Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Sabtu, 21 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 174 - Bahasa Indonesia

Chapter 174 – Perjuangan Muir

“Haa haa haa……” (Muir)
Muir berusaha mati-matian menghindari serangan yoyo Ionis. Dia telah dipaksa untuk bergerak secara terus-menerus, dan staminanya mulai terkuras.
(Tapi karena senjata itu, dia tidak bisa mendekat....)
Karena gerakan yang tidak teratur dari yoyo Ionis yang telah dilengkapinya pada kedua tangannya, yang bisa Muir mampu lakukan hanyalah menghindari semua serangannya, dan mustahil untuk mendekatinya.
“Sudah waktunya untuk mengakhiri ini. Aku tahu aku tidak perlu khawatir, tapi Shublarz-sama akan punya sedikit keuntungan dengan dua lawan satu.” (Ionis)
Sepertinya dia ingin menyelesaikan pertarungannya dengan Muir, dan pergi membantu Shublarz. Sekali lagi, dia menggerakkan kedua tangannya untuk mengirim yoyos terbang.
“Aku tidak akan kalah dengan mudah!” (Muir)
Muir meraih seseuatu yang tergantung di punggung pinggulnya. Sama seperti Ionis, dia membuat pertunjukan mengayunkan sesuatu di kedua tangannya, dan melemparkannya.

*Chink!
Yoyo dan apapun yang Muir lemparkan saling berbenturan, dan suara logam yang saling berbenturan terdengar. Lalu, kedua senjata yang mereka berdua lemparkan kembali pada pemiliknya.
“.....Jadi itu senjatamu?” (Ionis)
Ionis memandang wajah Muir saat dia berbicara.
Yang dipegang Muir di kedua tangannya adalah sebuah cakram logam dengan lubang di tengahnya, dan pisau menghiasi sisi luarnya. Chakrams.
Muir telah menangkap kedua cakramnya ketika senjata itu kembali, tetapi melihat dari gerakannya dan cara menangkap senjata yang berputar dengan kecepatan tinggi seperti chakram, hal itu hanya bisa dilakukan jika ia sedikit latihan. Dari bagaimana dia dengan santai memegangnya tanpa masalah, orang bisa mengerti bagaimana Muir telah berusaha keras berlatih menggunakan senjata itu.
“Senjata ini disebut Koen! Aku datang!” (Muir) (TL/N dari ver. English : Kanji untuk Koen dieja “merah” dan “lingkaran”)
Dia menahan napasnya dan sekali lagi melemparkan kedua senjatanya,Koen/Crimson Disc. Di sana benar-benar ada ornamen merah pada bagian tengah bilahnya, sehingga ketika berputar, kedua Koen itu tampak seperti lingkaran merah yang layak seperti namanya.
Dengan gerakan yang tidak teratur, keduaKoen/Crimson Disc terbang ke arah Ionis. Tapi Ionis mengarahkan yoyonya ke tanah, dan sedikit merendahkan kedua senjata yang mengarah padanya.
“Tidak mungkin.” (Muir)
Kedua Keon/Crimson Discs tiba-tiba terjatuh dari udara ke tanah. Dan kedua senjatanya tidak lagi mengarah pada Ionis, namun, kedua senjatanya langsung mengarah dan bertabrakan dengan yoyo Ionis.
“Eh!?” (Muir)
Terlebih lagi, kedua senjatanya tidak jatuh. Seolah-olah kedua senjatanya tertangkap oleh flypaper, kedua senjatanya terperangkap dengan cepat pada senjata yoyo Ionis. (TL/N: Flypaper, ituloh kertas yang baunya menyengat dan lengket, yang fungsinya buat nangkepin lalat/tikus)
“K-Kenapa...?” (Muir)
Muir dilemparkan ke dalam kebingungan, tidak dapat memahami kenapa kejadian seperti itu bisa terjadi.
“Jadi senjata ini disebut Keon/Crimson Disc. Nama yang bagus.” (Ionis)
“...........” (Muir)
Tapi Kaijinmilik Io lebih luar biasa.” (Ionis)
Dia membusungkan dadanya seolah-olah dia ingin menyombongkan dirinya. Sepertinya dia ingin menyombongkan senjata yoyo yang diberi nama Kaijin miliknya itu, akan tetapi sekarang Muir tidak punya waktu untuk peduli tentang hal itu. Dia masih bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi pada senjatanya.
(Sifat senjata itu? Tidak, ini  tidak terasa benar..... ini seperti kekuatan sihirnya adalah...) (Muir)
Dia hanya bisa memikirkan apa yang dia lihatnya, dan dia belum mendapatkan informasi yang cukup. Jadi pertama, untuk menentukan apa yang Ionis telah lakukan, Muir mengeluarkan pisau kecil yang tergantung di pinggangnya, dan melemparkannya.
Namun Ionis dengan mudahnya menghindarinya.
“………” (Muir)
“Tidak peduli apa yang kau lakukan, itu tidak akan berhasil.” (Ionis)
Dia mulai mengayunkan kebawah Kaijin menyerupai gerakan menjerat.
“Dilakukan pada senjatanya sendiri!” (Muir)
Senjata Muir Koen/Crimson Disc yang tetap menempel pada Kaijin senjata milik Ionis, bahkan ketika senjata Ionis mulai berputar tiba-tiba, senjata itu terpisah dan terbang menuju ke arah Muir.
“Itu kesalahmu!” (Ionis)
Wajah Muir menjadi sedikit silau, saat dia menyipitkan matanya, dan berdiri siap. Dia dengan terampil menangkap kedua chakrams yang menuju ke arahnya. Saat dia berpikir dia telah mendapatkan kembali senjatanya, Ionis mengejutkannya dengan serangan selanjutnya.
Senjata Ionis,Kaijin mulai mendekat di depan matanya. Dia mungkin menyerang di antara celah waktu setelah dia melemparkan kembali Koen/Crimson Disc.
“Ku!?” (Muir)
Tidak ingin terkena serangan, Muir melompat ke samping. Tapi……
“Gu, Kyaah!” (Muir)
Secara misterius, yoyo itu berbelok ke kanan di udara dan terus mengejarnya. Dia entah bagaimana bisa bertahan dengan Koen/Crimson Discmiliknya, tetapi karena pijakannya tidak stabil, dia terlempar ke udara.
Tapi di sana, Muir melihatnya. Senjata Ionis,Kaijin tetap melekat pada senjata miliknya Koen/Crimson Disc. Biasanya, itu tidak akan aneh bagi keduanya untuk terpisah akibat dampaknya, tetapi seolah-olah kejadian flypaper itu terus berlanjut, senjata miliknya dan Ionis tetap melekat.
(...J-Jadi begitu ... itulah kenapa pisau itu...) (Muir)
Meski tampaknya dia telah menemukan sesuatu, pada akhirnya yoyo itu bergerak kembali ke pemiliknya. Dengan sedikit goyah, Muir bangkit untuk dapat memastikannya.
“Fuu~... aku mengerti.” (Muir)
“Hmn?” (Ionis)
“S-Sihirmu... itu adalah sesuatu yang menciptakan daya tarik magnet pada objek yang pernah kau sentuh sebelumnya, bukan?” (Muir)
Ionis cukup jelas terlihat mulai gelisah.
“A-aPa yaNg kAu bIcarakAn? Io tIdAk MeNgeRti.” (Ionis yang resah) (TL/N: Ini si Ionis kayaknya gerogi buat nyari alasan soal sihirnya)
Keresahannya benar-benar terlihat jelas. Pada perubahan sikapnya yang terlalu mencolok membuat Muir sedikit terkejut.
“Io TiDak MeNgertI aPa itu DaYa tArIk MagNet itU. Io BuKan PeNggUna SiHirMagnetic Magic.” (Ionis yang resah)
Keringat mulai berkumpul di keningnya, dan cara berbicaranya benar-benat menurun secara datar.
“Jika kau gugup, itu jadi sangat terlihat jelas, kau tahu kan...” (Muir)
“U… uu…” (Ionis)
Dia mulai tersipu malu.
“……Bagaimana kau mengetahuinya?” (Ionis)
“Pisau.” (Muir)
“Pisau?” (Ionis)
“Ya. Kau menarik Koen/Crimson Disc tanpa berusaha menghindarinya, tapi kau menghindari pisau yang aku lemparkan.” (Muir)
“… Ah.” (Ionis)
Ionis membuka mulutnya, seolah-olah mengatakan ‘oh crap’.
“Juga, dalam serangan sebelumnya, senjatamu tetap menempel di Koen/Crimson Disc-ku selama bebarapa waktu, jadi itu jelas terlihat cukup aneh. Dan sebelumnya, cara senjatamu berubah arah yang membuatku terperangkap di dalamnya. Seolah-olah mereka ditarik untuk mendekati diriku... Seperti sebuah magnet.” (Muir)
"……Itu saja?" (Ionis)
“Sebenarnya, Masterku memberitahuku ada pengguna sihir semacam itu di masa lalu. Jadi, aku bisa menemukan jawabannya dengan cepat.” (Muir)
Karena Hiiro telah memberitahunya kalau pengetahuan bisa menjadi senjata yang hebat, Muir akhirnya membaca banyak buku selama setengah tahun terakhir. Dan apa yang dia tidak tahu atau memiliki pertanyaan tentang sesuatu, dia dengan tegas akan menyampaikannya pada maternya Ralashik.
“... Luar biasa. Kau sudah mengetahuinya dengan baik.” (Ionis)
Ionis mulai menepuk kedua tangannya bersamaan dengan penuh kekaguman.
“Aku tidak pernah berpikir kau akan mengerti tentang itu.” (Ionis)
“Jadi, sepertinya akan lebih baik jika aku tidak menggunakan Koen/Crimson Disc terhadapmu, sangat disayangkan.” (Muir)
Saat Muir mengatakan itu, dia diam-diam meletakkan senjatanya di atas tanah. Jika dia menyimpannya, dia akan menjadi target yang bergerak.
“Ah, jika itu akan berakhir seperti ini, aku seharusnya mengalirkankan daya magnetku ke dalam dirimu saat pertama kali seranganku mengenaimu.” (Ionis)
“Seperti yang aku pikirkan, kau tidak menggunakannya pada waktu itu. Jika kau melakukannya, aku takkan bisa menghindar dari seranganmu sekarang.” (Muir)
“Ya, sebenarnya, aku yakin aku bisa mengalahkanmu dengan mudah.” (Ionis)
“A-Aku mengerti.....” (Muir)
Sepertinya Muir terkejut karena dia tak dianggap serius.
“Tapi itu adalah sebuah kegagalan. Sebuah kesalahan.” (Ionis)
“Eh?” (Muir)
“......Bisakah aku mendengar namamu?” (Ionis)
“Ah iya. Aku Muir. Muir Castrea.” (Muir)
“Muir… ya, aku akan meningatnya. Aku dipanggil Ionis. Kau bisa memanggilku Io Io.” (Ionis)
“Eh, ah... ya. Io... san.” (Muir)
“Panggil Io saja juga tak apa-apa. Dan tak usah menggunakan honorifik. Io juga akan memanggil Muir Muir.” (Ionis)
“... Menger... tidak, aku mengerti, Io-chan.” (Muir)
“......Io-chan... Untuk pertama kalinya aku dipanggil seperti itu.” (Ionis)
Untuk beberapa alasan, wajah Ionis berubah menjadi merah tua.
“Ah, wawawa, aku minta maaf! Apakah itu... terlalu akrab?” (Muir)
“Tidak! Tidak apa-apa. Itu hanya sedikit mengejutkanku.” (Ionis)
“Hwah... B-Baik.....” (Muir)
Muir meletakkan tangannya ke dadanya dan mengambil napas dalam-dalam.
“Tapi Muir, mulai sekarang, aku tidak akan menahan diri. Io pergi setelah lawan yang diakuinya dengan kekuatan penuh.” (Ionis)
“.....Ya, aku juga akan menaruh semuanya, Io-chan!” (Muir)
Mereka berdua saling berhadapan.
Lightning Fang!” (Muir)
Dari Muir, sebuah pilar petir dipancarkan.
“Serangan itu tidak akan mengenaiku!” (Ionis)
Io dengan mudahnya menghindarinya dan melemparkan senjatanya,Kaijin
“Pertarungan yang sebenarnya baru dimulai dari sini!” (Muir)
Kali ini, dari kedua tangan Muir, beberapa gelembung seperti gelembung sabun mandi mulai bermunculan.
Ketika Kaijin menyerangnya, tiba-tiba gelembung-gelembung itu membesar dan menyelimutinya.
Di dalam gelembung-gelembung itu, sebuah kekuatiran listrik yang menakutkan dilepaskan, dan gerakan yoyo terhenti.
“Ini Lightning Void!” (Muir)
Gelembung itu juga terbang menuju ke arah Ionis.
“Kerja bagus!” (Ionis)
Ionis mengagumi serangan Muir, ketika dia menghindari serangannya sekali lagi.
“M-Menakjubkan...” (Muir)
Melihat dia mengelak tanpa goresan membuat Muir tanpa sengaja mengeluarkan suaranya pada kemampuan menghindar gadis itu.
“Kali ini aku akan menyentuhmu secara langsung dan mengirimkan medan magnet padamu!” (Ionis)
Ionis bergegas langsung mendekati Muir. Dari bagaimana dia dengan mudahnya membuang Kaijin, sepertinya dia tidak lagi bergantung pada senjatanya.
Caranya tetap tenang setelah senjatanya diambil begitu cocok dengan seorang kapten dengan pasukan yang ditinggalkannya.
Kecepatan Ionis sangat tinggi, dan pada tingkat ini, seperti pertama kalinya, Muir akan dengan mudah melakukan tendangan. Dan jika tubuhnya terpolarisasi, gerakan tubuhnya sendiri akan sepenuhnya diambil alih, jadi dia ingin menghentikannya tanpa memperdulikan apa pun.
Tapi dia juga tidak punya senjatanya. Dia dengan panik bergerak untuk menghindar, tetapi terus menerus menghindarinya itu begitu sulit. Pada akhirnya, tinju Ionis mampu mengenai bahu kiri Muir.
Saat dia merasa dia memiliki keuntungan dalam pertandingan ini...
………
Ketika dia menyentuh tubuh Muir, rasa sakit seperti tersengat aliran listrik statis menyerang tubuhnya, dan......
Listrik besar yang terpusat di sekitar tubuh Muir terbentuk.
“Guh!” (Ionis)
Ionis segera melompat kembali untuk mengambil jarak. Dan dengan tubuhnya yang merasa mati rasa, dia melihat gadis di depannya dengan heran.
Alasannya adalah karena di atas kepala Muir, telinga binatangnya telah berubah bentuk menjadi sebuah sayap. Bahkan sekarang, sejumlah besar aliran listrik dilepaskan dari tubuhnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar