Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Senin, 09 Juli 2018

My Entire Class Was Summoned to Another World Except for Me Chapter 19 - Bahasa Indonesia


Chapter 19 - Aku Sedang Dipermainkan

Itu adalah pagi hari setelah aku menemukan kejadian kemunculan para monster. Aku saat ini sedang menuju ke sekolahku seperti biasa, aku sempat menonton berita pagi dan menyadari kalau tidak ada berita terkait dengan monster yang muncul. Kelihatannya, para monster itu tidak muncul di tempat lain.
Dari perubahan peristiwa ini, aku dapat menyimpulkan kalau mereka hanya muncul di sekitarku. Aku tak bisa membantu, tetapi merasa ada semacam tanggung jawab untuk memunculkan mereka saat ini. Tidak masalah berapa kali aku memikirkan kemungkinan lain, aku hanya bisa menyimpulkan kalau mereka sengaja dikirim kepadaku.
Maksudnya apa? Apakah ada seseorang yang menyuruhku untuk mengalahkan mereka semua? Tetapi untuk tujuan apa? Apa yang mereka coba lakukan dengan mengirim monster-monster itu untuk dikalahkan? Apa mereka mencoba menguji kekuatanku? Apakah ini sebuah jebakan?

Keraguan dan kemungkinan yang tak terhitung jumlahnya di dalam kepalaku tidak bisa berhenti tumbuh. Namun, untuk saat ini, aku mengerti kalau mereka hanya muncul di dekatku. Jadi, kelihatannya, apa yang harus aku lakukan selanjutnya sudah jelas bagiku.
Aku harus membasmi setiap monster yang bermunculan sampai mereka berhenti muncul. Meskipun, itu akan menjadi tugas yang merepotkan. Aku tidak punya pilihan lain dalam hal ini. Aku tidak bisa membiarkan mereka ditemukan oleh orang biasa.
“Selamat pagi, Kamiya-kun.”
“Selamat pagi, Kamaishi-san.”
Seperti biasa, Kamaishi adalah orang pertama yang menyapaku ketika aku tiba di kelas. Nah, untuk seseorang yang tak punya banyak teman, bukan yang pertama, itu lebih seperti aku satu-satunya yang dia sapa.
Sama berlakunya untuk Kamaishi, aku hanya menyapanya ketika aku memasuki kelas; melihat dia berbicara dengan orang lain itu akan menjadi sebuah pemandangan yang sangat langka.
Dia mungkin tidak punya teman lain. Gadis yang malang.
“Apa kau mendengar tentang itu, Kamiya-kun? Ada yang bilang kalau kemarin terdengar suara teriakan aneh di sekolah.”
Tanganku berhenti di tengah-tengah meletakkan tasku. Jangan bilang kalau mereka benar-benar mendengar suara monster yang menjerit.
Yah, memikirkannya secara logis, jika seekor monster berteriak di tengah-tengah area perumahan, kemungkinan akan ada seseorang yang mendengar suaranya.
“Hee... Benarkah?”
“Beberapa orang juga bilang kalau  mereka menemukan seekor monster. Aku ingin tahu apa semua itu benar.”
Jadi bahkan ada beberapa saksi yang melihatnya.
Ini buruk, akan merepotkan jika seseorang berhasil mengambil fotonya.
Ku kira mulai sekarang aku harus memusnahkan mereka segera setelah kemunculannya.
Aku memikirkannya setelah mendengar apa yang dikatakan Kamaishi.
ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー
Pelajaran dimulai dan seperti biasa aku tidur, saat tiba-tiba aku mendeteksi sebuah sihir dan langsung berdiri dengan penuh semangat.
Seekor monster telah muncul.
Semua orang di kelas memiliki ekspresi bingung di wajah mereka karena melihatku yang tiba-tiba bangun. Ayolah , setidaknya cari waktu yang lebih baik untuk kemunculannya.
“K-Kamiya. Apa yang terjadi?”
Bingung oleh gerakanku yang tak terduga, Sensei itu menanyaiku.
“Sensei, aku merasa tak enak badan, bisakah aku pergi ke ruang kesehatan?”
“Y-Ya... Pastinya karena sesuatu seperti itu yang membuatmu terbangun di kelasku. Aku mengerti, kau bisa pergi.”
Itu terlalu berlebihan.
Tidak peduli berapa banyak aku tidur di kelasnya, reaksi ini terlalu berlebihan. Aku memiliki keinginan untuk mengeluh, tetapi ini bukan saatnya untuk berdebat tentang hal sepele seperti itu.
Aku langsung meninggalkan ruang kelas dan berpindah ke tempat di mana aku mendeteksi monster itu.
ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー
Setelah mengalahkan monster-monster yang muncul, Kamaishi mengajakku untuk pulang bersama. Saat ini, monster yang muncul tidak terlalu sulit untuk ditangani karena mereka langsung menghilang hanya dengan sebuah tendangan.
Namun, secara perlahan monster-monster itu semakin kuat. Mungkin ada waktu di masa depan ketika aku harus menghadapi lawan yang kuat.
“Dan setelah itu—”
“Hee, itu bagus—”
Saat Kamaishi dan aku berjalan pulang sambil mengobrol, cahaya tak terduga muncul di hadapan kami.
Ah, ini tidak bagus.
“Ah, apa itu?”
“Eh?”
Saat cahaya itu muncul, aku mengalihkan perhatian Kamaishi dengan mengubah arah pandangan matanya. Memanfaatkan kesempatan itu, aku menggunakan Wind Magic untuk memotong kepala monster itu dan menjatuhkannya keluar dari jalan kami.
Hampir saja. Bukankah mereka hanya muncul di tempat dengan sedikit orang?
“Apa? Apa yang terjadi?”
“Tidak, ternyata itu hanya imajinasiku.”
Aku menjawab Kamaishi dan kami kembali berjalan. Sekali lagi, cahaya terbentuk di hadapan kami.
“Ah, ada sesuatu yang terbang di sana!”
“Eh? Apa yang terbang?”
Sekali lagi, aku memanfaatkan momen itu untuk menggunakanWind Magic dan menyingkirkan monster itu.
Apa ini?! Kenapa mereka muncul di tempat yang sama?!
“Ada apa ini? Apa yang terbang?”
“Tidak, rupanya itu hanya imajinasiku lagi.”
Saat menjawabnya dengan kata-kata itu, kami terus berjalan. Untuk ketiga kalinya, sebuah cahaya muncul di hadapan kami.
Kau pasti becanda?! Jangan lagi?!
“Kamaishi-san!”
“Eh? Eeeh?!”
Menggunakan kekuatanku, aku meraih kedua pundak Kamaishi dan mengubah secara paksa pandangannya ke wajahku. Kamaishi tercengang oleh tindakanku yang tiba-tiba dan pipinya memerah setelah menyadari betapa dekatnya dia dengan wajahku.
Aku mengurus monster itu secara instan dengan menggunakan Wind Magic sembari memastikan untuk terus menatap Kamaishi tepat di matanya.
Ini terlalu berbahaya. Siapa yang mengira mereka akan muncul tiga kali berturut-turut?
Tapi, dengan ini, aku bisa menegaskan satu hal yang tak kumengerti sampai sekarang. Aku sedang dipermainkan seseorang.
“U-Um, Kamiya-kun. Apa itu? I-Ini terlalu mendadak.”
Saat aku menyadari kalau wajahku masih menghadap ke arah Kamaishi, yang pipinya memerah, aku mulai memikirkan alasan apa yang bisa diterima olehnya.
“Ah... Ada sesuatu di rambutmu.”
Aku bertingkah seolah-olah aku mengambil sesuatu dari rambutnya lalu membiarkannya pergi. Karena dia mengalami masa-masa sulit dengan apa yang terjadi, Kamaishi menjaga ekspresi wajahnya yang memerah.
Aku sekarang punya pemahaman yang lebih kuat tentang situasi saat ini.
Pertama, ada seseorang yang mengirim monster-monster itu ke dunia ini. Yang kedua adalah untuk beberapa alasan dia menargetkanku.
Aku tidak begitu yakin tentang apa yang dia rencanakan, tapi setidaknya aku tahu apa yang sedang terjadi sekarang.
Setelah aku menemukan pelakunya, aku akan menghabisinya dengan satu serangan.
Sementara diam-diam menyembunyikan kemarahanku yang membara dalam diriku, aku pergi menghampiri Kamaishi untuk menyingkirkan kebingungannya.

« Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya »


1 komentar:

  1. ( ͡°Ĺ̯ ͡° )( ͡°Ĺ̯ ͡° )( ͡°Ĺ̯ ͡° )( ͡°Ĺ̯ ͡° )

    BalasHapus