Chapter 154 -
Sebuah Percakapan di Dalam Penjara
“Aku mengerti, jadi pihak lain
menerimanya..... itu bagus.
Untuk saat ini, kita dapat mengatakan kalau semuanya
berjalan dengan baik.” (Eveam)
Eveam lega mendengar jawaban yang
mereka terima dari para Beastmen.
Dengan cara ini, tidak akan ada lagi kematian yang
dibutuhkan untuk kedua belah pihak. Tentu saja,
tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada 『Evila』 jika mereka kalah.
Untuk jaga-jaga, mereka telah
menggunakan 《Contract Roll》 untuk perjanjian dan di dalamnya terdapat janji untuk
tidak sembarangan membunuh orang-orang yang kalah atau melakukan tindakan lain
semacamnya. Meski begitu, kemungkinan kalau mereka akan dapat terus hidup
sampai sekarang sangatlah rendah.
“Yang kalah harus mematuhi perintah
si pemenang”. Dengan kata lain, yang kalah pada dasarnya harus menjadi
bawahan si pemenang. Namun, perjanjian ini tak
sempurna. Ada kemungkinan pihak lain akan melakukan
bunuh diri dan mengkhianati yang menang.
Namun, rasa kegelisahan itu dihalau
oleh Aquinas.
“Mereka tidak akan pernah menarik
kembali kata-kata mereka setelah mereka memutuskannya. Aku percaya
itu adalah kebanggaan 『Gabranth』.
Itu sebabnya, hingga saat ini, tidak pernah ada situasi
di mana mereka mengkhianati seseorang. Setidaknya,
jika Beast King saat ini menerima permintaan kita, mereka kemungkinan akan
mengikutinya karena alasan emosional. Dan jika kita
menang, Yang Mulia tidak punya niat untuk menindas mereka, ‘kan?” (Aquinas)
“Tentu saja.” (Eveam)
“Maka dari itu, tidak perlu merasa
tidak puas. Yang tersisa hanyalah meluangkan waktu untuk berkomunikasi
dengan mereka dengan cara yang memungkinkan mereka memahami niat kita yang
sebenarnya, kan?” (Aquinas)
“Aku mengerti... ya, itu benar.”
(Eveam)
“Tapi, untuk melakukan itu, kita
harus menang dengan segala cara.” (Aquinas)
“Ya, kau benar sekali. Mari
kalahkan mereka secara langsung, jujur dan adil!” (Eveam)
Melihat Eveam yang mengepalkan
tinjunya dengan kuat, Aquinas menghembuskan nafas saat wajahnya rileks.
“Tapi, untuk berpikir kita akan
memilih metode semacam ini.
Rahang Marione turun seolah-olah tidak akan pernah bisa
menutup lagi, kan? ”(Aquinas)
“Ha ha ha. Sebenarnya,
metode ini disarankan...... oleh Hiiro.” (Eveam)
“Hiiro?”
(Aquinas)
“Y-Ya.” (Eveam)
Isi dari apa yang diminta Eveam dari
Gabranth saat ini, adalah bagian dari rencana yang dibuat oleh Hiiro. Ketika dia
berbicara dengan Hiiro, dia keceplosan bagaimana dia inginnya menyelesaikan
perang ini dengan damai.
Pada saat itu, Hiiro tertawa dan
menggodanya, sambil mengatakan padanya kalau dia berbicara terlalu naif. Secara
alami, Eveam mengerti apa yang ingin dikatakan Hiiro. Namun, dia tidak setuju dengan ucapannya dan marah.
Setelah Eveam menjadi cemberut untuk
waktu yang singkat, Hiiro mengucapkan kata-kata ini padanya.
“Tidak ada yang namanya perang yang
tidak menyakiti siapa pun.
Jika kau tidak ingin ada yang terluka, maka kau harus
membuatnya sehingga tidak ada alasan untuk memulai perang.” (Hiiro)
Itu wajar saja. Sebagai
sebuah tanggapan, dia memberi tahu Hiiro kalau dia juga telah berusaha keras
untuk melakukan itu.
“Begitu perang dimulai, tidak ada jaminan
kalau kau dapat menghentikannya tanpa adanya jatuh korban. Namun,
kerusakan bisa dikurangi tergantung pada lawanmu. Aku punya sebuah ide.
Yah, mungkin aku harus menyebutnya semacam khayalan
naifku, dan itu adalah sebuah rencana bodoh yang mungkin bisa ditemukan dalam
manga aksi berdarah panas atau semacamnya, tapi......” (Hiiro)
Setelah mengatakan itu, dia dengan
enggan mulai mengajarinya tentang metode yang digunakan saat ini.
“Hou, jadi saran tak masuk akal ini
dari Hiiro, kah?” (Aquinas)
Saat dia mengatakan itu, Aquinas
memberikan ekspresi yang tampaknya sangat puas.
“Tetap saja, aku terkejut kau
memutuskan untuk pergi dengan rencana itu.” (Aquinas)
“Itu tak bisa ditolong lagi kan? Pada
tingkat ini, kita akan terus berjuang sampai salah satu dari kita hancur.
Hal seperti itu sama sekali tak ada gunanya. Dalam kasus ini, aku berpikir jika kita pergi ke tempat musuh
berada, mereka mungkin akan bersedia mendengarkan apa yang akan kita katakan.” (Eveam)
“Aku mengerti, jadi metode tepat
karena lawannya adalah 『Gabranth』, kah?” (Aquinas)
“Ya, meskipun cara ini tentu saja tak
akan berakhir dengan sama sekali tak ada yang cedera, setidaknya, kita bisa
mengurangi kerusakan minimal mungkin. Dan juga, tak seperti lawan
kita, saran itu jelas-jelas tidak menguntungkan bagi pihak kita. Jika kita bisa mengalahkan mereka, pihak lawan tidak akan
bisa mengatakan apa-apa tentang itu.” (Eveam)
“Fu.. tampaknya kau cukup bertekad....
Apa itu juga karena Hiiro?” (Aquinas)
“U-Umu. Yah, ya.” (Eveam)
Dia melihat ke arah lain karena
malu.
“Yah, tentunya mereka punya
keuntungan, tetapi jika mereka kalah meski berada dalam posisi yang
menguntungkan, bahkan seorang 『Gabranth』 harus mengakuinya. Yaitu, kekalahan
mereka sendiri.” (Aquinas)
“Ah, Hiiro juga mengatakan itu!”
(Eveam)
Aquinas menatap Eveam, yang dengan
riang menunjukkan senyumnya.
Menyadari tatapan Aquinas, dia buru-buru berpaling
darinya saat wajahnya menjadi sangat memerah.
“……Fuu.”
(Aquinas)
Eveam melihat Aquinas, yang menyunggingkan
senyuman yang sepertinya memiliki makna tersembunyi di dalamnya.
“Hei, apakah ada yang ingin kau
katakan?!” (Eveam)
“Tidak, kau harus tetap seperti itu
dan terus mengubah dirimu sedikit demi sedikit.” (Aquinas)
Ekspresinya sedikit mirip dengan
orang tua yang mengawasi anaknya dengan penuh kasih sayang.
“Eh.. apa y....?” (Eveam)
Saat Eveam berbicara, Aquinas
berbalik dan mulai berjalan ke tempat lain.
“Mau kemana kau, Aquinas?” (Eveam)
“.…Aku hanya ingin jalan-jalan.”
(Aquinas)
Dia menatap punggung Aquinas saat
dia pergi.
“....Apa itu semua tentang..?”
(Eveam)
Dia memiringkan wajahnya yang masih panas
dalam kebingungan.
* * *
“Funya~, Tubuhku masih sakit-nya~”
(Crouch)
Orang yang mengatakan itu, yang saat
ini tengah berbaring di atas tumpukan jerami sambil berguling-guling adalah
salah satu dari 《Three
Warriors》, Crouch.
Setelah dikalahkan oleh Hiiro, dia
dibawa sebagai tawanan perang dan dijebloskan ke penjara.
“Uhh~ seperti yang diharapkan,
tubuhku masih putih-nya~” (Crouch)
Menatap tangannya, dia mendesah,
bulunya, yang seharusnya berwarna hitam, saat ini berwarna putih seperti salju.
“Ini adalah 《Rebound》 karena memanggil tembakan besar sekaligus, -nya~...
aku mungkin akan tetap seperti ini sampai bulan purnama berikutnya.” (Crouch)
Selain itu, tidak hanya bulunya yang
berubah putih, tinggi badannya juga jelas-jelas berubah. Ketika dia
berkulit hitam, tubuhnya kokoh dan tinggi, tapi sekarang, dia tidak lebih
tinggi dari seorang anak kecil. Dadanya juga
sedikit membengkak. Ini jelas adalah tubuh
seorang gadis.
“Uhh~ aku bosan-nya~” (Crouch)
Crouch berguling-guling dan kemudian
tiba-tiba berhenti.
Dia kemudian mulai mengingat orang itu.
“……Hiiro... kah?” (Crouch)
Setelah bertarung dengannya, Crouch
mengingat orang yang telah mengalahkan dirinya dengan kekuatannya yang luar
biasa.
“Jubah merah... Kacamata... Dan
juga, aroma itu.” (Crouch)
Ketika mereka bertarung, aroma Hiiro
memasuki hidungnya dan dia merasakan sebuah ketidaknyamanan.
“Kenapa dia mempunyai bau seperti
Tarou-nya~?” (Crouch)
Sayangnya, tidak ada yang menyangkal,
“Itu karena mereka adalah orang yang sama.” Ketika pertama kali dia bertemu
Hiiro, dia menyamar sebagai seorang Beastmen dan menolak memberitahukan nama
aslinya, malah menyebut dirinya Tanaka Tarou. Namun,
jubah merah, kacamata, dan aromanya sama.
Itulah mengapa dia tidak perlu
bingung. Jika dia tahu Hiiro bisa mengubah penampilannya, dia akan
segera tahu alasannya, tapi sayangnya, Crouch tidak menyadari kenyataan itu.
“……Aah! Lupakan!” (Crouch)
Dia berguling-guling lagi.
“Siapa yang peduli-nya! Lebih
penting lagi, aku ingin melawannya lagi-nya! Aku
ingin bertemu dengan Hiiro-nya!” (Crouch)
Suara nyaringnya bergema di seluruh
penjara. Beastmen lain, yang tertangkap dan dipenjara di sana berkata,
“Ah, dia kesal lagi.” Dan desahan jengkel bisa terdengar dari semua tempat.
Karena hal ini telah terjadi
beberapa kali, penjaga penjara juga menyerah pada suasananya dan pasrah, karenanya
mereka hanya bisa mengangkat bahu mereka. Akan tetapi, itu tak seperti
mereka bisa meninggalkannya tanpa memberikan kata-kata peringatan sama sekali.
“Hei, bisa tenang sedikit, kan?”
(Penjaga Penjara)
Nada penjaga agak lemah lembut,
mungkin karena penampilan Crouch jelas seperti anak kecil. Meskipun
dia jelas-jelas adalah seorang musuh, masih terasa canggung untuk memperlakukan
seorang anak kecil secara sepihak sebagai sasaran kebencian mereka.
“Uu~ Panggil Hiiro ke sini-nya~”
(Crouch)
“Aku sudah memberitahumu kalau itu tak
mungkin, ‘kan? Orang itu adalah penyelamat negara, dan benar-benar layak
disebut seorang pahlawan. Tidak mungkin aku membawanya ke tempat seperti ini.” (Penjaga
Penjara)
“Nya? Apa Hiiro
itu terkenal-nya?” (Crouch)
“Yah, aku rasa begitu. Semua orang
yang melihatnya bertarung secara langsung pasti akan mengatakannya. Terlebih lagi, orang itu meledakkan jembatan seorang diri,
kau tahu? Dia melakukan itu untuk kami 《Evila》, jika kami tidak memanggilnya pahlawan, lalu kami harus
memanggilnya apa?”
(Penjaga Penjara)
Mata Penjaga Penjara berkilauan,
menatap ke kejauhan dengan iri.
“Jembatan!? Sendirian?!
Luar biasa......” (Crouch)
Crouch tahu kalau ada cukup banyak
kekuatan yang digunakan untuk mempertahankan jembatan. Untuk menembus
pertahanan itu saja, mata Crouch berkilauan memikirkan Hiiro, yang telah
berhasil menghancurkan jembatan itu sendirian.
Crouch sama sekali tidak meragukan
kata-kata pria itu.
Dia mampu menilai kalau dia serius berdasarkan
penampilannya.
“Kau tahu, apa yang lebih
mengejutkan adalah kenyataan kalau orang itu sebenarnya adalah seorang 『Humas』.” (Penjaga
Penjara)
“…heh? Apa yang kau
maksud dengan seorang 『Humas』, -nya?” (Crouch)
“Yah, sepertinya dia mampu menggunakan
sihir perubahan, tapi penampilan aslinya adalah seorang 『Humas』 .
Namun, untuk berpikir ada orang seperti itu di antara
manusia. Dia benar-benar berbeda dari manusia yang
ada di 《Victorias》.
Ah, tapi orang itu juga berasal dari 《Victorias》..... apa baik-baik saja untuk mengatakan itu?” (Penjaga
Penjara)
“……Apa maksudmu-nya?” (Crouch)
Wajah Crouch berubah serius ketika
dia mulai menggali informasi.
Pria itu, yang terperangkap di dunianya sendiri, tidak
memperhatikannya. Dia dimabukkan oleh kata-katanya
sendiri.
“Tidak ada. Hanya saja
dia tampaknya telah dipanggil bersama dengan para pahlawan.” (Penjaga Penjara)
“………”
(Crouch)
“Yah, sepertinya dia bukan seorang
pahlawan. Mereka bilang kalau dia entah bagaimana diseret ke dalam
pemanggilan, jadi dia datang ke sini... Oi, apa kau mendengarkanku?” (Penjaga
Penjara)
Melihat kalau dia tidak membalas,
dia menjadi penasaran dan mengintip ke selnya. Tidak
seperti sebelumnya, dia diam-diam berbaring di atas jerami. Melihat penampilannya saat ini, dia memperoleh kesadarannya
dan mendapatkan kembali ketenangannya.
“Sial. Apakah itu
baik-baik saja untuk mengatakan semua itu padanya?” (Penjaga Penjara) (TL/N
: Wkwkwk akhirnya sadar juga nih penjaga penjara :v)
Menyadari kalau dia tidak sengaja
memanas dan membocorkan informasi ke musuh, penjaga penjara menjadi gelisah. Namun,
melihat dia tidak bergerak, dia berpikir mungkin saja dia sudah tertidur.
Dia menggenggam tangannya dalam doa, berharap di dalam
hatinya kalau Crouch akan melupakan semuanya. Setelah
itu, seperti biasa, dia melanjutkan pekerjaannya.
Namun, Crouch tidak berencana
melupakan apapun tentang percakapan tadi. Alasannya karena sekarang, dia
tahu kalau Hiiro dan Tarou saling berhubungan.
(Sihir perubahan.... Aku mengerti, -nya.....
jadi mereka adalah orang yang sama, -nya!) (Crouch)
Dia merasakan kegembiraan membengkak
di dalam hatinya.
Akibatnya, keinginan sebelumnya untuk melihatnya
semakin kuat.
Belum lagi, dia mendengar sebuah cerita
yang menarik.
(Tidak hanya itu, tapi untuk
berpikir dia adalah seseorang dari dunia lain..... sungguh menarik-nya! Hiiro
benar-benar menarik-nya!) (Crouch)
Crouch tersenyum, saat pipinya
merona.
“Nyahaha……Nyahaha……
Nyahaha……” (Crouch)
Untuk sementara, hanya tawanya yang
bisa terdengar di seluruh penjuru penjara. Secara kebetulan, ketika
penjaga penjara menemukan suara tawanya yang menyeramkan, tampaknya mereka tetap
terdiam.
« Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar