Chapter 164 – Beast King Yang Menyayanginya
Jika
Hiiro mengingatnya dengan benar, ketika dia datang sebelumnya ke 【Beast Capital : Passion】
setengah tahun yang lalu, dia telah memasuki 【King's
Tree】,
tempat sang Beast King tinggal setelah melalui serangkaian kejadian yang tak
terduga. Pada waktu itu, dia bertemu seorang gadis kecil sendirian ketika
sedang menjelajahi tempat itu sendirian.
Rambut
coklat kemerah-merahannnya terurai hingga pinggangnya, dan sebuah pita biru,
yang cukup besar untuk disebut sebuah 'merek', terletak di atas kepalanya.
Meskipun dia tak bisa dikatakan sangat cantik, matanya yang menarik, besar,
berbentuk almond dan kulit putih yang hampir transparan memberi perasaan kalau
dia akan tumbuh menjadi cantik di masa depan.
Sebelumnya
dia pernah berkomunikasi dengannya dengan menuliskan sesuatu menggunakan sebuah
papan tulis. Sepertinya dia kehilangan suaranya karena sebuah penyakit yang
menimpa dirinya di masa kecilnya.
Jujur
ini tak ada hubungannya
dengan Hiiro, tapi dia mengingatnya, bagaimanapun juga, melihat ekspresinya
saat itu membuatnya kesal. Dia hidup hanya demi orang lain. Itulah sesuatu yang
biasanya dikatakan indah.
Jika
dia benar-benar ingin hidup dengan cara seperti itu, dia tak akan memikirkan
apa pun tentang hal itu. Bagaimanapun juga, jauh di dalam matanya, dia bisa
mendeteksi jejak kepasrahan dan kepahitan yang disembunyikan.
Lalu,
ketika gadis kecil itu mengalihkan senyumnya ke arahnya, dia mulai menyadari
kalau gadis itu sedang berpura-pura dan menganggap itu hal yang menyebalkan.
Walaupun itu hanyalah keinginan sederhananya, tanpa berpikir panjang dia
mengembalikan suara gadis kecil itu menggunakan 《Word
Magic》 yang dimilikinya.
Dia memiliki perasaan kalau itu adalah sesuatu
yang harus dilakukannya, tapi pada saat yang sama, dia juga benar-benar merasa
dia ingin melihat senyuman aslinya.
Setelah
menyembuhkannya, dia menyadari makna dari tindakannya dan begitulah dia
melarangnya untuk berbicara tentang dirinya dan bergegas meninggalkan negara
ini. Seandainya dia tetap di sini waktu itu, pastinya hal ini akan menjadi
sesuatu yang merepotkan untuknya.
Tentu
saja, dia tak bertemu dengannya setelah kejadian itu. Sebenarnya, dia
benar-benar lupa tentang kejadian itu sampai gadis kecil ini muncul di
hadapannya sekarang.
Dia
mengenakan pita biru yang sama dengan pita yang dikenakannya saat pertama kali
dia bertemu dengannya.
“Hi-Hiiro-sama….Hiiro-samaaaaaaaaaaa!”
(Mimir)
Dia
berlari ke arahnya dengan kekuatan penuh, benar-benar tidak terlihat seperti
seorang putri. Dia bermaksud untuk menghindari tumbukan tubuh yang masuk,
karena dia mengira itu akan memiliki kekuatan yang besar, tapi—
“…..Hm?”
(Hiiro)
Dia
mendapati pakaiannya dicengkeram seseorang.
“C-Chibi
Usagi!” (Hiiro)
Itu
adalah Rarashik. Bibirnya tersenyuman menyeringai, dan berkata—
“Ini
pekerjaan pria untuk diam dan menerima pelukan seorang wanita, bukan?”
(Rarashik)
“Apa
itu..... gufu!” (Hiiro)
Dia
bisa saja menghindarinya tepat waktu jika pakaiannya tidak dicengkeram, tapi
karena dia tak dapat melakukannya, dia ditangani oleh gadis pita biru, Mimir.
Dampak dari tumbukannya bukanlah sesuatu yang bisa disebut hanya sebuah
'pelukan'.
Tentu
saja, dia tak punya niat untuk menyerang Hiiro. Sepertinya dia sangat gembira
melihatnya lagi dan hanya ingin memeluknya.
“Hiiro-samaaaa!”
(Mimir)
Dia
menggosokkan kepalanya yang kecil di dada Hiiro dengan wajahnya yang tersenyum.
Melihat pemandangan seperti itu, semua orang menjadi tercengang, kecuali untuk
Leowald yang tersenyum dan Rarashik.
“Mi-Mimir-sama!
Tolong menjauh dari orang itu! Dia adalah musuh!” (Barid)
Walaupun
Barid memberikan peringatan pada Mimir, sepertinya itu tak sampai padanya,
ketika dia mengangkat wajahnya dan menatap Hiiro.
“Akhirnya......
akhirnya aku bisa bertemu Hiiro-sama.” (Mimir)
“Ugh....
Aku mengerti, aku sudah mengerti, jadi cepatlah turun dariku!” (Hiiro)
Saat
dia mengatakan itu, Mimir semakin mempererat pelukannya.
“Aku
tidak mau! Kau akan pergi ke suatu tempat
lain lagi, bukan?” (Mimiru)
“Hah?
Apa yang kau katakan....” (Hiiro)
“Gahahaha!
Hiiro, tak peduli apa yang kau katakan pada Mimir sekarang, itu tak ada
gunanya! Anak ini sudah mewarisi kekeraskepalaanku!” (Leowald)
Setelah
merasa kalau dia melihat sesuatu yang langka, Leowald tertawa lepas. Bahkan
jika dia tak senang dengan kata-katanya, Mimir memberi tatapan masam dan dengan
keras kepala menahan Hiiro, mengungkapkan keinginan kuatnya untuk tetap terus
memegangnya.
Melihat
Mimir seperti itu, Hiiro mendesah pendek dan dengan cepat menulis sebuah
karakter 『風の弾』|『Untouchable』.
Suka!
Tiba-tiba,
Mimir, yang memeluk erat tubuh Hiiro, melewati tubuhnya.
“E……Eeeeh!?”
(Mimir)
Tidak
hanya Mimir, tapi juga semua orang di ruangan itu sangat terkejut hingga
menjatuhkan rahang mereka.
Hiiro
berbalik ke arah Leowald seolah-olah tak terjadi apa-apa. Mimir memberi tatapan
kosong saat dia sekali lagi mengulurkan tangannya dalam upaya untuk
menyentuhnya, tapi—
Suka!
Seperti
yang diduga, dia tak bisa menyentuhnya walaupun Hiiro berdiri tepat di
hadapannya. Seolah-olah dia adalah sebuah hologram yang tak bisa disentuh.
“Sayang
sekali, Pita Biru.” (Hiiro)
“Uuuu~
Hiiro-sama!” (Mimir)
Mimir,
yang mengembungkan pipinya karena ketidaksenangannya, terus berusaha
mengulurkan tangannya berulang kali. Namun, seolah-olah dia mencoba menangkap
awan, karena dia tak merasakan respon apapun.
“Hohou,
jadi itu sihirmu, Hiiro.” (Leowald)
“Apa
ini berfungsi sebagai referensi yang bagus untukmu, Beast King?” (Hiiro)
Mereka
berdua saling bertukar pandang sambil sedikit tersenyum satu sama lain.
“Fufu,
selain itu, aku cukup terkejut ketika tahu Mimir punya sisi seperti ini.”
(Leowald)
“......
Ah!... Uh-Uhm.... Aku minta maaf atas ketidaksopananku, Otou-sama!” (Mimir)
Setelah
kembali sadar, Mimir memperbaiki wajahnya ketika dia menundukkan kepalanya
karena malu.
“Tak
apa-apa, itu hanya menunjukkan betapa kau menyukai Hiiro, eh?” (Leowald)
Wajah
Mimir semakin memerah dan tampak seolah-olah uap akan mulai meletus dari
kepalanya.
“Untukmu,
yang biasanya bersikap lebih dewasa daripada orang lain, kehilangan
ketenanganmu sejauh ini... kau benar-benar menarik, Hiiro.” (Leowald)
“Aku
tak terlalu mengerti, tapi tampaknya......” (Hiiro)
Hiiro
menatap wajah Mimir. Karena tiba-tiba ditatap, jantung Mimir berdegup kencang
dan semakin tersipu.
“Sepertinya
kau sudah sedikit lebih baik saat tersenyum dibandingkan sebelumnya.” (Hiiro)
Setelah
mendengar kata-kata Hiiro, matanya melebar saat dia tersenyum lebar dan—
“Ya!”
(Mimir)
—menjawabnya
dengan penuh semangat. Sepertinya dia tak lagi berbohong pada dirinya. Sekali
lagi Hiiro berpikir pada dirinya sendiri kalau memang sepatutnya dia meluangkan
waktu untuk menyembuhkannya.
“Bagaimanapun
juga, Mimir, bagaimana kau tahu Hiiro datang ke sini? Kami bahkan belum
menyebarkan berita tentangnya, tapi...” (Leowald)
Pada
pertanyaan Leowald, Mimir berkata, “Lihat itu.....” sambil memandang Rarashik.
Mengikuti tatapan Mimir, mereka melihat sosok putih yang muncul di atas kepala
Rarashik tanpa ada yang menyadarinya.
Hiiro
sudah pernah melihat sosok itu sebelumnya. Menurut Rarashik, sosok putih itu
adalah seekor『Spirit』. Hiiro mengingat Rarashik pernah
mengatakan namanya adalah “Yuki-chan”. Penampilannya menyerupai kelinci salju
yang dibuat oleh anak kecil pada hari-hari bersalju.
“........Chibi
Usagi, jangan bilang kau........” (Hiiro)
“Nahahaha!
Tepat sekali! Segera setelah kita datang ke sini, aku mengirim Yuki-chan ke
tempat Mimir-sama. Tentu saja, itu untuk memberitahunya tentang kunjunganmu,
kozou. (Rarashik)
“Apa
itu benar, Mimir?” (Leowald)
Ketika
Leowald bertanya padanya, Mimir jelas mengangguk sebagai sebuah penegasan.
“Ya.
Meskipun Yuki-chan tak bisa berbicara, aku memintanya menuliskan kata-katanya
menggunakan es.” (Mimir)
Aku
mengerti. Jadi dia sadar keberadaanku karena Yuki yang
memberitahunya. Artinya ketika dia berlari dengan kecepatan penuh dan memelukku,
itu, tentu saja, itu tujuan Rarashik sejak awal.
“Kau
benar-benar melakukannya, oi.....” (Hiiro)
“Nahaha,
ini pembalasanku untuk yang sebelumnya.” (Rarashik)
Saat
dia berpikir, akar dari penyerangan ini adalah sebuah dendam untuknya dari
Rarashik saat berada rumahnya.
Daripada
merasa marah atas keengganannya untuk membiarkannya pergi, Hiiro lebih terkejut
ketika dia tampak mendesah.
“N-Ngomong-ngomong
Otou-sama, kenapa Hiiro-sama ada di sini? Berdasarkan apa yang Muir-chan bilang
padaku, Hiiro-sama, um...... di medan perang nanti akan berada di sisi 『Evila』.” (Mimir)
Wajahnya
menjadi gelap karena cemas.
“Keliatannya
dia datang hanya untuk merbicarakan sesuatu denganku.” (Leowald)
“Pembicaraan
........ dengan Otou-sama?” (Mimir)
“Umu.
Mimir, tidak masalah jika kau ingin tinggal di sini, tapi jangan menghalangi,
mengerti?” (Leowald)
“Y-Ya!
Terima kasih banyak, Otou-sama!” (Mimir)
Setelah
mengatakan itu, dia membungkuk. Kemudian, meskipun Leowald berpikir dia akan
menjauh dari posisinya saat ini, untuk beberapa alasan, dia tetap berdiri di
sebelah Hiiro.
“Mimir?”
(Leowald)
“Ada
apa, Otou-sama?” (Mimir)
“I-Iya,
kenapa kau tak ke sini?” (Leowald)
“Aku
tak bisa melakukan itu.” (Mimir)
“K-Kenapa?”
(Leowald)
“Tempat
ini bagus.” (Mimir)
Dia
mengatakan itu dengan senyuman yang sangat cerah.
“Otou-sama
bilang tak masalah jika aku tinggal di sini.” (Mimir)
“U-umu…”
(Leowald)
Semua
orang memang mendengarnya.
“Itu
sebabnya Mimir tak akan berpisah dari sisi Hiiro-sama.” (Mimir)
Melihat
dia menyatakannya begitu jelas, Leowald menilai kalau bahkan jika dia
mengatakan hal lain, dia akan dengan keras kepala menolak untuk mendengarkan.
Oleh karena itu, dia tak mengejar masalah ini lebih jauh.
“…………
Aku rasa itu tak masalah. Kebetulan Hiiro, apa yang kau rencanakan setelah
ini?” (Leowald)
“Ha?”
(Hiiro)
“Setelah
pembicaraan ini.” (Leowald)
“Aku
berpikir untuk meminta seseorang menuntunku ke lokasi duel, tapi apa aku mendapatkan
persetujuanmu untuk itu?” (Hiiro)
“Aku
tak begitu keberatan, tapi bahkan jika kami tidak memandumu ke sana, kau bilang
itu tak jadi masalah untukmu, kan?” (Leowald)
“Aku
rasa juga begitu. Itu sebabnya aku pikir itu tak masalah. Jadi, terus terang,
aku sudah tak punya urusan lagi di sini.....” (Hiiro)
“......
Dengan kata lain, kau berencana kembali?” (Leowald)
“Yeah.”
(Hiiro)
Pada
saat itu, Mimir menatapnya dengan sedih. Meskipun dia akhirnya bisa bertemu
dengannya lagi..... nampaknya sulit baginya untuk berpisah darinya lagi.
“Kamu
tak akan pergi menemui Arnold dan Muir?” (Leowald)
“Ya,
aku sudah tanya Chibi Usagi, tapi sepertinya lebih baik tak bertemu dengan mereka bedua sekarang. Aku akan
menyisihkan reuni kami yang menggembirakan untuk saat ini.” (Hiiro)
“........Aku
mengerti.” (Leowald)
Leowald
melipat tangannya dan sedikit mengerang seolah dia sedang berpikir keras. Hiiro
mengabaikannya saat dia mulai memfokuskan sihir ke ujung jarinya. Orang-orang
yang melihat tindakannya yakin dia berencana meninggalkan tempat itu.
“Ini
cukup menyenangkan.” (Hiiro)
Dan,
tepat ketika dia hendak menulis sebuah kata,
“Yah,
tunggu.” (Leowald)
Pada
kata-kata Leowald, Hiiro berkedut dan berhenti bergerak.
“.......Apa?”
(Hiiro)
“Tak
perlu terburu-buru. Ambil saja waktumu di sini.” (Leowald)
Mimir,
yang telah membuat ekspresi gelisah, tiba-tiba menjadi cerah dan menatap
Leowald.
“Aku
tolak. Tak ada alasan bagiKU untuk tinggal di sini.” (Hiiro)
Pada
kata-kata Hiiro, Mimir langsung menjadi depresi.
“Hou,
aku mengerti. Bahkan jika kami akan menyiapkan beberapa hiburan untukmu?''
(Leowald)
Hiiro
berkedut saat dia mendengar kata-kata itu.
“......
hiburan, katamu?” (Hiiro)
“Yeah.”
(Leowald)
“……Setidaknya
aku akan tanya. Apa itu termasuk?” (Hiiro)
Merasa
kalau dia telah menarik perhatian Hiiro, wajah Leowald menjadi tenang.
“Sebenarnya,
kemarin kami mendapatkan beberapa 《Aqua Hound Meat》……” (Leowald)
“Aku
akan merepotkanmu untuk sementara waktu.” (Hiiro)
Hiiro
tak pernah bisa melupakan nama 《Aqua Hound Meat》 . Alasannya adalah, setelah datang ke
dunia ini, itu adalah hidangan daging yang meninggalkan kesan terbesar dalam
dirinya.
Sejujurnya,
dia merasa kalau dia ingin memakan daging itu lagi. Daging itu mengandung
kelezatan yang sepertinya bisa membuatmu meleleh dengan kelezatannya.
“Ohh,
aku mengerti, aku mengerti!” (Leowald)
Leowald
melakukan gerakan pompa tinju kecil dan mengedip ke Mimir. Memang, dia sengaja
membuat Hiiro tinggal demi Mimir. Dia adalah orang tua yang suka memanjakan
anaknya.
Mimir
tersenyum seperti bunga yang mekar ketika dia menatap wajah Hiiro.
“Hiiro-sama,
sampai hiburan yang dijanjikan siap, silakan bicara dengan Mimir!” (Mimir)
“Sungguh
merepotkan.” (Hiiro)
“Hau!”
(Mimir)
Melihat
dia menjatuhkan pundaknya seolah-olah dia telah menerima sebuah kejutan besar,
Leowald berkata—
“Maafkan
aku Hiiro, tapi tolong lakukan sesuai keinginan Mimir. Sebagai gantinya, kami
akan menyiapkan makanan yang memuaskan untukmu." (Leowald)
“..............ini
tak bisa dihindari.” (Hiiro)
Hiiro
melepaskan efek dari 『風の弾』|『Untouchable』 .
“Pimpin
jalannya, Pita Biru.” (Hiiro)
“Hiiro-sama.....
ya! Silahkan lewat sini!” (Mimir)
Saat
dia mengatakan itu, mereka berdua meninggalkan ruangan.
«
Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar