Chapter 149 – Peran
Terakhir?
Hiiro kembali ke
kastil yang terletak di 【Demon Capital : Xaos】 , saat dia
kembali, kata yang menunggu untuknya adalah…
“Kau sungguh
luar biasa Hiiro.” (Eveam)
Itu adalah
kata-kata dari Eveam yang bercampur dengan kekaguman.
Tak perlu
dikatakan lagi, sahabat Hiiro dan para anggota 《Cruel》 juga ada di
sana. Dan, ada sebuah bola kristal besar di dekat Eveam.
Bola kristal di
samping Eveam adalah sejenis alat iblis yang disebut 《All-Seeing Crystal》, sebuah benda
yang dapat melihat pemandangan yang jauh di luar. Eveam
menggunakan ini untuk melihat aktivitas Hiiro.
Namun,
tindakannya benar-benar di luar harapan mereka, orang-orang yang tidak tahu bagaimana
Hiiro menyelesaikannya menjadi tercengang.
“U-Untuk
berpikir kalau kau hanya butuh satu jam untuk menyelesaikannya....” (Marione)
Bahkan pipi
Marione menegang.
“Aku benar-benar
terkejut.” (Ornoth)
“Ya, untuk sihir
Hiiro bisa sebanyak ini, mungkin aku harus bilang, gerakannya sama sekali tidak
kalah dari Barid dari《Three
Warriors》, terlebih lagi, dia benar-benar
mempermainkannya.” (Aquinas)
Aquinas membalas
kata-kata Ornoth sembari merasakan kekaguman terhadap Hiiro. Meskipun
Aquinas menyaksikan pertarungannya dengan Crouch yang juga merupakan salah satu
dari《Three Warriors》, dia tampaknya
lebih terkejut kalau Hiiro berhasil kembali setelah tertahan oleh Barid yang
merupakan pemimpin dari《Three Warriors》.
“Ufufu, Hiiro~
kun sangat~ luar~ biasa~” (Shublarz)
Shublarz mengekspresikan senyum yang
mengoda ketika dia menatap Hiiro,
“Hei kau, jangan terlalu dekat dengan
Hiiro.” (Liliyn)
Untuk beberapa
alasan, Liliyn kelihatannya kesal ketika dia mengucapkan kata-kata itu
bercampur dengan amarah.
“Ara~, aku ingin
tahu kenapa~?” (Shublarz)
Ketika dia
membalikkan tubuhnya ke arah Liliyn, dadanya bergoyang. Setelah
melihat itu, sebuah pembuluh darah muncul di dahi Liliyn.
“Ey! Ada apa dengan
tubuh X- itu! Hal-hal seperti itu harus dihukum
seperti ini!” (Liliyn)
*mugyu!
“Ah~!”
(Shublarz)
Suara mendesah
bergema di seluruh ruang tahta.
Penyebabnya adalah karena Liliyn tiba-tiba saja
mencengkeram dada Shublarz dengan kedua tangannya. Selain itu, dia dengan marah meremasnya sekeras mungkin.
“H-Hei
Liliyn-chan, apa yang coba kau lakukan~?!” (Shublarz)
“Ey! Kau sangat
bodoh karena menghadapiku dengan tubuhmu itu!” (Liliyn)
“Ah, mou, tolong
hentikan. Seperti yang kau lihat, aku cukup sensitif~” (Shublarz)
“Diam! Gumpalan lemak
ini harus dihukum dengan cara ini!” (Liliyn)
“AH~ MOU~!”
(Shublarz)
Sepasang gunung
kembar Shublarz sedang dibentuk menjadi berbagai bentuk di tangan Liliyn. Munculnya
orang-orang seperti itu untuk diamati (kebanyakan di dada), dan ada seseorang
yang menjadi bersemangat ketika lubang hidungnya mulai membengkak.
“Muhooo~! Ini adegan
yang sangat bagus! Adegan dimana seorang gadis
kecil dengan bergairah meremas payudara yang menyulut gairahku! Nofofofofofo!” (Silva)
Seperti yang
kita tahu orang itu adalah si butler Hentai.
“Apa kau baru
saja bilang gadis kecil?” (Liliyn)
Muncul banyak
pembuluh darah di dahi Liliyn.
“Nofofo! Ini bagus!
Ini sangat bagus ojousamaaaa-! Hidup Oppai-!” (Silva)
“Bajingan kau,
apa yang kau bicarakan barusaannnn!” (Liliyn)
Liliyn bergegas
ke Silva dan dalam sekejap memberinya tendangan tumit ke wajahnya.
“Buhiin—!” (Silva)
Kepala si hentai
itu tenggelam ke lantai.
“Heeeeeee! Silva-samaaaaaa!”
(Shamoe)
Shamoe yang
kebingungan pergi untuk melihat kondisi Silva di tanah tetapi dia tidak bisa
berkata-kata ketika Silva mengangkat ibu jarinya seperti dia tidak
menyesalinya.
“Siapa yang kau
sebut Gadis Kecilmu dasar Butler Hentai! Shamoe, biarkan si bodoh itu
sendirian!" (Liliyn)
“Y-y-y-y-y-y-y-y-y-y-a-!”
(Shamoe)
Hiiro yang
melihat ke tiga orang itu dengan mata setengah tertarik, [Seperti biasa,
orang-orang ini sangat berisik], dia mengangkat bahunya sembari berkata begitu.
“Apakah
Silva-dono sangat menyukai dada itu?” (Nikki)
Nikki yang
penasaran memiringkan lehernya.
“Sepertinya
begitu? Karena ojii-chan berbicara oppai oppai sepanjang waktu~mon!” (Mikazuki)
Ketika Mikazuki
mengucapkan kata-kata itu, setiap wanita lajang di dekatnya buru-buru menjauh
dari Silva. Bahkan Nikki bersembunyi di balik Hiiro karena ketakutan.
“Aku rasa kau
keliru Mikazuki-dono!” (Silva)
Seorang wanita
mengeluarkan suara [Hiii-!] karena Silva yang mendadak bangkit.
Silva tidak keberatan
dengan sikap seperti itu dari para wanita ketika dia menggenggam tinjunya.
“Menurutku,
payudara itu indah!
Tapi, pesona wanita tidak hanya dilihat pada hal itu!”
(Silva)
“Heh~, jadi apa
lagi?” (Mikazuki)
Mikazuki dengan
polosnya bertanya padanya, melihat itu, Silva mengangkat ujung mulutnya dan
mengangguk secara halus.
“Pantatnya
juga!” (Silva)
“Pantat?” (Mikazuki)
"Iya! Pantat yang
luar biasa…. meskipun yang ketat bisa membuatku
gemetar, tapi yang besar juga punya kelebihannya sendiri.....” (Silva)
Orang-orang di
sekitar merasa bersimpati pada sosok yang tangannya di dagunya dan menutup
matanya hilang dalam khayalan.
Tentu saja, ada orang-orang yang tidak ingin dia pergi
tanpa pengawasan.
“Bajingan kau! Tidurlah untuk
selamanyaaaaaa!” (Liliyn)
“Bamyuda!?”
(Silva)
Wajahnya dipukul
dengan tinju yang cukup kuat, dan kali ini seluruh tubuhnya tenggelam ke
dinding.
“...Apakah
orang-orang ini selalu punya suasana semacam ini?” (Eveam)
Pipi Eveam tampak
menegang ketika dia bertanya pada Hiiro.
“Ya, ini suasana
biasa bagi mereka.” (Hiiro)
Hiiro yang tidak
menghiraukan mereka kembali ke bentuk manusianya dengan menggunakan kata 『Origin』|『元』
Dia kembali ke
bentuk semula karena Hiiro sudah dikenal di kastil sebagai seorang manusia.
“....N-Ngomong-ngomong.”
(Eveam)
“N?”
(Hiiro)
Wajah Eveam
menunduk ketika dia menggoyangkan tubuhnya dengan gelisah. Ketika dia
menatapnya, dia mengerutkankan alisnya ke sosok itu.
“Apa... Hiiro
juga... suka pa-pa, pa-pa-pa-pa.” (Eveam)
“Apa yang coba kau katakan?” (Hiiro)
Wajahnya
tiba-tiba berubah memerah, karena Hiiro meragukan perilaku wanita yang susah
untuk dipahami itu.
“Ja-Ja-Jadi…pa-payudara…
itu besar… dan menarik?” (Eveam)
“..............ha?”
(Hiiro)
Jika itu
memalukan sampai titik memerah, dia seharusnya tidak menanyakannya jika dia
tidak bisa mengatakannya dengan jelas, pikir Hiiro sembari membuka mulutnya.
“Apa aku
baik-baik saja dengan payudara?
Terus terang, aku tidak tertarik. Bagiku buku lebih menarik daripada payudara.” (Hiiro)
“B... begitukah... jadi Hiiro
orang semacam itu...” (Eveam)
Dapat dilihat
kalau wanita di dekatnya menjatuhkan bahunya sambil mendesah, Hiiro yakin dia
tidak mengatakan sesuatu yang salah sehingga dia hanya mengangkat bahunya.
“Pokoknya, cepat
selesaikan perang ini.
Aku ingin sesegera mungkin memasuki perpustakaan.”
(Hiiro)
“Ah, kau benar. Karena
jembatan sudah hancur, mengirim bala bantuam dari sisi lain akan sulit. Dalam kasus orang-orang di 『Evila』, kita bisa menahan mereka jika kita
secara bertahap mengepung mereka.” (Eveam)
“Jadi, cepatlah bergerak. Ketika kau
menghabiskan terlalu banyak waktu, pihak lain mungkin akan menangani masalah
ini. Kebingungan mereka saat ini akan menjadi
kesempatan terbaikmu untuk mengambil langkah awal.” (Hiiro)
“Aku mengerti. Aquinas,
Marione." (Eveam)
Ketika Eveam
memanggil kedua orang itu, mereka berdua berlutut pada saat yang sama dan
membungkuk.
“Kalian berdua
harus mengurus musuh yang tersisa di negara ini.” (Eveam)
““Ha-!””
(Aquinas & Marione)
“Ornoth,
Shublarz.” (Eveam)
Kedua orang itu
juga membungkuk.
“Kalian berdua
persiapkan pasukan dan menghadang di jembatan. Kita akan
mengambil keputusan segera dengan memanfaatkan kesempatan ini.” (Eveam)
““Ha-!””
(Ornoth & Shublarz)
Keempat orang
itu pergi sekaligus untuk menyelesaikan tugas mereka.
“Aku ingin mengucapkan
terima kasih kepadamu Hiiro.
Aku akan menghadapi orang-orang di sekitar dengan
Aquinas. Kau bisa beristirahat di kamarmu.” (Eveam)
“...Apa kau yakin?” (Hiiro)
“Ya, kau sudah cukup melakukannya. Sebenarnya,
itu lebih dari cukup. Sekarang kau bisa mempercayakan
sisanya kepada kami.” (Eveam)
Kelihatannya, dengan
ini perannya telah berakhir.
Selain itu, mengingat situasi, mengevaluasi rasio kekuatan
yang tersisa dan kekuatan『Evila』, jelas『Evila』memiliki keuntungan yang besar.
Adapun di sisi
lain, kekuatan perang utama mereka telah menurun, semenjak semua kekuatan
perang dipusatkan di sana.
Bahkan jika pihak lain memiliki kelebihan dalam jumlah,
mereka sangat berbeda dalam hal kualitas.
Selain itu, efek
dari pemutusan jembatan cukup besar, karena mereka tidak dapat mengirimkan bala
bantuan mereka.
Mereka akan
segera terpojok, mereka akan memenangkan perang ini begitu mereka mampu
menyudutkan para musuh.
Bahkan bagi Hiiro, dia berpikir
bahwa ini semua akan berakhir hanya dalam beberapa hari, hingga kemudian dia
memutuskan untuk beristirahat seperti yang disarankan Eveam dan pergi ke
kamarnya.
« Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar