Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Sabtu, 14 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 163 - Bahasa Indonesia


Chapter 163 – Urusan Hiiro untuk Passion

Hiiro membuat ekspresi yang menunjukkan kalau ia yakin dengan alasan Rarashik untuk datang ke sini. Melihat mereka berdua memiliki tujuan yang sama, keduanya menuju King Tree bersamaan. (TL/N : King Tree, artinya Pohon Raja)
Dia bilang kalau dia juga punya urusan dengan raja, tapi—
“Selain itu, tak mungkin aku membiarkan diriku melewatkan acara yang begitu menarik, kan?” (Rarashik)
Senyumnya penuh dengan tekad. Bahkan Hiiro mengakui kalau jika dia bersamanya, pembicaraan akan berjalan tanpa halangan yang tak perlu dan karenanya dia mengizinkan Rarashik untuk bergabung dengannya tanpa kata-kata perlawanan.
Beberapa tentara mungkin ingat wajah beastmennya, dan karena itu dia diminta oleh Rarashik, untuk memakai tudung. Tentu saja, dengan cara ini, dia mungkin bisa menghindari masalah yang tidak perlu.

Bagaimanapun juga, setelah memasuki King Tree, itu hal yang wajar bagi orang lain untuk menatap curiga seseorang yang mengenakan jubah merah dengan cara untuk mencegah mereka mengkonfirmasi identitasnya.
Akan tetapi, karena Rarashik berada di dekatnya, mereka menganggapnya sebagai salah satu teman atau semacamnya, tak ada yang mengatakan apa pun tentangnya. Sebelum memasuki Throne Room Rarashik memberitahu salah satu prajurit kalau dia mencari penonton untuk sang raja. (TL/N : Throne Room, artinya Ruang Tahta)
Prajurit itu membungkuk ke arah Rarashik dengan ekspresi gugup dan memasuki Throne Room. Setelah beberapa saat, dia kembali dan mengizinkan kedua tamu itu untuk masuk.
Rarashik memimpin saat Hiiro mengikuti di belakangnya.
(Hou, jadi ini adalah Throne Room, ya …… ​​dan itu adalah) (Hiiro)
Dia berpikir kalau tatapannya jatuh ke atas tahta agung. Dan yang duduk di atasnya adalah Beast King Leowald, yang menatap keduanya, dengan mata ragu.
Mata Hiiro mengamati ruangan secara menyeluruh, menilai sekelilingnya. Di dekat tahta berdiri seorang manusia burung, yang pernah ditemui Hiiro sebelumnya. Dia tampaknya waspada terhadapnya dan menatap Hiiro dengan tatapan tajam.
“Ada apa dengan kunjungan mendadakmu, Rara?” (Leowald)
Leowald bertanya pada Rarashik, sementara matanya tertuju pada Hiiro.
“Tidak, bukan apa-apa. Saya hanya berpikir untuk melaporkan status muridku yang idiot saat ini dan…… Saya ingin memperkenalkan seseorang yang menarik bagi anda.” (Rarashik)
“Hou.” (Leowald)
Semua orang memfokuskan pandangan mereka pada Hiiro. Setelah melakukan itu, burung itu, Barid, berusaha mendekati Leowald dalam upaya untuk melindunginya, tetapi langsung dihentikan oleh raja binatang itu sendiri.
“......Apakah yang itu?” (Leowald)
“Ya, saya yakin Anda akan terkejut.” (Rarashik)
Leowald melirik Rarashik, yang menunjukkan senyum lebar, dan mengembalikan garis pandangnya ke Hiiro.
“......Kau yang di sana, buka tudungmu dan tunjukkan wajahmu.” (Leoward)
Kemudian, seperti yang diminta, Hiiro melepaskan tudungnya. Saat berikutnya, suasananya terasa dingin. Terutama Barid, yang sebelumnya telah bertemu Hiiro dalam bentuk beastmennya, menjaga Leowald dengan memposisikan diri di hadapannya.
“Rarashik-sama, apa yang anda coba lakukan?” (Barid)
Dia menanyai wanita itu; haus darah mengalir keluar darinya bersama setiap kata yang diucapkannya. Reaksi seperti itu tak ada yang luar biasa. Lagi pula, itu adalah Rarashik yang  membimbing Hiiro, musuh mereka, sampai ke ruang tahta.
Tapi dia mengangkat bahunya ketika dia berbicara dengan senyuman yang tetap tak terpatahkan.
“Yah Hiiro bilang dia ingin bertemu Leo-sama, jadi aku membawanya ke sini. Aku sudah menyebutkan ini sebelumnya, kan? Kalau anak ini adalah seorang kenalanku.” (Rarashik)
“T-Tapi tetap!” (Barid)
Keluhan Barid itu wajar. Namun, tidak peduli seberapa banyak kenalannya Hiiro, mereka akan berduel dengan negara masing-masing yang dipertaruhkan dalam waktu beberapa hari. Selain itu, dia adalah orang yang harus mereka waspadai. Siapa pun pastinya merasa tak akan terlalu jauh untuk berpikir bahwa Hiiro datang untuk mengambil kehidupan raja dalam sekejap ini.
“Tenanglah. Anak ini benar-benar datang ke sini hanya untuk berbicara.” (Rarashik)
“Ma-Mana buktinya!” (Barid)
“Lagipula, dia bukanlah orang yang akan melakukan sesuatu yang merepotkan.” (Rarashik)
“……Ha? M-Merepotkan?” (Barid)
Barid tercengang ketika mendengar kata-kata Rarashik. Lalu, sebuah tangan meraih bahunya.
“T-Tuanku?” (Barid)
“Minggir sebentar.” (Leowald)
“T-Tapi !!” (Barid)
 “Minggir.” (Leowald)
Dikuasai oleh tatapan raja, Barid dengan enggan melangkah ke samping. Leowald menatap Hiiro dan,
“Sudah lama...... ku kira?” (Leowald)
Tanya Leowald.
“Aa, tak diragukan, itu sudah lama sekali.” (Hiiro)
“Seorang Evilayang aku hadapi di Holy Oldine. Itu kau, kan?” (Leowald)
“Benar. Pada saat itu, kau tiba-tiba menyerangku. Apa semua penguasa di sini begitu cepat melakukan kekerasan?” (Hiiro)
“Kau kurang ajar.” (Barid [Third Wheel])
Barid melebarkan sayapnya untuk terbang, tapi sekali lagi dihentikan oleh tatapan Leowald.
“Uu………… mengerti.” (Barid [Third Wheel])
Setelah Leowald menegaskan agar barid menarik kembali sayapnya, Leowald sekali lagi memandang Hiiro dengan tatapan bertanya.
“Mereka yang berani berbicara dengan raja dari sebuah negara seperti itu hanyalah seorang yang penting atau seorang yang idiot... yang mana kau?” (Leowald)
“Bukankah sudah jelas kalau aku orang penting?” (Hiiro)
Melihat balasan Hiiro tanpa ragu untuk kedua kalinya, Leowald menyeringai.
“Gahahahaha! Aku mengerti! Dia jelas bocah yang sama dari waktu itu! Gahahahaha!” (Leowald)
Melihat Raja mereka tertawa dengan cara yang menyenangkan seperti itu, wajah para prajurit itu menjadi kosong. Suasana tegang dari sebelumnya menghilang seolah-olah itu hanyalah sebuah kebohongan.
“Baiklah, kau tentu saja terlihat seperti Hiiro Okamura. Bagaimanapun juga, kau seharusnya menjadi kekuatan perang terkuat di pihak musuh. Katakan padaku kenapa orang sepertimu akan datang jauh-jauh ke sini.” (Leowald)
“Aku punya banyak alasan, tetapi hanya ada dua alasan yang berhubungan denganmu. Salah satunya untuk mengetahui dimana lokasi pasti pertarungan akan diadakan.” (Hiiro)
“Nh? Kau tak tahu tempat pertarungannya? Aku mendengar dari Maou tempat itu tak masalah, kan?” (Leowald)
Sambil mengerutkan kening, dia bertanya.
“Tidak, tak ada masalah dengan tempat itu sendiri. Aku hanya perlu tahu lokasi pastinya, jadi aku datang ke sini.” (Hiiro)
“Hou, untuk alasan apa?” (Leowald)
“Karena aku akan memindahkan orang-orang dari Evilake sana.” (Hiiro)
Itu telah ditulis dalam surat dari tuan Iblis juga. Bahwa seseorang dari pihak mereka akan memindahkan mereka ke lokasi pertarungan pada hari yang ditentukan. Tentu saja, biasanya orang tak akan berpikir kalau seseorang yang mampu melakukan itu ada.
Bagaimanapun juga, selama konferensi, Hiiro memindahkan Demon Lord dan yang lainnya ke benua iblis yang jaraknya begitu jauh hanya dalam sekejap mata. Itulah kenapa mereka menduga hal itu mungkin untuk dilakukan.
Tapi saat Leowald berpikir kenapa Hiiro perlu mengetahui posisi pasti dari lokasi pertarungannya, tiba-tiba dia mulai menyadarinya.
“Aku mengerti sekarang, sihirmu tak bisa membawamu ke tempat yang tak kau ketahui, kan?” (Leowald)
“…… Hou, sepertinya kau bisa menggunakan kepalamu. Aku pikir kau adalah kepala otot yang lengkap.” (Hiiro)
Pada kata-kata Hiiro, Rarashik tertawa terbahak-bahak dengan ‘pffffft’, urat-uratnya muncul di kepala Barid, dan para prajurit tersentak ketakutan. Dan sosok Leowald yang paling penting, tengah tertawa riang saat dia berkata,
“Gahahahaha! Itu ungkapan yang sesuai! Benarkan Rara!” (Leowald)
“Nahaha! Tentu saja!” (Rarashik)
Leoward tertawa senang, seolah-olah dia sedang bersenang-senang. Para prajurit merasa khawatir apabila pertarungan akan pecah karena kata-kata menghina yang di arahkan pada raja mereka, tapi mereka semua merasa lega setelah menyadari ketakutan mereka tak berdasar.
“Kepala otot, kah! Aku rasa, itu adalah sesuatu yang Rara juga gunakan untuk memanggilku! Gahaha!” (Leowald) [Serius tawanya menyeramkan]
“Tapi anda benar-benar satu satunya!” (Rarashik)
Melihat Leowald tak sedikitpun terganggu, Barid menjadi kebingungan.
“Aku mengerti, aku mengerti! Jadi kau ingin tahu di mana tempat itu sehingga kau bisa berpindah ke sana, kan?” (Leowald)
“Yah, kalau aku harus memberikan sebuah alasan, maka itu akan menjadi perkaranya.” (Hiiro)
“Mu? Jika aku tak mau memberitahumu?” (Leowald)
“Ya, bahkan jika kau tak memberitahuku di mana itu, aku bisa menemukannya sendiri.” (Hiiro)
“Hohou, artinya kau punya alasan lain untuk datang ke sini?” (Leowald)
“Yah, aku hanya ingin berbicara denganmu untuk melihat orang macam apa kau. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang raja ceria yang menerima duel absurd ini.” (Hiiro)
“Gahahahaha! Dari sudut pandangmu, itu mungkin tampak seperti keputusan yang tak masuk akal!” (Leowald)
“………” (Hiiro)
“Bagaimanapun juga, Hiiro, bagi kami Gabranth, yang menghargai kekuatan dan ikatan di atas segalanya, duel ini, dalam artian, metode terbaik yang bisa kami akui.” (Leowald)
“......Bukankah kau hanyalah seorang idiot pertarungan?” (Hiiro)
“Kau bisa mengatakan itu. Tapi mudah untuk dimengerti. Bukan begitu?” (Leowald)
“……Aku tidak membencinya. Itu memang hal yang mudah untuk dimengerti.” (Hiiro)
“Gahaha! Aku mengerti, Aku megerti! Lalu yang selanjutnya? Sebelumnya kau bilang kau ingin mencoba berbicara denganku seperti ini, tapi bagaimana? Apa kau belajar sesuatu?” (Leowald)
“Yah, kurasa aku bisa mengerti alasan kenapa kau begitu dikagumi oleh para beastmen lainnya.” (Hiiro)
Dia adalah seseorang yang auranya sendiri sudah mengungkapkan kalau dia berbeda dari orang biasa. Dia memiliki cara berbicara yang hidup dan kemampuan bertarung yang kuat. Selain itu, dia memiliki 'sesuatu' yang menarik orang kepadanya.
Hiiro entah bagaimana merasa kalau dia bisa mengerti kenapa para beastmen mengandalkan Leowald. Dia telah memikirkan kemungkinan pertarungan terjadi tanpa mereka mendengar apa yang dia katakan. Hiiro tak terlalu berpikir kalau itu bukanlah suatu kemungkinan.
Bagaimanapun juga, disisi lain, itu tampak bukan hanya kekuatannya, tetapi juga pikirannya baik. Hiiro tersenyum pahit, berpikir kharisma Leowald jauh lebih tinggi dibandingkan milik Maou Eveam.
Leowald pasti senang karena kata-kata Hiiro, karena dia sekali lagi mulai tertawa dengan berani.
Taptaptaptaptaptaptaptaptaptap!
Setelah itu terdengar suara langkah kaki seseorang mendekati mereka. Setelah itu, seorang gadis muncul di belakang Hiiro. Dia menghela nafas berat sambil menggenggam dadanya dengan putus asa sambil menatap kearah singgasana.
“Aku, aku mendengar Hiiro-sama datang ke sini.... apakah..... itu...... benar?” (Mimir)
Saat dia mengatakan itu, matanya perlahan-lahan melebar. Pandangannya terfokus pada satu orang.
“……Hi……Hiiro……sama?” (Mimir)
Mendengar namanya dipanggil, Hiiro dengan lembut memutar wajahnya melihat ke belakangnya. Setelah melihat gadis muda itu, dia berhenti sejenak untuk berpikir. Namun, ketika dia melihat pita biru besar di kepalanya, dia berkata, “Oh?” Dan sepertinya mengingatnya saat matanya sedikit melebar.
“Kau...... Aoi-ribbon, ya?” (Hiiro) (TL/N : Julukan Mimir dari Hiiro, artinya Pita Biru)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar