Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Senin, 09 Juli 2018

My Entire Class Was Summoned to Another World Except for Me Chapter 18 - Bahasa Indonesia


Chapter 18 - Kakak Laki-Lakimu Tidak Akan Mengizinkannya!

“Gyaaa!!”
“Menyebalkan.”
Aku menendang monster yang mirip tanuki yang selama ini mengganggukuku. Monster itu terlempar ke tanah dan tidak bergerak. Dengan cepat monster itu berubah menjadi partikel cahaya dan menghilang.
Harusnya itu akan menjadi yang terakhir. Aku memastikan kalau tidak ada monster yang tersisa setelah menggunakan skill Presence Detection dan mulai mempertimbangkan kejadian yang terjadi saat ini.
Alasan kalau monster-monster ini ada di dunia ini pasti karena adanya campur tangan  seseorang yang membawa mereka ke sini, atau karena sesuatu terjadi di dunia lain akibat adanya semacam malfungsi yang menunculkan mereka di Bumi.

Dua kemungkinan terakhir adalah yang paling memungkinkan, mempertimbangkan perubahan peristiwa mendadak yang terjadi akhir-akhir ini.
Sangat mungkin untuk mengirim mereka ke sini, tetapi aku tidak melihat satupun alasan barang siapa untuk melakukannya. Apa sebenarnya tujuannya dengan mengirimkan beberapa monster secara acak ke sini?
Pada akhirnya, aku masih tidak memiliki petunjuk tentang motif di belakangnya, tapi setidaknya aku mengerti sesuatu. Monster itu selalu muncul di tempat yang tak banyak orang.
Monster yang aku kalahkan muncul di sebuah bangunan yang ditinggalkan. Yang lainnya berada di gang kecil atau tempat serupa dengan lalu lintas kecil. Aku bisa menyimpulkan kalau mereka tidak akan muncul di tempat dengan banyak orang.
Sekali lagi aku mencoba mencari tahu penyebab pemunculan acak monster-monster ini, meskipun sejujurnya aku tidak dapat mencapai sebuah kesimpulan. Yah, tak mungkin bagiku tahu asal-usulnya sebelum aku menemukan pemahaman yang kuat tentang alasan di balik semua ini di tempat awal.
Satu-satunya kekhawatiran yang tersisa di benakku adalah apakah mereka muncul di mana hanya terdapat sedikit orang atau hanya muncul di dekatku. Jika itu yang pertama, maka semua negara akan jatuh ke dalam bencana dan tidak akan ada yang bisa aku lakukan.
Aku bisa mengalahkan mereka dengan cukup mudah, tetapi menghentikan mereka dari pemunculannya itu berada di luar kemampuanku.
“…Ayo pulang.”
Aku hanya bisa berharap agar hal itu tidak akan terjadi.
Bergantung hanya pada harapan kalau bencana seperti itu bisa dihindari, aku kembali ke rumah.
ーーーーーーーーーーーーーーーーーー
Ketika aku tiba di rumah, aku pergi ke kamarku dan mulai membaca buku sembari berbaring di tempat tidur, ketika tiba-tiba, Karen melangkah masuk tanpa repot mengetuk pintu.
Kau  harusnya mengetuk setidaknya sekali!
“Nee~, Bisakah aku mengerjakan PR ku di sini?”
Kenapa kau ingin mengerjakan pekerjaan rumahmu di sini?
Pertanyaannya sudah ada di ujung lidahku, tetapi aku menahan diri untuk tidak mengatakannya setelah menyadari perilaku anehnya.
Sekilas Karen mengenakan poker facenya yang biasa dan dia berbicara dengan nada dingin dan rendah. Namun, aku bisa dengan mudah mengetahui dari ekspresinya kalau dia sangat kelelahan.
Apa mungkin terjadi seusatu di sekolahnya?
Setelah berpikir sebentar, aku memutuskan untuk membiarkannya mengerjakan pekerjaan rumahnya di kamarku.
“Tak masalah.”
“...Terima kasih.”
Mengucapkan kata itu, Karen langsung menuju mejaku, meletakkan buku catatan dan buku teksnya, lalu mulai mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Ketika dia terus menggerakkan pulpennya dalam diam, aku mencuri pandang padanya setiap ada kesempatan, lalu aku melanjutkan berbaring dan membaca.
Sedikit aneh, kalau dia masuk ke kamarku tanpa alasan yang penting, ini bukanlah hal baru. Namun, dia tidak pernah melakukan sesuatu yang merepotkan seperti membawa pekerjaan rumahnya.
Jadi kesimpulannya, pasti sesuatu telah terjadi.
“...Hei, apa terjadi sesuatu yang menyebabkanmu tiba-tiba menerobos masuk ke kamarku?”
Menyerah pada keingintahuanku, aku mencoba bertanya kepada Karen, yang berhenti menggerakkan pulpennya.
“...Tak ada.”
Dengan jawaban singkat itu, Karen melanjutkan menulis. Menilai dari sikapnya, aku dengan yakin menyimpulkan kalau sesuatu telah terjadi, meskipun dia sepertinya tak punya niat untuk membicarakannya.
Jika dia tidak mau terbuka, maka aku tidak bisa memaksanya berbicara, tetapi jika sesuatu terjadi padanya, aku pasti akan mengantar orang yang melakukan itu ke neraka. Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti adik perempuanku!
Sementara aku mengepalkan tinjuku membulatkan tekad, aku yang tidak memperhatikan Karen, dia tampak sedikit bersantai setelah mengintipku.



1 komentar: