Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Kamis, 12 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 159 - Bahasa Indonesia

Chapter 159 - Identitas Jubah Merah~ Arnold Mengamuk~

Terus terang, Muir tampak terkejut. Dia tidak berpikir kalau dia akan mendengar desas-desus tentang orang itu di tempat seperti itu.
Orang itu........ lebih dari setengah tahun berlalu sejak dia berpisah dengan Hiiro Okamura. Setengah tahun yang lalu, Hiiro sudah mengatakan kalau dia akan kembali jika dia bebas.
Itu sebabnya Muir percaya pada kata-kata Hiiro dan bekerja keras dalam sebuah pelatihan sehingga ketika saatnya tiba, dia akan bisa bertarung disisinya. Agar tak membebaninya, dia telah berlatih keras bersama ayah angkatnya, Arnold.
Sambil berpikir kalau itu akan segera 6 bulan sejak perpisahan mereka, dia dengan semangatnya menunggu kembalinya Hiiro. Namun, bahkan setelah 6 bulan yang dijanjikannya telah berlalu, dia sama sekali tak menghubungi mereka.

Adapun pelatihan mereka, itu berakhir dengan baik di mana semua yang tersisa sebagaian besar berpusat di sekitar latihan diri. Sempat berpikir kalau akan lebih baik mereka menemui Hiiro sendiri jika Hiiro tak kembali dengan sendirinya, Muir mendiskusikan ide itu dengan Arnold.
Namun, Arnold mengatakan kepadanya, bahkan jika mereka tahu tujuan Hiiro, akan terlalu berbahaya bagi mereka untuk menemuinya. Itu sudah bisa diduga sebelumnya. Jika tujuannya adalah seperti yang dia katakan pada mereka sebelumnya, itu mungkin adalah benua Iblis.
Itu bukan tempat di mana orang seperti Muir dan Arnold bisa dengan mudahnya pergi kesana. Jika mereka seperti Hiiro dan bisa menggunakan sihir perubahan, maka kemungkinan besar mereka akan baik-baik saja, tapi sayangnya, mereka tak memiliki sihir yang nyaman seperti itu.
Arnold juga mengatakan kalau mereka hanya harus meninggalkan seorang pria yang tak berperasaan itu sendirian. Bagaimanapun juga, Muir tahu kalau Arnold melakukan itu, sebenarnya, dia ingin melihat Hiiro juga.
Alasan Muir tahu itu karena ketika dia menyebutkan akan menemuinya langsung, Arnold sempat membuat wajah bahagia. Namun dalam kenyataannya, mereka tak memiliki sarana untuk melakukannya. Itulah mengapa mereka tak punya pilihan selain terus tinggal bersama master mereka, Rarashik, dan melatih diri mereka untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
Pada saat itu, seorang pengunjung yang tak terduga muncul. Muir tak bisa memperkirakan  pengunjung itu adalah salah satu dari Three Warriors prajurit tertinggi dari Beastman Captial : Passion, Barid. Bukan hanya itu, tapi mereka mendengar cerita yang mengejutkan dari Barid.
Saat ini, mereka sedang berperang. Itu adalah sesuatu yang siapa pun di dalam negeri ini sudah mengetahuinya. Seiring dengan kenyataan kalau mereka telah membuat aliansi dengan Humas untuk itu. Namun, dalam perang itu, para Beastmen dipaksa mundur oleh Evila.
Selain itu, penyebab mereka mundur adalah akibat ulah seseorang. Seorang Humas yang dianggap sebagai pahlawan oleh mereka yang ada di sisi Evila. Tak hanya itu, tapi wajah orang itu sepertinya sangat mirip dengan orang tertentu yang Muir tahu dengan sangat baik.
Tidak, mungkin saja, Hiiro adalah satu-satunya orang yang bisa dia pikirkan, yang bisa melakukan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Arnold juga sepertinya mendapatkan kesimpulan yang sama, karena dia menunjukkan ekspresi terkejut. Wajahnya yang jelas-jelas melengkung kemudian dikonfirmasi oleh Muir.
Lalu, pada akhirnya, Rarashik juga tiba dengan jawaban yang sama. Meskipun awalnya dia menolak ajakan Barid untuk ikut perang, dia tiba-tiba berubah pikiran dan menerima undangannya setidaknya sampai kembali dan mendengarkan cerita Raja.
Jadi, saat ini, mereka bertiga telah mengikuti Barid ke istana Passion, dan telah tiba di King’s Tree, Throne Room.
“Senang melihatmu datang, Rara.” (Leowald)
Orang yang duduk di singgasana yang berbicara adalah Raja negeri ini, Raja Leowald. Ini bukan pertama kalinya Muir bertemu dengannya secara pribadi.
Setelah serangkaian kejadian tak terduga, dia menjadi teman dengan Putri Kedua Mimir. Sesekali, dia diundang oleh Mimir untuk bermain di istana.
Selama masa itu, dia dan Arnold telah bertemu Leowald dalam berbagai macam kesempatan. Akan tetapi, bahkan jika ini bukan pertemuan pertama mereka, melihatnya di sini dalam kunjungan resmi seperti itu, seperti yang diduga, itu membuatnya gugup.
Tampaknya Arnold, yang berlutut di sampingnya, juga memiliki pikiran yang sama, ketika kegugupan muncul di wajahnya.
Namun, Rarashik sendiri tetap bersikap seperti biasanya ketika dia berdiri tepat di hadapan sang Raja.
“Sudah lama ya, Leo-sama.” (Rarashik)
“Bagus sekali Rara, kau terlihat bersemangat seperti biasanya. Dan juga, maaf karena tiba-tiba memanggilmu ke sini.” (Leowald)
Muir menyadari mereka berdua memiliki hubungan yang cukup akrab. Ketika Rarashik masih bekerja sebagai instruktur seni bela diri, dialah yang telah melatih Leowald.
“Tidak, aku sebenarnya tidak punya niat untuk datang. Hanya saja aku mendengar cerita yang menarik.” (Rarashik)
“……tentang si jubah merah?” (Leowald)
Mata Leowald berkilat.
“Ya, itu benar. Lagi pula, tampaknya Leo-sama menunjukkan ketertariakan pada orang itu.” (Rarashik)
“Gahaha! Itu benar! Dia benar-benar anak muda yang menyenangkan!” (Leowald)
“Sepertinya anda bersenang-senang, Leo-sama.” (Rarashik)
“Ya, untuk beberapa saat darahku mendidih untuk pertama kalinyanya. Aku sempat melakukan pertarungan kecil dengannya. Tidak diragukan lagi, dia memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi sainganku.” (Leowald)
Setelah melihat senyuman Leowald yang bahagia, Rarashik mengangkat bahunya.
“Aku mengerti, sepertinya orang itu disukai oleh orang yang merepotkan.” (Rarashik)
Saat dia mengatakan itu, alis Leowald berkedut. Barid, di samping para prajurit lain di ruangan itu, tiba-tiba membeku, karena telah lengah oleh pernyataan Rarashik.
“……Rara, apa kau tahu? Siapa sebenarnya si jubah merah itu?” (Leowald)
“Ya, tapi untuk jaga-jaga, setidaknya aku akan bertanya siapa namanya. Karena mungkin itu hanya kesalahpahaman di pihak kita.” (Rarashik)
Meskipun dia mengatakan itu, bisa dilihat dari ekspresinya kalau Rarashik percaya diri dengan jawabannya. Muir juga percaya diri, tapi dia harus mendengarkan dengan saksama untuk memastikan kembali jawabannya.
“Aku tak tahu apakah itu nama aslinya atau bukan, tapi dia dipanggil Hiiro oleh Maou.” (Leowald)
Saat dia mengatakan itu, sudut mulut Rarashik naik menjadi seringai lebar. Melihat ekspresinya, Leowald langsung mengerti.
“Sepertinya dia seorang kenalanmu.” (Leowald)
“Ya, meskipun jika menyangkut tentang anak muda itu, maka kedua orang ini akan lebih banyak punya informasi tentangnya. Mereka adalah mantan teman perjalanannya.” (Rarashik)
“Apa!?” (Leowald)
Mata semua orang di ruangan itu melebar.
“Apa itu benar, Arnold, Muir?” (Leowald)
Ketika mereka memperkenalkan diri ketika mereka bertemu sebelumnya, Leowald tahu nama mereka berdua.
““Iya!”” (Arnold & Muir)
Mereka berdua mengangkat suara mereka dalam penegasan pada saat yang bersamaan.
“Aku mengerti! Ini cukup kebetulan! Ceritakan beberapa cerita tentang anak itu!” (Leowald)
Arnold menjawab permintaan Leowald. Dia berbicara tentang di mana mereka bertemu dan petualangan macam apa yang mereka jalani bersama. Namun, dia, untuk saat ini, berusaha untuk berbicara dengan cara yang akan menyembunyikan rincian sihir Hiiro.
Yah, karena Hiiro tampaknya bertingkah seolah-olah dia tidak punya niat menyembunyikan sihirnya, ada kemungkinan tak masalah untuk membicarakan sihirnya. Namun, selama dia tak punya izin dari orang itu sendiri, Arnold merasa canggung untuk menjelaskan rincian sihir Hiiro pada orang lain.
Meski begitu, itu tak berarti Arnold tahu banyak tentang sihir Hiiro. Jadi yang dia katakan adalah itu adalah sihir yang sangat mahakuasa.
Leowald tampak senang mendengarkan cerita Arnold.
“Hohou, jadi kau datang ke negara ini bersama orang ini, si Hiiro. Sangat disayangkan. Jika kami bisa merekrutnya pada saat itu, maka sekarang, kami mungkin akan kembali dengan kepala kami yang terangkat tinggi.” (Leowald)
Sepertinya penilaiannya tentang Hiiro hanya setinggi itu.
“Bagaimanapun juga, Arnold, setelah mendengar ceritamu dan melihat tindakan Hiiro sendiri, kemungkinan dia adalah pengguna Sihir Unik. Bukan hanya itu, tapi dia seorang manusia. Aku terkejut kalau dia akan mudah percaya dengan beastman seperti dirimu.” (Leowald)
Kata-katanya itu sangat wajar. Perselisihan antara Gabranth dan Humas jauh lebih besar dibandingkan dengan perselisihan antara Gabranth dan Evila. Alasannya karena di masa lalu, mereka telah diperlakukan sebagai ternak dan budak oleh para manusia.
“Itu benar. Tentu saja, ada banyak hal yang dia katakan dan lakukan yang saya sendiri sama sekali tak bisa memahaminya. Akan tetapi, untuk menilai baik atau buruknya seseorang, orang itu akan mengatakannya secara terang-terangan.​​” (Arnold)
“Hou, terang-terangan, katamu?” (Leowald)
“Ya. Dia adalah seorang pria yang terus maju sesuai dengan apa yang dia rasakan. Sepertinya dia tak percaya pada martabat orang lain dan rumor mereka. Dia seorang manusia yang mencapai jawaban hanya berdasarkan apa yang dia lihat langsung dengan matanya sendiri, terdengar dengan telinganya sendiri, dan dirasakan dengan kulitnya sendiri.” (Arnold)
“Fumu.” (Leowald)
“Ketika dia mengetahui kalau aku, tidak, ketika mengetahui kami adalah seorang beastmen, apakah anda tahu apa yang dia katakan?” (Arnold)
“Kedengarannya menarik, apa yang dia katakan?” (Leowald)
“Kalau..... dia tidak ada hubungannya dengan itu.” (Arnold)
“…………” (Leowald)
Ras tidak ada hubungannya dengan itu. Dari awal, bahkan jika rasmu berbeda, itu tak mengubah kenyataan kalau kalian semua hidup, kan? Jujur, aku tak tertarik. Apanya yang begitu menyenangkan tentang memperebutkannya?...... hal itu benar-benar menarik semua semangat juang dalam diri saya.” (Arnold)
Mendengar kata-kata Arnold, Muir tersenyum sementara wajah Leowald sekali lagi tersenyum.
“Hohou, itu luar biasa.” (Leowald)
“Heh?” (Arnold)
“Luar biasa……Itu bagus sekali, Hiiro. Ini benar-benar membuatku ingin mendapatkannya dengan segala cara.” (Leowald) (TL/N dari English : Hyu hyu~ satu lagi untuk harem Hiiro~ :v)
Ketika Muir menjadi tercengang, Rarashik bergumam, ‘Ah, cepat tembak~’ saat dia menyadari apa yang dipikirkan Leowald.
“Tampaknya anak itu benar-benar telah ditargetkan. Oleh seorang penggila pertertarungan.” (Rarashik)
“O-Ojisan……?” (Muir)
Ketika Muir melihat ke arah Arnold dengan cemas, dia menyadari kalau sebelum dia tahu itu, arnold telah menyatukan tangannya untuk memanjatkan doa, dan berkata,
“Kau menerima belasungkawa dariku, Hiiro.” (Arnold)
“Tunggu, Ojisan!” (Muir)
“Tidak apa-apa, Muir. Itu akan menjadi obat yang bagus untuk si bodoh itu. Ini adalah balas dendamku karena meninggalkan kita tanpa mengatakan apapun dan melanggar janjinya.”  (Arnold)
Setelah melihat ekspresi jahat yang dibuat Arnold, Muir menjatuhkan bahunya seolah-olah dia pasrah. Sementara dia mengerti bagaimana perasaannya, dia juga merasa kalau Arnold terlalu berlebihan.
“Hiiro…….?” (???)
Saat dia melakukannya, dia mendengar suara seseorang.
“Ooh, apa itu, putriku, Mimir? Kau tahu, teman-temanmu sudah datang?” (Leowald)
“Ayah, um, baru saja.... ku pikir aku baru saja mendengar nama Hiiro-sama....” (Mimir)
“Mu? Hiiro? Kenapa kau tahu nama Hiiro?” (Leowald)
“Ah, eh …itu……” (Mimir)
Begitu melihatnya, mata Arnold berkilat. Wajah Muir menegang, saat dia berpikir untuk dirinya sendiri—
(O-Ojisan, jangan bilang.....) (Muir)
Meskipun dia memikirkan itu dan akan menghentikannya, tapi dia sudah terlambat.
“Leowald-sama, sebenarnya, ada satu hal lagi yang saya rasa harus anda dengar.” (Arnold)
Setelah melihat Arnold tiba-tiba membuat wajah yang senang sambil bersikap dengan hormat, mata Rarashik berkedip saat dia membeku.
“Ap-apa itu?” (Leowald)
“Anda masih ingat? Kejadian setengah tahun yang lalu ketika suara Mimir-sama tiba-tiba kembali?” (Arnold)
Menyadari kalau dia berencana membeberkan semuanya seperti yang dipikirkannya sebelumnya, mulut Muir mengepak terbuka dan tertutup karena terkejut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar