Chapter 150 –
Keputusan Gabranth
“....Uuh” (???)
“Kau akhirnya
bangun juga, Lenion?” (???)
“...A....Aniki?”
(Lenion)
Lenion yang ditempatkankan
di tempat tidur darurat. Leglos hanya bisa tersenyum kecut ketika melihat orang
yang diperban itu berbicara.
“Sepertinya kau
dihajar habis-habisan.” (Leglos)
“Aniki, berapa
lama aku pingsan?” (Lenion)
“Ketika aku
bertanya pada Barid, tampaknya kau tertidur sepanjang malam.” (Leglos)
“Sial...
berantakan sekali.” (Lenion)
“Lawanmu itu
tiga orang dari 《Cruel》 kan? Tapi meski
begitu, bukankah itu sebuah keajaiban karena kau berhasil selamat?” (Leglos)
“Haa, aku lebih
baik mati daripada hidup atas rasa malu ini, tentang tempat ini...” (Lenion)
“Kau bodoh!”
(???)
Yang membuat
pernyataan marah itu adalah Beast King Leowald yang tiba-tiba muncul di tempat
itu.
“A-Ayah...”
(Lenion)
“Lenion, apa
yang barusan kau katakan?
Kau lebih memilih mati daripada hidup dalam rasa malu?
Oh kau lebih baik mati
dan mengomel atas rasa malumu di sini?” (Leowald)
“.... tsk.”
(Lenion)
Lenion
memalingkan wajahnya tampak malu.
Leowald yang melihat sikap seperti itu dari Lenion,
mendesah keras.
“Lenion
dengarkan baik-baik, kau belum cukup kuat untuk bisa memilih tempat di mana kau
akan mati.” (Leowald)
Tatapannya
memiliki ketajaman tertentu, termasuk cahaya kelegaan di kedalaman matanya. Dia memiliki
kewajiban untuk memimpin putranya keluar dari sikapnya yang salah, karenanya
dia sedikit lega karena tahu kalau putranya selamat.
“Para prajurit
yang mati karena melindungimu, kau harus membayar kembali kehidupan mereka, kau
harus menjadi lebih kuat lagi untuk bisa memilih tempat di mana kau akan mati. Saat ini, kau
masih punya jalan panjang untuk kau tempuh.” (Leowald)
“......Aku
mengerti.” (Lenion)
Lelgos, kakak
laki-laki yang melihat respon blak-blakan itu mengangkat bahunya keheranan.
“Hm,
ngomong-ngomong ayah, kau tiba di sini lebih awal. Apa kau
berhasil mengalahkan Demon Lord?” (Lenion)
“Tidak, gangguan
yang tak terduga muncul.” (Leowald)
“Sebuah
gangguan?” (Lenion)
Leglos menceritakan
pada Lenion apa yang terjadi di konferensi itu.
“Jadi seperti
itu ya? Siapa itu si jubah merah?” (Lenion)
Pastinya jubah
merah itu adalah si Hiiro.
“Aku belum tahu
detailnya. Yang aku tahu orang itu adalah seorang 『Evila』 yang mampu menggunakan
sihir cahaya... orang itu sepertinya bukan orang biasa.” (Leglos)
Lenion yang
melihat ekspresi serius Leglos, menemukan ini cukup menarik ketika ia mulai
tertarik dengan orang ini.
“Selain itu, tampaknya
orang itu akan menjadi sosok terpenting yang menghalangi rencana kita.”
(Leglos)
Ketika dia
memberi tahu Lenion kalau informasi ini datang dari para tentara, bahkan dia
sendiri tercengang karena tidak bisa membantu.
“Hei, tunggu sebentar,
lalu ledakan yang luar biasa itu, dan sosok yang dengan cepat mengalahkan
Crouch, mungkinkan dia orang itu juga?” (Lenion)
“Sepertinya
begitu.” (Leglos)
“Apakah kita
sama sekali tidak menemukan informasi tentang keberadaanya? Maksudku,
bukankah aneh kalau orang itu tidak dikenal jika keberadaan tak biasa seperti
itu adalah nyata?”
“Mungkin saja,
orang ini bukan tipe yang dengan mudahnya menunjukkan kekuatannya.” (Leowald)
Leowald segera
menjawab pertanyaannya.
“Setidaknya
sampai sekarang, orang itu terus menghindari tindakan yang mungkin membuatnya
mencolok. Tampaknya dia juga mengatakan hal-hal seperti itu kepada Raja
Victoria.” (Leowald)
“....Lalu, kali
ini untuk alasan apa orang itu tiba-tiba mulai bergerak?” (Lenion)
“Entahlah,
meskipun aku tidak mengerti apa alasannya, tapi kemampuan orang itu akan
menjadi sebuah ancaman bagi kita.” (Leowald)
“Tentunya, bahkan
orang itu tidak terluka setelah menerima serangan Ayah.” (Leglos)
“Ja-Jangan
mengatakan hal bodoh seperti itu Aniki! Orang itu menerima serangan Ayah
dan tak tergores sedikitpun?” (Lenion)
“Itulah
kebenarannya.” (Leowald)
Lenion membatu
tanpa bisa mengajukan keberatan akibat pengakuan Leowald. Dia tahu
kemampuan Leowald. Dia tahu kemampuan Leowald.
Bahkan sekarang, dia masih menganggap kekuatan itu.
Menghindari
serangan Leowald atau pembicaraan tentang ketidaksempurnaannya, itu masih bisa
dipercaya.
“Selain itu, ada
masalah lain. Sebenarnya, aku percaya ini adalah masalah terbesar saat ini...”
(Leglos)
Leglos
mengerutkan keningnya karena dia sulit untuk mengatakannya.
“Apa yang
terjadi?” (Lenion)
“......Jembatan
itu hancur.” (Leglos)
“.....Ha?” (Lenion)
Leglos tampak
kehabisan akalnya ketika mendengar apa yang terjadi dua hari yang lalu
sementara Lenion yang masih terbaring di tempat tidur.
“Kejadian ini
terlalu berat untuk situasi kita.” (Leglos)
Mereka nampak
kebingungan memikirkan penyebab situasi yang mengganggu ini. Selain itu,
tidak berlebihan untuk menyatakan kalau ini adalah kekalahan mereka.
“Pengkhianatan
dari seorang Beastman?
Apa-apaan itu?” (Lenion)
Ikatan yang
terjalin antara para Beastman sangatlah kuat. Oleh karena
itu, tidak dapat dipercaya kalau ada teman seperjuangan yang mereka percayai
telah mengkhianati mereka.
Namun, yang
membingungkan adalah kenyataan bahwa jembatan itu dihancurkan oleh kekuatan
yang tidak biasa bagi seorang Beastmen.
“Sebenarnya,
untuk mengatakan padamu yang sebenarnya, aku punya pemikiran tentang orang itu.”
(Leowald)
“.....Eh?” (Lenion)
“Ketika aku
mendengar ciri-ciri orang itu dari Barid, meskipun wajahnya adalah seorang
beastman, dan untuk beberapa alasan dia terlihat mirip dengan si jubah merah
yang aku lawan.” (Leowald)
Fisik, sikap,
penggunaan sihir, semuanya sangat mirip dengan bocah laki-laki berjubah merah.
“Jika orang itu
mampu meniru seseorang, ada kemungkinan orang itu akan menyamar menjadi seorang
beastman dan datang ke sini.
Kelihatanya, orang itu juga bisa melakukan teleportasi,
karena mendengar kenyataan kalau Barid kehilangan jejak orang itu seketika.” (Leowald)
“..... Siapa sebenarnya
orang itu?” (Lenion)
Kukukuku,
kemudian, mereka mendengar Leowald tertawa aneh, dua orang yang melihat ini
nampak tercengang karenanya.
“Bukankah dia
anak yang cukup menarik?
Untuk berpikir dia akan menghancurkan jembatan itu.
Apalagi, dia datang sendiri tepat di tengah-tengah
wilayah musuh. Aku benar-benar ingin melihatnya
lagi.” (Leowald)
Kedua orang itu
mengangkat bahu mereka keheranana ketika mereka melihat pria itu
mengekspresikan senyum yang tampak bahagia.
“K-Katakan,
Aniki?” (Lenion)
“T-Tentang apa?”
(Leglos)
“Mengenai orang
itu, Ayah tampaknya menyukainya.” (Lenion)
“Sepertinya
begitu. Bahkan jika aku berada di posisi Ayah, itu akan menjadi
pengalaman pertamaku. Untuk mendapati seranganku
dengan mudahnya dipantulkan kembali padaku. Dan
lagi, dengan sempurna dikembalikannya.” (Leglos)
“Ha? Dia tidak
hanya menangkalnya tetapi juga mengembalikannya… sebenarnya siapa sih dia...” (Lenion)
Meskipun rasa
cemburu jelas terlihat dalam ekspresinya, dia memiliki perasaan yang sama
dengan Leglos karenanya dia juga menunjukkan senyum masam.
“Namun, aku
sedikit memahami perasaan Ayah.
Hingga kini, tidak ada satu orang pun yang bisa
bertarung dengannya secara langsung. Oleh karena
itu, meskipun Ayah menantikan untuk bisa bertarung dengan Aquinas secara langsung,
tampaknya sekarang dia telah menemukan mainan baru yang lebih menarik.”
(Leglos)
“.....Aku ingin
sedikit bersimpati pada orang itu yang menjadi target latihan Ayah.” (Lenion)
“Aku juga
sependapat denganmu.” (Leglos)
Leglos yang
melihat Leowald masih di dunianya sendiri tertawa sembari membayangkannya,
hanya bisa menghela nafas.
Sebuah pemikiran
tiba-tiba datang padanya.
(Jika aku tidak
salah ingat, setengah tahun yang lalu, suara Mimir dipulihkan oleh seorang『Spirit』, bagaimanapun juga, sepertinya aku
juga mendengar kalau dia juga mengenakan jubah merah....... Jangan bilang
padaku...) (Leglos)
Meskipun, mereka
ternyata orang yang sama, Leglos menjulurkan lehernya ketika ia menghapus
pemikiran semacam itu.
“Ngomong-ngomong,
mulai saat ini apa yang akan kita lakukan? Ini adalah wilayah『Humas』, ’kan? Apakah ada
cara untuk mengumpulkan rekan-rekan kita di dunia iblis?” (Lenion)
Leowald yang
tertawa mematahkan senyumnya saat dia membuat ekspresi serius pada pertanyaan
Lenion.
“Tentang itu,
banyak saudara kita berhasil tertangkap hanya dalam waktu dua hari.” (Leowald)
“Na-!?... nay...
benarkah.” (Lenion)
Lenion merapatkan
giginya ketika tinjunya gemetar.
Ini adalah hasil dari dia dengan nyaman tertidur selama
dua hari, entah bagaimana dia yakin hal ini pasti akan terjadi.
“Orang-orang itu
tidak membiarkan kesempatan ini terlewat. Tentu saja, itu wajar... tapi
kenapa mereka menangkap mereka? Jika itu aku,
aku pasti akan segera memusnahkan mereka.” (Lenion)
Leowald yang
merupakan seorang ayah hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan menakutkan
Lenion.
“Demon Lord dari
generasi ini tampaknya punya sifat yang berbeda.” (Leowald)
“Ha?” (Lenion)
“Dalam kasus
Raja Iblis sebelumnya, dia pasti akan langsung membunuh semua saudara kita
seperti yang kau katakan.
Namun, Demon Lord saat ini hanyalah seorang wanita
muda.” (Leowald)
“Aku tahu itu
.... tapi...” (Lenion)
“Meskipun aku
sedikit mengamatinya, berkaitan dengan pidato dan perilakunya, Demon Lord itu
terlalu naif.” (Leowald)
“Jadi karena
itu, dia menangkap mereka tanpa membunuhnya?” (Lenion)
“Aku mengira ada
kemungkinan mereka ingin mengakhiri perang ini.” (Leglos)
Leglos menjawab
pertanyaannya. Seperti yang telah dikatakannya, sebagai imbalan karena
membebaskan para tawanan, mereka berniat untuk mengakhiri perang dengan
menggunakan perjanjian non-agresi.
“Perang ini,
tidak peduli sekeras apapun kami memikirkannya, ini adalah kekalahan bagi 『Gabranth』dan『Humas』. Karena jembatan itu hancur, kita
kehilangan cara untuk menyerang dunia iblis dengan kekuatan perang kita.” (Leglos)
“Apa yang kau ingin bilang
kalau kita saat ini dalam kebuntuan?” (Lenion)
“Ya, tempat di
mana kekuatan kita yang tersisa sekarang tengah berkumpul mencoba mencari
sebuah cara di sisi lain.
Meskipun pembicaraan yang akan datang terpaksa
dilakukan dengan raja Victoria, anehnya, para manusia kembali ke negara mereka
sendiri.” (Leglos)
“Whoa, apakah
mereka melarikan diri?” (Lenion)
“Aku tidak tahu
apakah mereka melarikan diri, aku bahkan tidak mengerti jika ada hal penting
yang mengharuskan mereka untuk kembali, lagi pula, sekarang hanya ada beberapa『Humas』yang ditugaskan di tempat ini.” (Leglos)
Seperti yang
Leglos katakan, hanya ada sedikit prajurit manusia berada di sini yang awalnya
bertugas menjaga perbatasan, para prajurit yang lainnya telah kembali ke negara
mereka seperti yang diperintahkan oleh komandan mereka.
“Apa terjadi sesuatu
di【Victorias】?” (Lenion)
“Aku tidak punya
gambarannya. Bahkan jika terjadi sesuatu, aku tidak punya waktu untuk
memperhatikannya.” (Leglos)
“Benar. Kemungkinan
musuh akan segera bergerak jika kita terlalu lama menunggu di sini. Mereka mungkin mencoba memaksa kita untuk bernegosiasi
menggunakan rekan-rekan kita yang tertangkap.” (Leowald)
Leowald
berbicara dengan ekspresi muram.
Lagi pula, dia tidak suka menjadi orang yang memainkan
langkah kedua. Namun, karena sejumlah besar
rekannya telah ditangkap oleh lawan, dia tidak bisa bergerak tanpa berpikir
karena dia tidak tahu bagaimana nasib rekan-rekannya.
Dia sudah
mempersiapkan dirinya mengalahkan semua musuh bahkan jika teman-temannya akan
mati sia-sia, tetapi cara itu tidak berguna sekarang. Setelah semuanya,
tidak mungkin untuk menyeberangi jembatan yang merupakan hambatan yang cukup
mengerikan.
“Bagaimanapun
juga Ayah, seandainya mereka berniat untuk menggunakan perjanjian non-agresi
untuk pembebasan rekan-rekan kita, bagaimana kita akan menanggapinya?” (Lenion)
Lenion dan
Leglos keduanya melirik ke arah Raja mereka meminta jawaban dari pertanyaan Lenion.
“....Aku tak
tahu.” (Leowald)
“Hei, apa-apaan
itu dengan aku tak tahu.....” (Lenion)
“Bagaimanapun
juga, kita akan membicarakannya ketika saatnya tiba.” (Leowald)
“Begitukah.” (Lenion)
“Namun, jika
kamu ingin mendengar niatku yang sebenarnya, aku ingin mendapatkan kembali
rekan-rekanku dengan selamat.
Aku menganggap para beastman sama seperti keluargaku
sendiri. Tapi, aku juga harus menerima keadaan
kita saat ini, meskipun aku yakin kebanggaan kita tidak akan mengizinkannya.
Jangan lupa kalau kita telah merasakan banyak kesulitan
di masa lalu.” (Leowald)
Dia mengucapkan
kata-kata itu bercampur dengan kemarahan.
“Kita kali ini
bersekutu dengan manusia karena kebencian yang sama, hanya karena『Evila』terlalu kuat. Aku
mempertimbangkan kalau kita pasti bisa menekan mereka dengan cara ini. Tapi, hasilnya malah berakhir seperti ini.” (Leowald)
Dia menghela
napas ketika dia mengejek dirinya sendiri.
“Berbicara
tentang dendam,『Humas』memiliki dendam yang lebih besar
terhadap mereka. Tapi, agar kita bisa hidup di dunia ini dengan cara kita
sendiri, terlebih dahulu kita harus mengalahkan『Evila』.” (Leowald)
“Namun, kita
gagal, ‘kan?” (Leglos)
“Kau ada
benarnya. Namun, untuk menyerah karena satu kekalahan ini, aku percaya
keinginan kita tidaklah begitu lemah.” (Leowald)
Leowald mengepalkan
tinjunya dan berbalik kearah kedua orang dibelakanngnya, dimana kemauan yang
kuat tampak muncul di matanya.
“Kali ini,
pastinya akan ada kerugian besar akibat kehilangan seorang rekan. Namun, jika
lawan mendesak kondisi ini ke pertahanan kita, bukankah tindakan untuk
menyetujui perjanjian adalah hal yang benar untuk dilakukan?” (Leowald)
“........” (Leglos)
“Mengenai
rekan-rekan kita yang tertangkap, semuanya telah mempersiapkan ini. Bagaimanapun
juga, mereka berpartisipasi dalam perang ini hanya karena mereka telah siap
untuk ini. Jika kita menyesali hidup kita di
sini dan menerima kekalahan, bukankah kita menginjak-injak pendirian mereka?” (Leowald)
“Ayah...” (Lenion)
“Ayah...” (Leglos)
“Mari kita lakukan
pertemuan untuk sementara waktu.
Namun, pendapat setiap orang itu sama. Kita seharusnya tidak menyerah pada mereka. Semuanya belum dirampas dari kita!” (Leowald)
Kemudian,
tiba-tiba.
““““Uoooooooooooo!”“““
Dia mendengar suara
keras mengguncang suasana di sekitarnya. Ketika dia melihatnya, tanpa
disadarinya para prajurit Beastman telah berkumpul di hadapannya, semua orang
mengangkat tinju mereka dengan keras dan menaikkan semangat mereka.
“K-Kalian semua...”
(Leowald)
Bahkan Leowald
tidak bisa tidak terheran-heran.
“Bersorak untuk
Raja-sama kita!”
“Benar, benar! Kita belum
dikalahkan!”
“Kami akan
bertarung sampai akhir!”
Kata-kata itu
berasal dari beberapa tentara yang ingin menunjukkan kesediaan mereka untuk
bertarung. Karena suara-suara itu, Leowald dengan senang hati mengangkat
sudut mulutnya.
“Baiklah katakanlah
rekan-rekanku! Itu benar! Kita masih bisa
bertarung! Ini adalah kebanggaan dari 『Gabranth』, selagi masih panas, itu akan terus
menyala!” (Leowald)
Leowald
berteriak sambil menggenggam tinjunya di sekitar jantungnya.
“Jika mereka
ingin menang dari kita, mereka harus memadamkan api ini!” (Leowald)
““““Padamkan!””””
“Api ini akan
bersama dengan kita sampai akhir!" (Leowald)
““““Bersama
dengan api kita!””””
“Kita!”
(Leowald)
““““Kita!””””
“Pada hari ini,
nyala api ini akan terbakar!” (Leowald)
““““Pada hari, nyala
api ini akan terbakar!””””
“Kita akan terus
bertarung!” (Leowald)
““““Kita akan
terus bertarung!””””
Pada akhirnya,
terdengar suara keras mencapai telinganya. Kelihatannya, mereka telah memutuskan
jalan yang akan mereka lalui. Leglos dan Lenion,
saling mengangguk satu sama lain sebagai tanda bahwa mereka telah menguatkan
diri mereka.
Meskipun mereka tidak tahu kapan『Evila』akan menyerang, Legios percaya bahwa
mereka perlu menemukan cara untuk menyeberang ke dunia iblis. Dengan
mengingat hal itu, dia meninggalkan tempat itu untuk menemukan seseorang yang
terpercaya di antara para prajurit.
«
Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar