Chapter 179 – Hiiro, Maju!
Hal pertama yang dilihat Ionis ketika dia membuka kedua
matanya adalah ekspresi tegas Hiiro. Lalu
Muir menepuk bahunya sembari menghasilkan suara *pop*.
“Un, Io-chan sangat Imuuuutt!” (Muir)
Wajah tersenyum yang menyenangkan diarahkan pada Ionis.
“Silahkan ambil ini.” (Silva)
Setelah itu, seperti yang diharapkan dari seorang
butler, Silva memberi Ionis sebuah cermin tangan.
“Coba lihat, Io-chan!” (Muir)
Bahkan ketika Muir mengatakannya, Ionis masih gemetar
karena gelisah karena dia belum memastikan hasilnya. Tapi ketika dia melihat orang-orang yang berdiri di
sekitarnya dan semua orang memberinya anggukan penegasan sembari mereka semua
tersenyum.
Lalu Ionis mempersiapkan dirinya dan secara perlahan
mengangkat cermin ke hadapan wajahnya.
Dan di sana…………………………………………………tidak ada satupun noda
tunggal dari bekas luka bakar pada wajahnya, dan yang terpantul di cermin
adalah kulit wajah yang tampak seperti kulit dari seorang bayi.
Dalam sekejap, sejumlah besar air mata mengalir keluar dari
mata Ionis. Muir dengan erat
memeluknya,
“Un-un, Ini bagus…… Itu bagus, Io-chan.”
(Muir)
“Higu…… gusu……… Ueeeeeeeeeeeeen!”
(Ionis lagi nanggis)
Semua orang kecuali Hiiro melihat mereka berdua dengan
ekspresi senang.
Setelah Ionis selesai menangis, dia terdiam dan
menggantung kepalanya karena malu karena dia tak dapat menahan tangisannya.
“Terima kasih, Hiiro-kun.” (Shublarz)
Secara tiba-tiba Hiiro mendapatkan ucapan terima kasih
dari Shublarz.
“Aku hanya melakukan sebuah permintaan. Jika kau ingin berterima kasih pada seseorang, bicaralah pada
Chibi yang memintaku untuk melakukannya.” (Hiiro)
Melihat sikap Hiiro yang seperti itu, Shublarz hanya
bisa mengangkat bahunya disertai sebuah senyuman.
“Tentu saja aku berterima kasih kepada anak itu, tapi tetap saja,
izinkan aku mengatakannya. Aku benar-benar
berterima kasih padamu.” (Shublarz)
Biasanya senyumnya begitu menggairahkan dan selalu
menarik orang-orang di sekitarnya, akan tetapi kali ini, senyumnya benar-benar
berasal dari lubuk hatinya. Orang
akan bisa mengetahuinya sekilas kalau dia benar-benar bersyukur atas apa yang
terjadi pada Ionis.
“D-Dia benar-benar seorang pahlawan
kita! A-Aku benar-benar terharu!” (Herbreed)
Untuk beberapa alasan, Herbreed menatap mereka dengan
mata berbinar ketika dia mengingat kegembiraan Ionis atas tindakan yang
dilakukan Hiiro. Tidak ada yang
bisa dilakukan terhadapnya dalam situasi seperti ini, tetapi Hiiro merasa tidak
peduli berapa lama waktu berlalu, dia tak pernah terbiasa dengan situasi
seperti ini.
Saat dia mulai merasakan gelisah dan bergegas untuk
pergi, tiba-tiba—
*Kui……(SFX)
Hiiro merasa kalau pakaiannya ditarik oleh seseorang. Ketika dia melihatnya, tampak Ionis berdiri dengan kepala
menggantung sambil sedikit menarik pakaiannya dengan jari telunjuk dan jempolnya.
“…………Apa lagi?” (Hiiro)
Tapi dia hanya diam. Setelah dia menunggu beberapa saat, Ionis sedikit mengangkat
wajahnya. Seseorang dapat dengan jelas melihat
kalau pipinya saat ini sedang memerah.
“……ma kas……”
(Ionis) (TL/N: Rawnya “...gato...”
kyaknya potongan dr kata “arigatō”)
“Huh?” (Hiiro)
Ionis menggigit bibir bawahnya, lalu tiba-tiba dia
menelan ludah. Dia perlahan
membuka mulutnya.
“Ter……Terima
kasih!” (Ionis)
Sepertinya dia hanya ingin mengucapkan terima kasih
pada Hiiro.
(……kenapa dia butuh
waktu sebanyak ini hanya untuk mengucapkan 'terima kasih'?) (Hiiro)
Itu benar-benar tidak bisa dimengerti. Seolah-olah seburuk itukah baginya untuk mengucapkan 'terima kasih', karena Hiiro tak begitu
tertarik, jadi dia tak berencana untuk menyelidikinya lebih jauh lagi.
Terlepas dari itu, melihat dia yang berusaha keras
hanya untuk berterima kasih padanya, entah bagaimana hal itu begitu
menjengkelkan dan wajahnya tampak menunjukkan senyuman yang dipaksakan.
“Jangan khawatir tentang itu.” (Hiiro)
*Bou! (SFX)
Sepertinya terjadi kesalahpahaman ketika Hiiro
tersenyum pada Ionis. Ionis hanya bergumam “………ah benarkah itu……” disertai
wajahnya yang mulai memerah.
“Ya ampun...” (Shublarz)
Shublarz tersenyum senang saat melihat Ionis
benar-benar terlihat tersipu malu. Dan
kemudian, Hiiro mengalihkan pandangannya ke arah Muir.
“Sepertinya dia menderita banyak kerusakan di masa
lalunya.” (Hiiro)
“Uhmm… … yah, terima kasih banyak!” (Muir)
“Kenapa
kau berterima kasih padaku?” (Hiiro)
“K-karena Hiiro-san menyembuhkan Io-chan untukku.”
(Muir)
“Jika itu masalahnya, kau lebih baik menyiapkan
hidangan lezat untukku nanti.” (Hiiro)
“Y-ya!”
(Muir)
Melihat wajahnya, seseorang dapat dengan jelas melihat
kalau Muir benar-benar senang atas pulihnya bekas luka di wajah temannya.
“Untukmu, Ossan, aku akan mengatakannya kalau kau
mungkin memenangkan putaran ini tetapi pada akhirnya kau tetap dikalahkan juga.” (Hiiro)
“Y-Yah! Itulah
kekuranganku!” (Arnold)
Arnold juga berharap bisa mengambil kemenangan penuh,
tetapi dia merasakan kerugian ketika melawan Herbreed dan Ionis, sebagai
akibatnya tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang terbangun di dalam dirinya.
“Tapi, yah……” (Hiiro)
Dia melihat Muir dan Arnold, lalu fokus ke Muir.
“Seperti yang aku katakan sebelumnya, Chibi tampaknya menjadi
lebih kuat dibandingkan setengah tahun yang lalu.” (Hiiro)
*Chokon……
(SFX)
Hiiro dengan ringan menyentil dahi Muir sambil
tersenyum dan membuat Muir menjadi malu.
“Ehehe…….” (Muir)
Namun
Muir hanya tertawa sambil menyentuh dahinya dengan gembira. Melihat wajah
tersenyumnya, Arnold membuat wajah tidak senang dan langsung cemberut.
“Kata-kata
seperti itu berasal dari seorang Hiiro…” (Arnold)
“Apa?” (Hiiro)
“Ngomong-ngomong, bukannya kau juga berpartisipasi? Kapan kau akan memulainya?” (Arnold)
Muir juga tertarik pada topik itu dan tanpa bergerak
sambil terus menatapnya.
“Aah, tentang hal itu.” (Hiiro)
Mereka berdua fokus pada mulut
Hiiro.
“Selanjutnya adalah giliranku.” (Hiiro)
.
.
.
“Muir-chan!” (Mimir)
Saat Muir kembali ke kamp Gabranth, Mimir bergegas menghampiri Muir dengan kegelisahannya,
lalu tersenyum memberikan perasaan lega.
“Tanganmu...... apakah itu baik-baik saja?” (Mimir)
“U-un. Tapi
itu menyakitkan.” (Muir)
“Tolong segera pergi untuk mendapatkan perawatan
medis!” (Mimir)
Saat Mimir dengan panik melepaskan perasaan khawatirnya
sendiri, hati Muir menjadi terasa hangat.
“Arnold-san juga, tolong biarkan tubuhmu banyak
beristirahat.” (Mimir)
“Terima kasih banyak, Mimir-sama.” (Arnold)
Kemudian Rarashik mendekati mereka bersama dengan
Leowald.
“Sepertinya tadi aku melihat sesuatu yang menarik,
apakah bocah itu melakukan sesuatu?” (Rarashik)
Ketika Arnold menjelaskannya kepada Rarashik dan
Leowald yang berdiri di dekatnya, mereka berdua menggeram penuh kekaguman.
“Hmm, jadi dia juga bisa melakukan hal seperti itu. Hiiro benar-benar orang yang benar-benar mengejutkan.”
(Leowald)
“Haha, tentu saja kekuatannya pria itu masih dipenuh
banyak misteri.” (Arnold)
Mendengar kata-kata itu, sepertinya sekarang putri
pertama Kukulia juga menunjukkan minat yang besar dan menatap Hiiro yang
berdiri di tengah kawah.
“Pertarungan berikutnya adalah anak itu?” (Kukulia)
“Eh? Oh,
ya, itu benar.” (Arnold)
Arnold bergebas mengalihkan
pandangannya pada Kukulia.
“Apakah dia benar-benar kuat?” (Kukulia)
“Haha, sebenarnya saya tidak tahu tentang kemampuannya
saat ini. Tapi kenyataannya,
saya tak mengira kalau Raja akan mengakuinya. Itu jauh melebihi harapan saya.”
(Arnold)
“Fu~ un... … Aku tidak percaya itu.” (Kukulia)
Tentu saja Kukklia tidak bisa melihat kemampuannya,
hanya dengan terus-menerus melihat sosok halus Hiiro, akan tetapi hal itu tidak
bisa dihindari.
“Kukulia, mulai sekarang perhatikan baik-baik. Pria itu
adalah seorang 『Humas』 yang disebut sebagai pahlawan bagi 『Evila』. Kekuatannya…….
aku sudah memastikannya dengan mata kepalaku sendiri.”
(Leowald)
“……Aku
mengerti, ayah.” (Kukulia)
Leowald membuat anggukan kecil-
Jadi, yang maju berikutnya adalah
kalian. Kita telah mendapatkan dua kemenangan berturut-turut, tetapi
jangan sampai kalian kehilangan fokus sampai pertarungan ini berakhir. Sepertinya, lawan berikutnya adalah si pahlawan itu.” (Leowald)
“ “ “Ha!”
” ” (Putis, Crouch, dan Barid)
Jawaban datang dari tiga orang yang sedang berlutut di
hadapan Leowald. Ketiga orang itu
adalah kebanggaan dari 【Passion】, 《Three
Warriors》
« Sebelumnya | List Chapter |
Selanjutnya »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar