Chapter 18 - Kakak Laki-Lakimu Tidak Akan Mengizinkannya!
“Gyaaa!!”
“Menyebalkan.”
Aku menendang monster yang mirip tanuki
yang selama ini mengganggukuku. Monster itu terlempar ke tanah dan tidak
bergerak. Dengan cepat monster itu berubah menjadi partikel cahaya dan
menghilang.
Harusnya itu akan menjadi yang
terakhir. Aku memastikan kalau tidak ada monster yang tersisa setelah
menggunakan skill 【Presence
Detection】 dan mulai mempertimbangkan kejadian
yang terjadi saat ini.
Alasan kalau monster-monster ini ada di
dunia ini pasti karena adanya campur tangan
seseorang yang membawa mereka ke sini, atau karena sesuatu terjadi di
dunia lain akibat adanya semacam malfungsi yang menunculkan mereka di Bumi.
Dua kemungkinan terakhir adalah yang
paling memungkinkan, mempertimbangkan perubahan peristiwa mendadak yang terjadi
akhir-akhir ini.
Sangat mungkin untuk mengirim mereka ke
sini, tetapi aku tidak melihat satupun alasan barang siapa untuk melakukannya.
Apa sebenarnya tujuannya dengan mengirimkan beberapa monster secara acak ke
sini?
Pada akhirnya, aku masih tidak memiliki
petunjuk tentang motif di belakangnya, tapi setidaknya aku mengerti sesuatu.
Monster itu selalu muncul di tempat yang tak banyak orang.
Monster yang aku kalahkan muncul di
sebuah bangunan yang ditinggalkan. Yang lainnya berada di gang kecil atau
tempat serupa dengan lalu lintas kecil. Aku bisa menyimpulkan kalau mereka
tidak akan muncul di tempat dengan banyak orang.
Sekali lagi aku mencoba mencari tahu
penyebab pemunculan acak monster-monster ini, meskipun sejujurnya aku tidak dapat
mencapai sebuah kesimpulan. Yah, tak mungkin bagiku tahu asal-usulnya sebelum aku
menemukan pemahaman yang kuat tentang alasan di balik semua ini di tempat awal.
Satu-satunya kekhawatiran yang tersisa
di benakku adalah apakah mereka muncul di mana hanya terdapat sedikit orang
atau hanya muncul di dekatku. Jika itu yang pertama, maka semua negara akan
jatuh ke dalam bencana dan tidak akan ada yang bisa aku lakukan.
Aku bisa mengalahkan mereka dengan
cukup mudah, tetapi menghentikan mereka dari pemunculannya itu berada di luar
kemampuanku.
“…Ayo pulang.”
Aku hanya bisa berharap agar hal itu
tidak akan terjadi.
Bergantung hanya pada harapan kalau
bencana seperti itu bisa dihindari, aku kembali ke rumah.
ーーーーーーーーーーーーーーーーーー
Ketika aku tiba di rumah, aku pergi ke
kamarku dan mulai membaca buku sembari berbaring di tempat tidur, ketika
tiba-tiba, Karen melangkah masuk tanpa repot mengetuk pintu.
Kau harusnya mengetuk setidaknya sekali!
“Nee~, Bisakah aku mengerjakan PR ku di
sini?”
Kenapa
kau ingin mengerjakan pekerjaan rumahmu di sini?
Pertanyaannya sudah ada di ujung lidahku,
tetapi aku menahan diri untuk tidak mengatakannya setelah menyadari perilaku
anehnya.
Sekilas Karen mengenakan poker facenya
yang biasa dan dia berbicara dengan nada dingin dan rendah. Namun, aku bisa
dengan mudah mengetahui dari ekspresinya kalau dia sangat kelelahan.
Apa
mungkin terjadi seusatu di sekolahnya?
Setelah berpikir sebentar, aku
memutuskan untuk membiarkannya mengerjakan pekerjaan rumahnya di kamarku.
“Tak masalah.”
“...Terima kasih.”
Mengucapkan kata itu, Karen langsung
menuju mejaku, meletakkan buku catatan dan buku teksnya, lalu mulai mengerjakan
pekerjaan rumahnya.
Ketika dia terus menggerakkan pulpennya
dalam diam, aku mencuri pandang padanya setiap ada kesempatan, lalu aku
melanjutkan berbaring dan membaca.
Sedikit aneh, kalau dia masuk ke
kamarku tanpa alasan yang penting, ini bukanlah hal baru. Namun, dia tidak pernah
melakukan sesuatu yang merepotkan seperti membawa pekerjaan rumahnya.
Jadi kesimpulannya, pasti sesuatu telah
terjadi.
“...Hei, apa terjadi sesuatu yang
menyebabkanmu tiba-tiba menerobos masuk ke kamarku?”
Menyerah pada keingintahuanku, aku
mencoba bertanya kepada Karen, yang berhenti menggerakkan pulpennya.
“...Tak ada.”
Dengan jawaban singkat itu, Karen
melanjutkan menulis. Menilai dari sikapnya, aku dengan yakin menyimpulkan kalau
sesuatu telah terjadi, meskipun dia sepertinya tak punya niat untuk membicarakannya.
Jika dia tidak mau terbuka, maka aku
tidak bisa memaksanya berbicara, tetapi jika sesuatu terjadi padanya, aku pasti
akan mengantar orang yang melakukan itu ke neraka. Aku tidak akan pernah
membiarkan siapa pun menyakiti adik perempuanku!
Sementara aku mengepalkan tinjuku
membulatkan tekad, aku yang tidak memperhatikan Karen, dia tampak sedikit
bersantai setelah mengintipku.
« Sebelumnya | List Chapter |
Selanjutnya »
Brocon?
BalasHapus