Chapter 12 – Mari Terbang!
Tampaknya,
ada waktu dimana seseorang punya dorongan berlebihan untuk melakukan sesuatu yang
diinginkannya, itu adalah fakta yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun.
Adakalanya,
keinginan untuk makan hidangan tertentu atau dorongan untuk melakukan
perjalanan ke tempat tertentu yang jauh dari lokasi saat ini. Bagiku, Kamiya
Yato, waktunya telah tiba.
Aku
tiba-tiba menyatakannya ketika aku membaca buku, “Skies Above our Head,” Karen yang duduk di lantai sambil membaca
buku, mengubah ekspresinya. Dia menatapku, bingung dan nampaknya ingin tahu apa
yang aku bicarakan.
“Kau
kenapa? Kau baik-baik saja?”
Dia
bertanya tentang apa yang aku maksud sambil memasang wajah bingung.
Sekarang,
kurasa aku benar-benar lupa kalau Karen ada di ruangan ini juga. Kami saat ini
mengambilnya dengan mudah di kamarku, saat kami sedang membaca buku.
Sejak
hari itu ketika kami diserang oleh teroris, sekolah kami saat ini sedang
terkunci sementara. Untuk Karen, ini hari Sabtu, jadi dia punya hari libur.
Hari
ini, Karen membiarkan rambutnya terurai. Aku menyadari itu cocok untuknya. Untuk
alasan dia membaca di kamarku, sebenarnya, aku sendiri tidak tahu. Dia
menerobos masuk, hanya untuk bertanya apakah tidak apa-apa untuk membaca di
sini. Sejujurnya, aku ingin bertanya alasannya, tapi aku tahu dia tidak akan
menjawabnya. Tidak ada alasan bagiku menolaknya. Jadi aku membiarkannya.
“Aku
hanya bergumam sendiri.”
Setelah
mengatakan itu, aku berdiri dari tempat tidur, mengembalikan buku itu ke tempatnya
semula dan berjalan ke arah koridor.
“Kamu mau keluar?”
“Ya, kau bisa tetap di sini jika kau
mau.”
“...Begitukah, berhati-hatilah kalau
begitu.”
Mata Karen berubah sedih dan dia dengan
lemah menggenggam pinggiran roknya.
Aku bisa tahu dia merasa putus asa. Apa terjadi sesuatu? Jangan
bilang, kau merasa sedih karena tidak bisa tetap di sini bersamaku?!
…Tak
mungkin. Apa yang aku bicarakan?
Karen bukan dari tipe itu.
“Baiklah,
aku pergi.”
Ucapku
dan meninggalkan ruangan. Baiklah,
ayo coba terbang sekarang.
ーーーーーーーーーーー
Aku
menyelesaikan persiapanku dan menggunakan sihir teleportasi di dekat pintu
masuk. Aku harus memilih
tempat yang tepat jika aku ingin terbang.
Jika
tidak, hal itu akan berubah menjadi sebuah kegemparan jika seseorang melihatku
terbang di langit.
Itu
sebabnya sekarang, aku berada di tengah padang pasir.
Untuk alasan mengapa aku datang ke sini, aku tidak
yakin karena aku juga masih bingung. Aku hanya memilih
opsi yang membawaku ke suatu tempat tanpa orang dan akhirnya berakhir di sini.
Matahari panas dan awan pasir
menyakiti mataku.
Aku ingin mengubah lokasi, akan tetapi, sihir teleportasi
jelas mengkonsumsi cukup banyak energi sihir. Jumlah
yang digunakan berubah sebanding dengan jarak yang aku teleport. Melihat statusku saat ini, aku hanya dapat melakukan teleport
ke seluruh dunia sebanyak 3 kali, tetapi ketika aku ingat bahwa aku harus kembali,
aku jadi tidak bisa menggunakannya secara sembarangan.
Itu merepotkan, jadi aku memutuskan
untuk tetap di sini.
Aku mengaktifkan 【Presence
Detection】 untuk berjaga-jaga
dan memulai latihan terbangku.
Pertama, yang aku butuhkan untuk
terbang adalah 【 Wind Magic 】.
Bahkan,
ketika aku sedang berbaring di tempat tidur sambil membaca buku, pada saat yang
sama aku mencari cara untuk terbang. Saat itulah aku menemukan
bahwa 【Wind Magic】
opsi
terbaik untuk terbang.
“Free
Gen”
Misalnya aku merampal sebuah mantra,
lingkaran sihir hijau muncul di bawah kakiku dan hembusan angin bertiup ke
atas. Aku mulai bangkit dari tanah, dan tubuhku mulai mengambang.
Oh aku mengambang!
Jantungku mulai menari dalam
kegembiraan. Namun demikian, aku sampai sekarang tak tahu bagaimana
rasanya terbang. Ini memberi kesan seolah-olah
aku bisa berkeliaran ke mana saja sesuai dengan yang ku inginkan.
Ketika aku memahami perasaan
menyenangkan itu, aku mencoba bergerak.
Uuum, Apa yang harus ku lakukan
dulu? Berpikir tentang cara untuk berangkat, aku membayangkan
gambar angin bertiup dari belakang. Hasilnya,
tubuhku maju ke depan. Ohh! Begitulah cara kerjanya.
Sekarang aku sudah memahami konsep
bergerak, sementara aku tetap mengambang. Jadi itulah artinya terbang,
ya. Rasanya nyaman. Sensasi angin yang menyegarkan bertiup ke arahku adalah
bagian yang terbaik. Aku merasa seperti aku
telah berubah menjadi burung.
Saat aku sedang menikmati waktuku
terbang, skill【Presence
Detection】 mendeteksi seseorang di dekatku.
Seseorang di tempat seperti ini? Dan
sendirian?
Fakta bahwa ada seseorang sendirian
di padang pasir yang luas ini berarti satu hal. Maka, ku
pikir aku harus memeriksanya untuk melihat apakah dia baik-baik saja.
Berpikir tentang itu, aku terbang. Aku
mengarahkan diriku ke tempat di mana aku merasakan kehadirannya. Ketika dia muncul, aku dapat mengatakan bahwa orang itu
tampaknya pingsan.
Tampaknya, Orang itu berusia kisaran
lima puluh tahunan, mengenakan pakaian compang-camping dan ditambah janggut
panjang.
Baiklah sekarang, bagaimana mungkin
menemukan seseorang yang terlihat seperti seorang penjelajah di tengah padang
pasir pada waktu ini?
Belum lagi dia sendirian!
“Heeey, kau baik-baik saja?”
Aku bertanya ketika aku mendarat agak
jauh dari pandangan orang itu.
“Uu…
Kaun ho tum?” (TL/N : Bahasa India yang artinya “Siapa kau?”)
“Ah, permisi?”
Aku membungkuk.
Ini buruk. Apa yang
orang ini katakan? Untuk seseorang sepertiku
yang hanya bisa berbahasa Jepang, aku tidak tahu apa yang dia coba katakan.
Setidaknya aku dapat menyimpulkan kalau itu bukan
bahasa Inggris.
Apa yang harus dilakukan? Haruskah
aku meninggalkannya seperti ini?
Aku akan melakukan sesuatu jika aku
mengerti bahasanya, tetapi saat ini, aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku
bertindak. Karena dia tidak memberiku pilihan, aku berdiri.
“Ruko!?
Kaun ho tum? Meri madat karo! Mujhe chor ke mat jao!” (Arti : “Tunggu!? Siapa kau?
Tolong Aku! Jangan tinggalkan aku!”)
Mungkin karena dia mengira aku akan
meninggalkannya, pria itu menempel di celanaku dan berusaha meminta bantuanku.
Tidak, tunggu, tunggu, aku tidak
berencana meninggalkanmu di sini!
Aku hanya ingin berdiri!
“Tung– berhenti menarikku seperti
ini! Kau akan merobek celanaku.”
“Meri
madat karo! Meri madat karo! (Arti : “Tolong aku! Tolong aku!”)
Meskipun, aku tidak yakin apa yang
dia coba katakan, tetapi satu hal yang pasti bahwa dia meminta bantuanku.
“Aargh!! Baiklah!
Aku akan melakukan sesuatu padamu!”
“Meri
madat karo! Meri mada——-” (Arti : “Tolong aku! tolong—”)
Aku memindahkan pria
yang lama-kelamaan mulai menjengkelkan itu ke kota terdekat. Sungguh, pria yang gigih. Celanaku
tertutup pasir karenanya. Aku membersihkan
pakaianku dan berpindah ke tempat yang berbeda kali ini.
Lokasi berikutnya adalah tempat yang
tertutup oleh pepohonan, sebuah hutan.
Aku mengira di sini harusnya
baik-baik saja. Sihirku banyak berkurang karena aku memindahkan orang yang selamat
tadi. Aku harus menahan diri menggunakannya
seperti itu.
Tanpa basa-basi lagi, aku mengaktifkan
【 Wind Magic 】 dan terbang di langit. Oh, ini
luar biasa. Seluruh area ditutupi dengan warna
hijau. Aku tetap mengagumi hutan hijau dari atas
ketika tiba-tiba, aku mendengar seruan seekor burung.
Ketika aku menoleh ke arah suara,
aku menyaksikan sekelompok burung terbang secara bersamaan ke arahku. Ah, ini
tidak bagus.
Aku dengan cepat berpindah dari
tempatku terbang, membiarkan segerombolan burung itu maju, namun kali ini, entah
dari mana tombak datang terbang ke arah wajahku.
Uwaa, ini berbahaya!! Aku nyaris
tidak sempat menghindarinya dan mulai menoleh ke belakang melihat tempat darimana
datangnya serangan itu.
Aku mulai menyadari ada semacam suku
berdiri di sana.
Tampaknya mereka merupakan penduduk
asli tempat ini.
Ah, aku lupa mengaktifkan skill 【Presence Detection】. Lain kali
aku harus tetap waspada. Penduduk asli itu
tampaknya kebingungan dan mulai berteriak padaku.
“¿noʎ
ǝɹɐ
oɥʍ!!”
(T/N
: Gak tahu kenapa dibalik, mungkin karena bicaranya pake bahasa pedalaman xD,
Artinya : “Siapa Kau?”)
Permisi, apa? Sekali
lagi, bahasa yang tidak dikenal datang ke telingaku. Kali ini apa lagi?
Kata-kata itu jelas berbeda dari
yang digunakan orang yang selamat di gurun tadi, tapi aku masih tak memahaminya.
Apa yang harus kulakukan? Sekarang,
mari coba katakan sesuatu.
“Aku tidak bermaksud menyakiti
kalian!! Kalian bisa bersantai dan kembali ke rumah!!”
“˙uɐɔ
noʎ
ןןǝɥ
ǝʞıן” (Arti : “Pergilah ke neraka.”)
Meneriakkan kata-kata seperti itu
pada mereka, para pribumi tampaknya tersinggung karena suatu alasan dan mulai
melempar batu yang mereka pilih ke arahku.
Kenapa?! Kenapa kalian
melakukan ini padaku?
Ketika aku menghindari lemparan
mereka sembari bertanya-tanya tentang alasan mereka tersinggung, kali ini para
pribumi mulai berteriak keras.
Sepertinya mereka memanggil seseorang.
Tak lama kemudian, sekelompok orang
dengan pakaian yang sama mulai berkumpul dengan cepat secara tiba-tiba.
Ketika mereka selesai berkumpul di salah
satu tempat, salah seorang dari mereka menunjukku. Akibatnya,
segerombolan orang lainnya berpaling menatap tajam ke arahku.
A... Aku punya firasat buruk tentang
ini.
Tepat ketika aku mendapatkan firasat
itu, seluruh kerumunan pribumi mengarahkan tombaknya ke arahku dan
melemparkannya. Uwa, aku tahu mereka akan melakukannya. Katakan saja apa yang aku lakukan hingga menyinggung kalian!!
Aku mulai menyadari betapa tidak
berartinya mencoba memecahkan kesalahpahaman
ini dengan berdialog dengan mereka sembari aku menghindari tombak mereka.
Pada akhirnya, aku memutuskan untuk melarikan
diri. Lokasi yang ku tentukan saat ini adalah sebuah gunung
bersalju di daerah terpencil. Masalah di gunung
ini adalah badai salju yang mengerikan.
Aku tahu bahwa aku memilih tempat
yang sepi sebagai pilihan, tetapi ini keterlaluan! Aku bisa
mati membeku di sini!
“Ayo kita pulang.”
Aku mempertimbangkan bahwa tidak
mungkin untuk melanjutkan pelatihanku pada tingkat keadaan ini, dan aku mulai
menggunakan sihir teleport kembali ke rumah.
Setelah teleportasi di dekat pintu
masuk rumah, Karen muncul dari ruang tamu.
“Apa yang terjadi? Bajumu penuh noda.”
“Yah, banyak hal terjadi...”
Aku mengalihkan pandangan ke pakaianku
dan menemukan pakaianku tertutup oleh pasir gurun dan basah karena badai gunung
salju. Aku yang merasa lelah, secara acak menghindari pertanyaan
Karen dan pergi untuk mandi.
ーーーーーーーーーーーーーーーー
Malam harinya aku sedang duduk di
ruang tamu menonton TV ketika tiba-tiba, berita aneh mulai disiarkan.
“Hari ini di India, jam 7 pagi,
seorang arkeolog, Aryaman Chander Nagar Tayal yang menghilang di gurun India
ditemukan di sebuah kota yang jauh.
Saat kami mewawancarainya, dia mengklaim bahwa seorang
bocah lelaki remaja yang telah membantunya.”
“Ara, berita aneh.”
“Ah ... ya, sangat aneh.”
Ketika aku berdiam diri tentang
berita hari ini, aku berjanji dengan diriku sendiri. Sementara ayo
kita berhenti terbang.
« Sebelumnya | List Chapter |
Selanjutnya »
Awowkwkwk
BalasHapus