Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Minggu, 08 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 150 - Bahasa Indonesia


Chapter 150 – Keputusan Gabranth

“....Uuh” (???)
“Kau akhirnya bangun juga, Lenion?” (???)
“...A....Aniki?” (Lenion)
Lenion yang ditempatkankan di tempat tidur darurat. Leglos hanya bisa tersenyum kecut ketika melihat orang yang diperban itu berbicara.
“Sepertinya kau dihajar habis-habisan.” (Leglos)
Lenon sedikit mendecakkan lidahnya ketika dia mulai mengingat alasannya terbaring di tempat tidur.
“Aniki, berapa lama aku pingsan?” (Lenion)
“Ketika aku bertanya pada Barid, tampaknya kau tertidur sepanjang malam.” (Leglos)
“Sial... berantakan sekali.” (Lenion)
“Lawanmu itu tiga orang dari Cruel kan? Tapi meski begitu, bukankah itu sebuah keajaiban karena kau berhasil selamat?” (Leglos)
“Haa, aku lebih baik mati daripada hidup atas rasa malu ini, tentang tempat ini...” (Lenion)
“Kau bodoh!” (???)
Yang membuat pernyataan marah itu adalah Beast King Leowald yang tiba-tiba muncul di tempat itu.
“A-Ayah...” (Lenion)
“Lenion, apa yang barusan kau katakan? Kau lebih memilih mati daripada hidup dalam rasa malu? Oh kau lebih baik mati dan mengomel atas rasa malumu di sini?” (Leowald)
“.... tsk.” (Lenion)
Lenion memalingkan wajahnya tampak malu. Leowald yang melihat sikap seperti itu dari Lenion, mendesah keras.
“Lenion dengarkan baik-baik, kau belum cukup kuat untuk bisa memilih tempat di mana kau akan mati.” (Leowald)
Tatapannya memiliki ketajaman tertentu, termasuk cahaya kelegaan di kedalaman matanya. Dia memiliki kewajiban untuk memimpin putranya keluar dari sikapnya yang salah, karenanya dia sedikit lega karena tahu kalau putranya selamat.
“Para prajurit yang mati karena melindungimu, kau harus membayar kembali kehidupan mereka, kau harus menjadi lebih kuat lagi untuk bisa memilih tempat di mana kau akan mati. Saat ini, kau masih punya jalan panjang untuk kau tempuh.” (Leowald)
“......Aku mengerti.” (Lenion)
Lelgos, kakak laki-laki yang melihat respon blak-blakan itu mengangkat bahunya keheranan.
“Hm, ngomong-ngomong ayah, kau tiba di sini lebih awal. Apa kau berhasil mengalahkan Demon Lord?” (Lenion)
“Tidak, gangguan yang tak terduga muncul.” (Leowald)
“Sebuah gangguan?” (Lenion)
Leglos menceritakan pada Lenion apa yang terjadi di konferensi itu.
“Jadi seperti itu ya? Siapa itu si jubah merah?” (Lenion)
Pastinya jubah merah itu adalah si Hiiro.
“Aku belum tahu detailnya. Yang aku tahu orang itu adalah seorang Evila yang mampu menggunakan sihir cahaya... orang itu sepertinya bukan orang biasa.” (Leglos)
Lenion yang melihat ekspresi serius Leglos, menemukan ini cukup menarik ketika ia mulai tertarik dengan orang ini.
“Selain itu, tampaknya orang itu akan menjadi sosok terpenting yang menghalangi rencana kita.” (Leglos)
Ketika dia memberi tahu Lenion kalau informasi ini datang dari para tentara, bahkan dia sendiri tercengang karena tidak bisa membantu.
“Hei, tunggu sebentar, lalu ledakan yang luar biasa itu, dan sosok yang dengan cepat mengalahkan Crouch, mungkinkan dia orang itu juga?” (Lenion)
“Sepertinya begitu.” (Leglos)
“Apakah kita sama sekali tidak menemukan informasi tentang keberadaanya? Maksudku, bukankah aneh kalau orang itu tidak dikenal jika keberadaan tak biasa seperti itu adalah nyata?”
“Mungkin saja, orang ini bukan tipe yang dengan mudahnya menunjukkan kekuatannya.” (Leowald)
Leowald segera menjawab pertanyaannya.
“Setidaknya sampai sekarang, orang itu terus menghindari tindakan yang mungkin membuatnya mencolok. Tampaknya dia juga mengatakan hal-hal seperti itu kepada Raja Victoria.” (Leowald)
“....Lalu, kali ini untuk alasan apa orang itu tiba-tiba mulai bergerak?” (Lenion)
“Entahlah, meskipun aku tidak mengerti apa alasannya, tapi kemampuan orang itu akan menjadi sebuah ancaman bagi kita.” (Leowald)
“Tentunya, bahkan orang itu tidak terluka setelah menerima serangan Ayah.” (Leglos)
“Ja-Jangan mengatakan hal bodoh seperti itu Aniki! Orang itu menerima serangan Ayah dan tak tergores sedikitpun?” (Lenion)
“Itulah kebenarannya.” (Leowald)
Lenion membatu tanpa bisa mengajukan keberatan akibat pengakuan Leowald. Dia tahu kemampuan Leowald. Dia tahu kemampuan Leowald. Bahkan sekarang, dia masih menganggap kekuatan itu.
Menghindari serangan Leowald atau pembicaraan tentang ketidaksempurnaannya, itu masih bisa dipercaya.
“Selain itu, ada masalah lain. Sebenarnya, aku percaya ini adalah masalah terbesar saat ini...” (Leglos)
Leglos mengerutkan keningnya karena dia sulit untuk mengatakannya.
“Apa yang terjadi?” (Lenion)
“......Jembatan itu hancur.” (Leglos)
“.....Ha?” (Lenion)
Leglos tampak kehabisan akalnya ketika mendengar apa yang terjadi dua hari yang lalu sementara Lenion yang masih terbaring di tempat tidur.
“Kejadian ini terlalu berat untuk situasi kita.” (Leglos)
Mereka nampak kebingungan memikirkan penyebab situasi yang mengganggu ini. Selain itu, tidak berlebihan untuk menyatakan kalau ini adalah kekalahan mereka.
“Pengkhianatan dari seorang Beastman? Apa-apaan itu?” (Lenion)
Ikatan yang terjalin antara para Beastman sangatlah kuat. Oleh karena itu, tidak dapat dipercaya kalau ada teman seperjuangan yang mereka percayai telah mengkhianati mereka.
Namun, yang membingungkan adalah kenyataan bahwa jembatan itu dihancurkan oleh kekuatan yang tidak biasa bagi seorang Beastmen.
“Sebenarnya, untuk mengatakan padamu yang sebenarnya, aku punya pemikiran tentang orang itu.” (Leowald)
“.....Eh?” (Lenion)
“Ketika aku mendengar ciri-ciri orang itu dari Barid, meskipun wajahnya adalah seorang beastman, dan untuk beberapa alasan dia terlihat mirip dengan si jubah merah yang aku lawan.” (Leowald)
Fisik, sikap, penggunaan sihir, semuanya sangat mirip dengan bocah laki-laki berjubah merah.
“Jika orang itu mampu meniru seseorang, ada kemungkinan orang itu akan menyamar menjadi seorang beastman dan datang ke sini. Kelihatanya, orang itu juga bisa melakukan teleportasi, karena mendengar kenyataan kalau Barid kehilangan jejak orang itu seketika.” (Leowald)
“..... Siapa sebenarnya orang itu?” (Lenion)
Kukukuku, kemudian, mereka mendengar Leowald tertawa aneh, dua orang yang melihat ini nampak tercengang karenanya.
“Bukankah dia anak yang cukup menarik? Untuk berpikir dia akan menghancurkan jembatan itu. Apalagi, dia datang sendiri tepat di tengah-tengah wilayah musuh. Aku benar-benar ingin melihatnya lagi.” (Leowald)
Kedua orang itu mengangkat bahu mereka keheranana ketika mereka melihat pria itu mengekspresikan senyum yang tampak bahagia.
“K-Katakan, Aniki?” (Lenion)
“T-Tentang apa?” (Leglos)
“Mengenai orang itu, Ayah tampaknya menyukainya.” (Lenion)
“Sepertinya begitu. Bahkan jika aku berada di posisi Ayah, itu akan menjadi pengalaman pertamaku. Untuk mendapati seranganku dengan mudahnya dipantulkan kembali padaku. Dan lagi, dengan sempurna dikembalikannya.” (Leglos)
“Ha? Dia tidak hanya menangkalnya tetapi juga mengembalikannya… sebenarnya siapa sih dia...” (Lenion)
Meskipun rasa cemburu jelas terlihat dalam ekspresinya, dia memiliki perasaan yang sama dengan Leglos karenanya dia juga menunjukkan senyum masam.
“Namun, aku sedikit memahami perasaan Ayah. Hingga kini, tidak ada satu orang pun yang bisa bertarung dengannya secara langsung. Oleh karena itu, meskipun Ayah menantikan untuk bisa bertarung dengan Aquinas secara langsung, tampaknya sekarang dia telah menemukan mainan baru yang lebih menarik.” (Leglos)
“.....Aku ingin sedikit bersimpati pada orang itu yang menjadi target latihan Ayah.” (Lenion)
“Aku juga sependapat denganmu.” (Leglos)
Leglos yang melihat Leowald masih di dunianya sendiri tertawa sembari membayangkannya, hanya bisa menghela nafas.
Sebuah pemikiran tiba-tiba datang padanya.
(Jika aku tidak salah ingat, setengah tahun yang lalu, suara Mimir dipulihkan oleh seorangSpirit, bagaimanapun juga, sepertinya aku juga mendengar kalau dia juga mengenakan jubah merah....... Jangan bilang padaku...) (Leglos)
Meskipun, mereka ternyata orang yang sama, Leglos menjulurkan lehernya ketika ia menghapus pemikiran semacam itu.
“Ngomong-ngomong, mulai saat ini apa yang akan kita lakukan? Ini adalah wilayahHumas, ’kan? Apakah ada cara untuk mengumpulkan rekan-rekan kita di dunia iblis?” (Lenion)
Leowald yang tertawa mematahkan senyumnya saat dia membuat ekspresi serius pada pertanyaan Lenion.
“Tentang itu, banyak saudara kita berhasil tertangkap hanya dalam waktu dua hari.” (Leowald)
“Na-!?... nay... benarkah.” (Lenion)
Lenion merapatkan giginya ketika tinjunya gemetar. Ini adalah hasil dari dia dengan nyaman tertidur selama dua hari, entah bagaimana dia yakin hal ini pasti akan terjadi.
“Orang-orang itu tidak membiarkan kesempatan ini terlewat. Tentu saja, itu wajar... tapi kenapa mereka menangkap mereka? Jika itu aku, aku pasti akan segera memusnahkan mereka.” (Lenion)
Leowald yang merupakan seorang ayah hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan menakutkan Lenion.
“Demon Lord dari generasi ini tampaknya punya sifat yang berbeda.” (Leowald)
“Ha?” (Lenion)
“Dalam kasus Raja Iblis sebelumnya, dia pasti akan langsung membunuh semua saudara kita seperti yang kau katakan. Namun, Demon Lord saat ini hanyalah seorang wanita muda.” (Leowald)
“Aku tahu itu .... tapi...” (Lenion)
“Meskipun aku sedikit mengamatinya, berkaitan dengan pidato dan perilakunya, Demon Lord itu terlalu naif.” (Leowald)
“Jadi karena itu, dia menangkap mereka tanpa membunuhnya?” (Lenion)
“Aku mengira ada kemungkinan mereka ingin mengakhiri perang ini.” (Leglos)
Leglos menjawab pertanyaannya. Seperti yang telah dikatakannya, sebagai imbalan karena membebaskan para tawanan, mereka berniat untuk mengakhiri perang dengan menggunakan perjanjian non-agresi.
“Perang ini, tidak peduli sekeras apapun kami memikirkannya, ini adalah kekalahan bagi GabranthdanHumas. Karena jembatan itu hancur, kita kehilangan cara untuk menyerang dunia iblis dengan kekuatan perang kita.” (Leglos)
“Apa yang kau  ingin bilang  kalau kita saat ini dalam kebuntuan?” (Lenion)
“Ya, tempat di mana kekuatan kita yang tersisa sekarang tengah berkumpul mencoba mencari sebuah cara di sisi lain. Meskipun pembicaraan yang akan datang terpaksa dilakukan dengan raja Victoria, anehnya, para manusia kembali ke negara mereka sendiri.” (Leglos)
“Whoa, apakah mereka melarikan diri?” (Lenion)
“Aku tidak tahu apakah mereka melarikan diri, aku bahkan tidak mengerti jika ada hal penting yang mengharuskan mereka untuk kembali, lagi pula, sekarang hanya ada beberapaHumasyang ditugaskan di tempat ini.” (Leglos)
Seperti yang Leglos katakan, hanya ada sedikit prajurit manusia berada di sini yang awalnya bertugas menjaga perbatasan, para prajurit yang lainnya telah kembali ke negara mereka seperti yang diperintahkan oleh komandan mereka.
“Apa terjadi sesuatu diVictorias?” (Lenion)
“Aku tidak punya gambarannya. Bahkan jika terjadi sesuatu, aku tidak punya waktu untuk memperhatikannya.” (Leglos)
“Benar. Kemungkinan musuh akan segera bergerak jika kita terlalu lama menunggu di sini. Mereka mungkin mencoba memaksa kita untuk bernegosiasi menggunakan rekan-rekan kita yang tertangkap.” (Leowald)
Leowald berbicara dengan ekspresi muram. Lagi pula, dia tidak suka menjadi orang yang memainkan langkah kedua. Namun, karena sejumlah besar rekannya telah ditangkap oleh lawan, dia tidak bisa bergerak tanpa berpikir karena dia tidak tahu bagaimana nasib rekan-rekannya.
Dia sudah mempersiapkan dirinya mengalahkan semua musuh bahkan jika teman-temannya akan mati sia-sia, tetapi cara itu tidak berguna sekarang. Setelah semuanya, tidak mungkin untuk menyeberangi jembatan yang merupakan hambatan yang cukup mengerikan.
“Bagaimanapun juga Ayah, seandainya mereka berniat untuk menggunakan perjanjian non-agresi untuk pembebasan rekan-rekan kita, bagaimana kita akan menanggapinya?” (Lenion)
Lenion dan Leglos keduanya melirik ke arah Raja mereka meminta jawaban dari pertanyaan Lenion.
“....Aku tak tahu.” (Leowald)
“Hei, apa-apaan itu dengan aku tak tahu.....” (Lenion)
“Bagaimanapun juga, kita akan membicarakannya ketika saatnya tiba.” (Leowald)
“Begitukah.” (Lenion)
“Namun, jika kamu ingin mendengar niatku yang sebenarnya, aku ingin mendapatkan kembali rekan-rekanku dengan selamat. Aku menganggap para beastman sama seperti keluargaku sendiri. Tapi, aku juga harus menerima keadaan kita saat ini, meskipun aku yakin kebanggaan kita tidak akan mengizinkannya. Jangan lupa kalau kita telah merasakan banyak kesulitan di masa lalu.” (Leowald)
Dia mengucapkan kata-kata itu bercampur dengan kemarahan.
“Kita kali ini bersekutu dengan manusia karena kebencian yang sama, hanya karenaEvilaterlalu kuat. Aku mempertimbangkan kalau kita pasti bisa menekan mereka dengan cara ini. Tapi, hasilnya malah berakhir seperti ini.” (Leowald)
Dia menghela napas ketika dia mengejek dirinya sendiri.
“Berbicara tentang dendam,Humasmemiliki dendam yang lebih besar terhadap mereka. Tapi, agar kita bisa hidup di dunia ini dengan cara kita sendiri, terlebih dahulu kita harus mengalahkanEvila.” (Leowald)
“Namun, kita gagal, ‘kan?” (Leglos)
“Kau ada benarnya. Namun, untuk menyerah karena satu kekalahan ini, aku percaya keinginan kita tidaklah begitu lemah.” (Leowald)
Leowald mengepalkan tinjunya dan berbalik kearah kedua orang dibelakanngnya, dimana kemauan yang kuat tampak muncul di matanya.
“Kali ini, pastinya akan ada kerugian besar akibat kehilangan seorang rekan. Namun, jika lawan mendesak kondisi ini ke pertahanan kita, bukankah tindakan untuk menyetujui perjanjian adalah hal yang benar untuk dilakukan?” (Leowald)
“........” (Leglos)
“Mengenai rekan-rekan kita yang tertangkap, semuanya telah mempersiapkan ini. Bagaimanapun juga, mereka berpartisipasi dalam perang ini hanya karena mereka telah siap untuk ini. Jika kita menyesali hidup kita di sini dan menerima kekalahan, bukankah kita menginjak-injak pendirian mereka?” (Leowald)
“Ayah...” (Lenion)
“Ayah...” (Leglos)
“Mari kita lakukan pertemuan untuk sementara waktu. Namun, pendapat setiap orang itu sama. Kita seharusnya tidak menyerah pada mereka. Semuanya belum dirampas dari kita!” (Leowald)
Kemudian, tiba-tiba.
““““Uoooooooooooo!”“““
Dia mendengar suara keras mengguncang suasana di sekitarnya. Ketika dia melihatnya, tanpa disadarinya para prajurit Beastman telah berkumpul di hadapannya, semua orang mengangkat tinju mereka dengan keras dan menaikkan semangat mereka.
“K-Kalian semua...” (Leowald)
Bahkan Leowald tidak bisa tidak terheran-heran.
“Bersorak untuk Raja-sama kita!”
“Benar, benar! Kita belum dikalahkan!”
“Kami akan bertarung sampai akhir!”
Kata-kata itu berasal dari beberapa tentara yang ingin menunjukkan kesediaan mereka untuk bertarung. Karena suara-suara itu, Leowald dengan senang hati mengangkat sudut mulutnya.
“Baiklah katakanlah rekan-rekanku! Itu benar! Kita masih bisa bertarung! Ini adalah kebanggaan dari Gabranth, selagi masih panas, itu akan terus menyala!” (Leowald)
Leowald berteriak sambil menggenggam tinjunya di sekitar jantungnya.
“Jika mereka ingin menang dari kita, mereka harus memadamkan api ini!” (Leowald)
““““Padamkan!””””
“Api ini akan bersama dengan kita sampai akhir!" (Leowald)
““““Bersama dengan api kita!””””
“Kita!” (Leowald)
““““Kita!””””
“Pada hari ini, nyala api ini akan terbakar!” (Leowald)
““““Pada hari, nyala api ini akan terbakar!””””
“Kita akan terus bertarung!” (Leowald)
““““Kita akan terus bertarung!””””
Pada akhirnya, terdengar suara keras mencapai telinganya. Kelihatannya, mereka telah memutuskan jalan yang akan mereka lalui. Leglos dan Lenion, saling mengangguk satu sama lain sebagai tanda bahwa mereka telah menguatkan diri mereka.
Meskipun mereka tidak tahu kapanEvilaakan menyerang, Legios percaya bahwa mereka perlu menemukan cara untuk menyeberang ke dunia iblis. Dengan mengingat hal itu, dia meninggalkan tempat itu untuk menemukan seseorang yang terpercaya di antara para prajurit.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar