Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Kamis, 19 Juli 2018

Konjiki no Wordmaster Chapter 172 - Bahasa Indonesia

Chapter 172 – Perkembangan Mantan Sahabat

“Baiklah ayo kita mulai. Arnold, kau lawan pria itu, dan Muir akan melawan si gadis kecil itu. Aku akan melawan wanita berdada besar yang aneh itu.” (Rarashik)
Rarashik mengatakan itu sambil menunjuk dada Shublarz dengan sikap ketidaksenangannya.
“Ara~, jika aku harus memilih lawan, aku akan jauh lebih senang, jika aku menghadapi pria yang di sana~” (Shublarz)
Payud*ranya yang besar bergoyang lagi ketika dia menatap tajam ke mata Arnold dengan tingkah yang begitu menggoda.
“......*gulp*” (Arnold) (T/N: SFX menelan ludah)
Arnold goyah dan sepertinya melupakan dirinya sendiri saat lubang hidungnya mengembang dengan mesum.
“Kau ingin mati lebih awal, Arnold?” (Rarashik)
“T-tidak! Aku akan melawan orang lain! S-serahkan padaku! Ahahahaha!” (Arnold)

Ketika dia merasakan niat membunuh yang jelas datang dari Rarashik, Arnold gemetar karena rasa takut ketika mengertakkan giginya, dan dia dengan putus asa mencoba melenyapakan semua pikiran mesumnya. Muir yang melihatnya, mendesah lega. Dan kemudian, dia memusatkan pandangannya pada orang yang akan menjadi lawannya nanti dalam pertempuran.
Lawannya adalah seorang gadis kecil berambut ikal berwarna hijau muda yang diikat ke samping, dan melingkar. Namun, ciri yang paling penting dari lawannya adalah sebuah penutup mata menyerupai sebuah perlengkapan yang menutupi kedua matanya.
Dia berpikir kalau lawannya mungkin tidak bisa melihat apa-apa dan percaya kalau dia bisa menemukan titik butanya dengan mudah. Akan tetapi, membuat asumsi tanpa bukti yang jelas dapat menyebabkan kesalahan besar, jadi dia menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran itu.
Terutama karena dia mengerti, orang di hadapannya adalah seseorang yang memiliki cukup kekuatan untuk berpartisipasi dalam duel seperti ini. Muir berasumsi kalau lawannya itu sangat kuat meskipun ukuran tubuhnya kecil seperti tubuh miliknya.
Dia kemudian melihat Hiiro yang berada di luar kawah
(Lihatlah aku Hiiro-san) (Muir)
 Matanya kemudian kembali menatap ke arah Ionis.
(Perhatikan, seberapa banyak aku sudah berkembang!) (Muir)
Oleh karena itu untuk meyakinkannya, ia akan mengerahkan semua usahanya.
“Jadi sekarang, Ayo kita mulai ini sesegera mungkin. Aku tak akan memaafkan kalian jika kalian dikalahkan terlalu cepat!” (Rarashik)
Rarashik menyatakannya sebagai sebuah motivasi; Arnold dan Muir menangapinya dengan cepat.
“Apa kalian berdua siap?” (Shublarz)
“Ya!” (Gadis Berpenutup Mata a.k.a Ionis)
“Dimengerti!” (Herbreed)
Sisi lain juga menanggapinya sesuai dengan perintah dari Shublarz.
“Pertama menyebar! Setelah itu serang!” (Rarashik)
Rarashi mengangkat tangan kanannya ke arah lawannya, lalu pedang es yang tak terhitung jumlahnya muncul dari dalam tanah dan terbang ke arah lawannya.
Shublarz dan kelompoknya mampu menghindari serangan yang datang, tetapi terpencar akibat serangan yang dilancarkan oleh Rarashik.
Setelah mereka semua terpencar berhadapan dengan lawannya masing-masing, itu berakhir menjadi sebuah pertempuran satu lawan satu.
.
.
.
(TL/N : *BATTLE START*)
Arnold menghadapi lawannya, Herbreed, lalu Arnold menarik pedang besar yang diikat di punggungnya dan bergegas ke arah lawan,
“UOooooooooh!” (Arnold)
“Naif! Shadow blade!” (Herbreed)
Sebuah pedang kegelapan tercipta di tangan Herbreed, lalu dia menggunakan pedang itu untuk bertahan melawan serangan dari Arnold.
Keduanya mengertakkan gigi mereka ketika pedang mereka saling berbenturan, dan pada akhirnya itu menjadi sebuah adu kekuatan.
“Mu, seperti yang diharapkan dari Gabranth. Kau punya kekuatan yang luar biasa!” (Herbreed)
“Aku bersyukur untuk itu!” (Arnold)
Arnold berhasil mendorong serangan Herbreed. Untuk mengurangi menggurangi dampak serangan Arnold, Halbeed bereaksi dengan melompat kebelakang. Arnold berusaha mengejarnya segera setelah serangannya tetapi Herbreed tiba-tiba menghujamkan pedang kegelapannya ke arah arnold yang mendekat.
 “Apa?” (Arnold)
“Shadow Ball!” (Herbreed)
Tiba-tiba, pedang kegelapan Herbreed berubah bentuk menjadi sebuah busur beserta anak panahnya.
“Wa!?” (Arnold)
Anak panah itu melesat ke arah Arnold yang sedang menyerangnya dalam sebuah garis lurus.
“Ku!” (Arnold)
Arnold menghentikan gerakannya ke depan dan melompat ke samping untuk menghindari anak panah yang dilesatkan oleh Herbreed.
“Ini belum berakhir!” (Herbreed)
Herbreed sedikitpun tidak ragu ketika dia menarik tali busurnya dan sekali lagi sebuah anak panah melesat ke arah Arnold.
“Hei, ini omong kosong!” (Arnold)
Teriak Arnold ketika dia mengayunkan pedangnya untuk memotong anak panah yang mengarah padanya.
“Sepertinya aku tidak bisa melukaimu hanya dengan ini. Kalau begitu, ayo coba yang lain!” (Herbreed)
Herbreed dengan cepat menutup jaraknya dengan Arnod yang dilawannya sembari membuat persiapan untuk menyerang.
“Shadow Axe!” (Herbreed)
Kali ini sebuah kapak perang keluar dari dalam bayangan.
Dilengkapi dengan  kapak perang, Herbreed mulai melancarkan serangannya.
*Dogan! (Bam)
“Neh! S-Sebenarnya skill yang kau gunakan?!” (Arnold)
Arnold mencoba untuk memblokir serangannya dengan pedang besarnya, tetapi kekuatan serangan itu membuatnya terbang di udara bersama dengan pedang besarnya yang digenggamnya begitu erat.
“Kesempatan! Dark Dagger!” (Herbreed)
Dengan mempertimbangkan lawannya, Herbreed sekali lagi mengubah bentuk senjatanya dan kembali melesat ke arah Arnold.
“Ku!” (Arnold)
Butuh banyak waktu bagi Arnold untuk melawan kekuatan dari serangan Habreed dan berusaha menangkis serangan itu. Jika serangan itu merhasil maka perutnya akan tertusuk.
“Kau milikku!” (Herbreed)
Sadar akan kemenangan, Herbreed dengan cepat menusuk belatinya ke perut Arnold.
*Bushi!
Dia yakin serangannya telah mengenai sasarannya. Walaupun itu bukan serangan yang mematikan tapi itu cukup untuk membuat lawannya tidak mampu bertarung lagi. Namun, ketika Herbreed telah melewati Arnold, dia melihat ke belakang untuk mengkonfirmasi kemenangannya.
Pada saat itu, Arnold berdiri dengan luka di baju besinya, tapi kemudian Herbreed mulai  menyadari ada sesuatu yang salah.
Dia mengharapkan ada beberapa darah yang menyembur keluar dari tempat yang dia serang, tapi ia terkejut karena tidak ada setetes pun darah yang keluar dari luka  Alnord.
“A-apa yang terjadi……?” (Herbreed)
Untuk sesaat dia menegang melihatnya.
“Itu sakit sekali. Sebenarnya. Aku akan mati karena seranganmu.” (Arnold)
Arnold yang telah menerima serangan yang hampir mematikan di pinggangnya, sekarang berdiri seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Lalu, dengan hati-hati, Herbreed melihat di area yang dia serang, dan melihat cahaya hijau di sekitar area itu dan segera dia menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
“Apakah itu Conversion?” (Herbreed)
Saat ini, luka yang dialaminya secara perlahan menghilang dan Arnold berbalik menghadap Herbreed.
“Kau tidak berpikir kalau aku bisa menggunakannya, Evila-san, kan?” (Arnold)
“Permintaan maafku. Seperti yang diharapkan dari seseorang yang terpilih untuk berpartisipasi dalam pertempuran ini. Apa tak masalah kalau aku ingin tahu namamu? Namaku Herbreed Julius.” (Herbreed)
“Namaku Arnold Ocean. Secara mendadak aku dibuat untuk berpartisipasi dalam pertempuran ini, tapi sekarang aku di sini, aku tidak akan kalah!” (Arnold)
“Aku mengerti! Dibuat untuk berpasartisipasi ya, tidak heran aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Namun, demi kedamaian Evila, aku juga tidak boleh kalah!” (Herbreed)
Sambil berkata begitu, Herbreed mengganti kembali senjatanya menjadi Shadow Blade.
“Tidak peduli seberapa kuatnya Conversion yang kau pakai, pastinya kau masih merasakan rasa sakit akibat sihir. Juga, adanya kesesuaian bahaya untuk itu. Dan…” (Herbreed)
 Herbreed kemudian melihat dan mengamati Arnold dengan hati-hati.
“Tampaknya kau belum mampu membuatConversion yang lengkap. Benar bukan?” (Herbreed)
“Entahlah, biarkan saja menjadi sesuatu untuk kau temukan di masa depan!” (Anrold)
Mereka kemudian tersenyum satu sama lain dan, berlari ke arah satu sama lain lagi.
(TL/N : *Change ke Battle Para Loli :v)
“Pada titik ini, aku pikir lebih baik bagimu untuk menyerah.” (Ionis)
Ionis berkata dengan nada acuh tak acuh saat dia memandang rendah lawannya.
“Uu……” (???)
Yang berada di hadapannya adalah Muir. Sejak awal pertempuran, Ionis berhasil menghindari semua serangan yang dilancarkan Muir, sementara Miur menerima banyak sekali serangan balasan dari Ionis, dan saat ini tergeletak di tanah.
(M-Mengagumkan... tidak ada satupun seranganku yang mengenainya....) (Muir)
Ketika Muir memperhatikan Ionis yang mengenakan topeng mata, dia terkesan dengan gerakannya yang anggun. Dia telah benar-benar melupakan pemikiran tentang Ionis yang dipikirannya saat awal pertandingan.
Tapi yang lebih mengejutkannya adalah kenyataan bahwa Inios mampu menghindari setiap serangannya. Walau demikian, Muir tetap berusaha berdiri dan mencoba lagi menyerangnya.
Lightning Fangggg!” (Muir)
Itu adalah serangan yang sama dengan yang digunakan oleh Leoward tetapi  bersamaan dengan petir. Serangan ini akan bergerak cepat menuju targetnya dan mengirimkan gelombang kejut melewati tanah. Namun,
*HyunHyunHyun!
Tanpa membuang satu langkah pun, Ionis menghindari semua petir yang menyerangnya. Itu luar biasa, bahkan percikan api acak yang keluar dari serangan Muir juga berhasil dihindarinya.
Selain itu, Ionis mengambil keuntungan dari serangan sebelumnya untuk melancarkan sebuah tendangan ke arah Muir.
“Kya!?” (Muir)
Muir berhasil bertahan dari serangan itu, tetapi akibat sejumlah besar kekuatan yang dimasukkan ke dalam serangan Ionis, membuatnya kehilangan keseimbangan.
“Itu sia-sia. Serangan petir semacam itu tidak akan mengenai Ionis.” (Ionis)
Muir menggertakkan giginya dan berdiri kembali.
“Kau tidak mau menyerah? Baiklah, kalau begitu aku akan mulai menyerang.” (Ionis)
Lalu Ionis meletakkan tangannya di antara dadanya, dan mengambil sesuatu.
Seketika dia muncul di belakang Muir.
*Bogo!
Detik berikutnya, sebuah lubang muncul di atas tanah. Jika dia terkena serangan itu secara langsung, Muir yakin kalau dia akan menerima kerusakan yang signifikan. Jadi, dia memastikan untuk berhati-hati, tapi,
“Kya!” (Muir)
Tiba-tiba, sesuatu menimpa bahu kirinya dan mengirimnya berguling ke belakang. Kemudian, di ujung pandangannya, sesuatu menyelinap kembali ke Ionis.
Bukan hanya benda yang memukulnya tetapi juga benda yang ada di tanah juga kembali ke Ionis.
*Shirururururururururu….
Sambil memegangi bahunya, dia mengerutkan dahinya pada apa yang dipegang Inois di tangannya.
.
.
.
“Apakah itu yo-yo?” (Hiiro)
Hiiro yang menyaksikan pertempuran Muir dan Inois, melihat pada benda yang dipegang Inois.
Dia melihat benda di tangannya, yang tampak seperti sebuah rantai kokoh yang melekat pada beberapa pelat bundar yang berputar. Itu jelas terlihat menyerupai sebuah yo-yo.
Benda menyerupai yo-yo itu mampu menciptakan lekukan di atas tanah sehingga Hiiro menyadari kalau benda itu jelas-jelas memiliki banyak kekuatan.
“Nh? Kau tau tentang benda itu, Hiiro?” (Liliyn)
Liliyn mendekatinya dari sampingnya.
“Sedikit. Di duniaku, sesuatu seperti itu hanyalah sebuah mainan untuk hiburan. Aku terkejut kalau benda itu akan berubah menjadi sebuah senjata di dunia ini.” (Hiiro)
“Memang, benda itu jelas adalah senjata yang langka. Untuk sesuatu seperti itu menjadi mainan di duniamu. Kau dengan jelas pasti bisa merasakan potensi pembunuhannya.” (Liliyn)
Seperti yang dikatakannya, dia tidak begitu yakin benda itu terbuat dari apa, tetapi dengan kekuatan rotasi dan gaya sentrifugal, benda itu mampu mematahkan tulang dan bahkan bisa menyebabkan kematian seketika jika seseorang diserang di kepalanya menggunakan benda itu.
“Hmph, orang itu kenalanmu, ‘kan? Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, dia tampaknya berada dalam situasi yang sulit, bahkan dengan semua doronganmu.” (Liliyn)
Sepertinya dia mengatakannya dengan ekspresi tidak menyenangkan tapi,
“Saat ini kami adalah musuh. Ini akan menjadi kebangkitan kejam, jika seseorang mati, tetapi jika mereka kalah dalam hal kekuatan maka tidak ada yang bisa kita lakukan tentang hal itu.” (Hiiro)
"Hou, kau menanganinya dengan mudah." (Liliyn)
“Namun, akan aneh jika chibi menyerah. Tidak ada jalan baginya berakhir di negara ini.” (Hiiro)
“Mu..... tampaknya kau tahu orang itu dengan baik.” (Liliyn)
“Dia adalah salah seorang yang pernah menjadi teman seperjalananku, kau tahu.” (Hiiro)
Liliyn cemberut ketika dia melihat Hiiro. Sesuatu yang mengerikan baru saja dikatakan.
“Yah, kau sepertinya dikelilingi oleh anak-anak. Sampai sejauh itu.” (Liliyn)
“Ada duri dalam ucapanmu, kau tahu?” (Hiiro)
“Itu menyenangkan, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak percaya itu terjadi pada orang yang sama di sekitarku, ini benar-benar memudarkan kehadiranku.” (Liliyn)
“Apa kau ingin bilang sesuatu?” (Hiiro)
Karena Liliyn tetap berkeras hati, Hiiro membalas. Segera setelah itu, pipi Liliyn memerah dan dengan cepat berpaling darinya.
“B..b, bukan apa-apa! Hei, jangan melihat ke sini, sialan!” (Liliyn)
Dia berseru, meskipun Hiiro tidak menghadap pada dirinya,
“Aku tak mengerti, tapi kau adalah orang yang membawanya keluar di tempat pertama, Aka-loli.” (Hiiro)
“Ehh! Kau berisik! Shamoe, bantu aku di sini!” (Liliyn)
“D-dipahami!” (Shamoe)
Hiiro merenung sejenak saat dia perlahan-lahan menjauh dari daerah itu, karena tidak ada yang menarik untuk melanjukannya, jadi dia kembali menonton pertempuran.
(Orang tua sedang melakukan pertarungan yang menarik di sana. Pertarungan Chibi tidak akan berakhir dalam keadaan itu........ sekarang aku mengerti, mereka pastilah menjadi lebih kuat) (Hiiro)
Jika itu Muir dari setengah tahun yang lalu, dia akan tersingkir oleh serangan balik pertama, tapi sekarang dia berdiri bahkan setelah diserang beberapa kali.
Juga, ketika dia menerima serangan, dia berhasil mengurangi dampak dengan menggeser tubuhnya pada waktu yang tepat. Mampu melakukan sesuatu seperti itu, sudah cukup untuk membuat seseorang terkesan.
(Sekarang, orang yang dimaksud adalah Chibi-usagi, tapi pelatih adalah pelatih jadi sesuatu yang baik harus terjadi)
Sembari berpikir begitu, dia mengalihkan perhatiannya ke arah Rarashik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar