalah dari Barid dariThree Warriors, terlebih lagi, dia benar-benar mempermainkannya.” (Aquinas)
Aquinas membalas kata-kata Ornoth sembari merasakan kekaguman terhadap Hiiro. Meskipun Aquinas menyaksikan pertarungannya dengan Crouch yang juga merupakan salah satu dariThree Warriors, dia tampaknya lebih terkejut kalau Hiiro berhasil kembali setelah tertahan oleh Barid yang merupakan pemimpin dariThree Warriors.
“Ufufu, Hiiro~ kun sangat~ luar~ biasa~” (Shublarz)
Shublarz mengekspresikan senyum yang mengoda ketika dia menatap Hiiro,
“Hei kau, jangan terlalu dekat dengan Hiiro.” (Liliyn)
Untuk beberapa alasan, Liliyn kelihatannya kesal ketika dia mengucapkan kata-kata itu bercampur dengan amarah.
“Ara~, aku ingin tahu kenapa~?” (Shublarz)
Ketika dia membalikkan tubuhnya ke arah Liliyn, dadanya bergoyang. Setelah melihat itu, sebuah pembuluh darah muncul di dahi Liliyn.
“Ey! Ada apa dengan tubuh X- itu! Hal-hal seperti itu harus dihukum seperti ini!” (Liliyn)
*mugyu!
“Ah~!” (Shublarz)
Suara mendesah bergema di seluruh ruang tahta. Penyebabnya adalah karena Liliyn tiba-tiba saja mencengkeram dada Shublarz dengan kedua tangannya. Selain itu, dia dengan marah meremasnya sekeras mungkin.
“H-Hei Liliyn-chan, apa yang coba kau lakukan~?!” (Shublarz)
“Ey! Kau sangat bodoh karena menghadapiku dengan tubuhmu itu!” (Liliyn)
“Ah, mou, tolong hentikan. Seperti yang kau lihat, aku cukup sensitif~” (Shublarz)
“Diam! Gumpalan lemak ini harus dihukum dengan cara ini!” (Liliyn)
“AH~ MOU~!” (Shublarz)
Sepasang gunung kembar Shublarz sedang dibentuk menjadi berbagai bentuk di tangan Liliyn. Munculnya orang-orang seperti itu untuk diamati (kebanyakan di dada), dan ada seseorang yang menjadi bersemangat ketika lubang hidungnya mulai membengkak.
“Muhooo~! Ini adegan yang sangat bagus! Adegan dimana seorang gadis kecil dengan bergairah meremas payudara yang menyulut gairahku! Nofofofofofo!” (Silva)
Seperti yang kita tahu orang itu adalah si butler Hentai.
“Apa kau baru saja bilang gadis kecil?” (Liliyn)
Muncul banyak pembuluh darah di dahi Liliyn.
“Nofofo! Ini bagus! Ini sangat bagus ojousamaaaa-!  Hidup Oppai-!” (Silva)
“Bajingan kau, apa yang kau bicarakan barusaannnn!” (Liliyn)
Liliyn bergegas ke Silva dan dalam sekejap memberinya tendangan tumit ke wajahnya.
“Buhiin!” (Silva)
Kepala si hentai itu tenggelam ke lantai.
“Heeeeeee! Silva-samaaaaaa!” (Shamoe)
Shamoe yang kebingungan pergi untuk melihat kondisi Silva di tanah tetapi dia tidak bisa berkata-kata ketika Silva mengangkat ibu jarinya seperti dia tidak menyesalinya.
“Siapa yang kau sebut Gadis Kecilmu dasar Butler Hentai! Shamoe, biarkan si bodoh itu sendirian!" (Liliyn)
“Y-y-y-y-y-y-y-y-y-y-a-!” (Shamoe)
Hiiro yang melihat ke tiga orang itu dengan mata setengah tertarik, [Seperti biasa, orang-orang ini sangat berisik], dia mengangkat bahunya sembari berkata begitu.
“Apakah Silva-dono sangat menyukai dada itu?” (Nikki)
Nikki yang penasaran memiringkan lehernya.
“Sepertinya begitu? Karena ojii-chan berbicara oppai oppai sepanjang waktu~mon!” (Mikazuki)
Ketika Mikazuki mengucapkan kata-kata itu, setiap wanita lajang di dekatnya buru-buru menjauh dari Silva. Bahkan Nikki bersembunyi di balik Hiiro karena ketakutan.
“Aku rasa kau keliru Mikazuki-dono!” (Silva)
Seorang wanita mengeluarkan suara [Hiii-!] karena Silva yang mendadak bangkit.
Silva tidak keberatan dengan sikap seperti itu dari para wanita ketika dia menggenggam tinjunya.
“Menurutku, payudara itu indah! Tapi, pesona wanita tidak hanya dilihat pada hal itu!” (Silva)
“Heh~, jadi apa lagi?” (Mikazuki)
Mikazuki dengan polosnya bertanya padanya, melihat itu, Silva mengangkat ujung mulutnya dan mengangguk secara halus.
“Pantatnya juga!” (Silva)
“Pantat?” (Mikazuki)
"Iya! Pantat yang luar biasa…. meskipun yang ketat bisa membuatku gemetar, tapi yang besar juga punya kelebihannya sendiri.....” (Silva)
Orang-orang di sekitar merasa bersimpati pada sosok yang tangannya di dagunya dan menutup matanya hilang dalam khayalan. Tentu saja, ada orang-orang yang tidak ingin dia pergi tanpa pengawasan.
“Bajingan kau! Tidurlah untuk selamanyaaaaaa!” (Liliyn)
“Bamyuda!?” (Silva)
Wajahnya dipukul dengan tinju yang cukup kuat, dan kali ini seluruh tubuhnya tenggelam ke dinding.
“...Apakah orang-orang ini selalu punya suasana semacam ini?” (Eveam)
Pipi Eveam tampak menegang ketika dia bertanya pada Hiiro.
“Ya, ini suasana biasa bagi mereka.” (Hiiro)
Hiiro yang tidak menghiraukan mereka kembali ke bentuk manusianya dengan menggunakan kata Origin|『元』
Dia kembali ke bentuk semula karena Hiiro sudah dikenal di kastil sebagai seorang manusia.
“....N-Ngomong-ngomong.” (Eveam)
“N?” (Hiiro)
Wajah Eveam menunduk ketika dia menggoyangkan tubuhnya dengan gelisah. Ketika dia menatapnya, dia mengerutkankan alisnya ke sosok itu.
“Apa... Hiiro juga... suka pa-pa, pa-pa-pa-pa.” (Eveam)
 “Apa yang coba kau katakan?” (Hiiro)
Wajahnya tiba-tiba berubah memerah, karena Hiiro meragukan perilaku wanita yang susah untuk dipahami itu.
“Ja-Ja-Jadi…pa-payudara… itu besar… dan menarik?” (Eveam)
“..............ha?” (Hiiro)
Jika itu memalukan sampai titik memerah, dia seharusnya tidak menanyakannya jika dia tidak bisa mengatakannya dengan jelas, pikir Hiiro sembari membuka mulutnya.
“Apa aku baik-baik saja dengan payudara? Terus terang, aku tidak tertarik. Bagiku buku lebih menarik daripada payudara.” (Hiiro)
“B... begitukah... jadi Hiiro orang semacam itu...” (Eveam)
Dapat dilihat kalau wanita di dekatnya menjatuhkan bahunya sambil mendesah, Hiiro yakin dia tidak mengatakan sesuatu yang salah sehingga dia hanya mengangkat bahunya.
“Pokoknya, cepat selesaikan perang ini. Aku ingin sesegera mungkin memasuki perpustakaan.” (Hiiro)
“Ah, kau benar. Karena jembatan sudah hancur, mengirim bala bantuam dari sisi lain akan sulit. Dalam kasus orang-orang di Evila, kita bisa menahan mereka jika kita secara bertahap mengepung mereka.” (Eveam)
“Jadi, cepatlah bergerak. Ketika kau menghabiskan terlalu banyak waktu, pihak lain mungkin akan menangani masalah ini. Kebingungan mereka saat ini akan menjadi kesempatan terbaikmu untuk mengambil langkah awal.” (Hiiro)
“Aku mengerti. Aquinas, Marione." (Eveam)
Ketika Eveam memanggil kedua orang itu, mereka berdua berlutut pada saat yang sama dan membungkuk.
“Kalian berdua harus mengurus musuh yang tersisa di negara ini.” (Eveam)
““Ha-!”” (Aquinas & Marione)
“Ornoth, Shublarz.” (Eveam)
Kedua orang itu juga membungkuk.
“Kalian berdua persiapkan pasukan dan menghadang di jembatan. Kita akan mengambil keputusan segera dengan memanfaatkan kesempatan ini.” (Eveam)
““Ha-!”” (Ornoth & Shublarz)
Keempat orang itu pergi sekaligus untuk menyelesaikan tugas mereka.
“Aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu Hiiro. Aku akan menghadapi orang-orang di sekitar dengan Aquinas. Kau bisa beristirahat di kamarmu.” (Eveam)
“...Apa kau yakin?” (Hiiro)
“Ya, kau sudah cukup melakukannya. Sebenarnya, itu lebih dari cukup. Sekarang kau bisa mempercayakan sisanya kepada kami.” (Eveam)
Kelihatannya, dengan ini perannya telah berakhir. Selain itu, mengingat situasi, mengevaluasi rasio kekuatan yang tersisa dan kekuatanEvila, jelasEvilamemiliki keuntungan yang besar.
Adapun di sisi lain, kekuatan perang utama mereka telah menurun, semenjak semua kekuatan perang dipusatkan di sana. Bahkan jika pihak lain memiliki kelebihan dalam jumlah, mereka sangat berbeda dalam hal kualitas.
Selain itu, efek dari pemutusan jembatan cukup besar, karena mereka tidak dapat mengirimkan bala bantuan mereka.
Mereka akan segera terpojok, mereka akan memenangkan perang ini begitu mereka mampu menyudutkan para musuh.
Bahkan bagi Hiiro, dia berpikir bahwa ini semua akan berakhir hanya dalam beberapa hari, hingga kemudian dia memutuskan untuk beristirahat seperti yang disarankan Eveam dan pergi ke kamarnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar