Web Suka-Suka Translate Light Novel dan Web Novel

Jumat, 16 Agustus 2019

Her Royal Highness Seems to be Angry Volume 1 - Chapter 1 (Part III & IV) Bahasa Indonesia

Chapter 1 : An Unknown World (Part III & IV)


Kereta terus melaju di sepanjang jalanan beraspal. 

Tak lama kemudian mereka tiba di suatu tempat dengan bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Pintu masuk yang mengesankan, bangunan megah, dan taman yang indah. Tempat ini pasti Akademi Lucrezia.

(Pemborosan lagi... Yah, terserahlah, aku menyerah.)

Saat dia turun dari kereta di depan pintu masuk gedung paling depan, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak membuat pernyataan seperti itu pada dirinya sendiri.

"Kalau begitu… sekarang aku di akademi, tapi…"

Aula masuk Akademi Lucrezia dihiasi dengan lampu gantung yang tergantung di langit-langitnya yang tinggi, karpet yang menutupi lantai marmernya, dan beberapa bendera indah di dindingnya.

Berdiri tegak di aula masuk adalah Leticiel tanpa ekspresi menggumamkan sesuatu. Bagi yang lain, dia tampak seperti wanita dingin yang tidak bisa didekati, berdiri dengan tenang di sana, tetapi pada kenyataannya, dia benar-benar kebingungan.

Leticiel tidak memiliki ingatan sebagai Drossel. Dengan kata lain, ini adalah pertama kalinya dia datang ke akademi ini. Tidak ada cara baginya untuk tahu ke mana harus pergi untuk mengambil pelajaran.

(...? Mungkinkah orang-orang itu…?)

Melihat sekeliling dengan gelisah, dia menemukan sekelompok pria dewasa dengan pakaian yang berbeda dari siswa lainnya di sudut aula. Tidak dapat menahan rasa penasarannya, dia mulai mengamati kelompok itu. Dia kemudian memperhatikan bahwa, karena suatu alasan, setiap siswa menyambut kelompok itu ketika mereka lewat.

(Semua siswa di sini adalah anak seorang bangsawan. Bagi para siswa ini untuk menyambut mereka seperti itu, kemungkinan mereka semua adalah orang-orang yang memiliki posisi yang lebih tinggi di antara siswa lainnya.)

Leticiel berpikir mungkin saja mereka dapat memberitahunya dimana lokasi kelasnya, dan kemudian bergegas berlari menghampiri mereka.

“... Hm? Kau kan…"

"Selamat pagi. Aku hanya ingin bertanya, ke mana aku harus pergi sekarang?"

Leticiel berdiri di sebelah pria berotot berkulit coklat dengan rambut pirang pendek yang berdiri di tengah-tengah kelompok. Dia berbalik ke arahnya dan mengerutkan alisnya pada pertanyaannya.

"Hah? Kau kan berada di kelas Elementary 2? Pergi saja ke sana.”

“…”

Leticiel menatap kosong pria itu, setelah dia mendapatkan jawabannya.

Dia benar-benar ingin mengatakan, "Aku tanya padamu karena aku tidak tahu di mana ruang kelas itu berada," tetapi ia menahannya, mengetahui bahwa tidak mungkin mendapatkan jawaban dengan suasana seperti itu. Lalu, Leticiel berjalan menuju peta sekolah yang terpampang di dinding.

Tampaknya gedung sekolah ini memiliki tiga lantai, dan membentuk sebuah segi empat di sekitar halamannya. Melihat daftar nama ruang kelas yang tak diketahuinya, Leticiel mulai mencari dimana kelasnya. 

"…Hei, jangan bilang kau benar-benar tidak tahu di mana kelasmu sendiri. Bukankah itu hanya sebuah lelucon, kan?”

"Dan bagaimana jika aku bilang kalau aku benar-benar tidak tahu?"

“…”

Saat Leticiel tengah antusias mengamati peta akademi, kesabaran pria itu mulai menipis. Lalu dengan nada kesal, dia mengajukan pertanyaan pada Leticiel yang dijawab tanpa ragu. Semua orang tercengang mendengar jawaban Leticiel.

"... Adikmu ada di kelas yang sama, kan, bukankah kau bisa pergi bersamanya?"

"... Ya ampun, itu ide yang bagus sekali."

Mengabaikan mereka semua yang keheranan, Leticiel dengan santai bertepuk tangan setelah mendengar saran untuknya.

"…Ah! Kak Drossel!”

Seolah men, Christa dengan panik berlari ke Leticiel dari pintu depan. Karena kereta kuda Leticiel telah mendahuluinya sebelumnya, dia baru saja tiba setelah kakak perempuannya.

“Apa yang terjadi pada kereta kuda itu sebelumnya? Aku belum pernah melihat sesuatu bergerak secepat itu…"

“Kau tepat waktu, Christa. Untuk beberapa alasan, aku lupa jalan ke kelas. Bisakah kita pergi bersama?"

Setelah membungkuk sedikit ke arah pria yang memberinya saran, Leticiel dengan cepat berjalan menjauh dari kerumunan tanpa menunggu jawaban Christa.

Meskipun Christa dalam kebingungan setelah ucapannya dipotong, dia membungkuk pada pria itu dan mengejar sosok kakak perempuannya.

Setelah kehilangan kesempatan untuk menanyakan sesuatu pada saat kereta Leticia menyusulnya, Christa berjalan sedikit ke depan sembari sesekali melirik ke belakang. Yang dia lihat hanyalah Leticiel  bersikap seolah-olah tidak ada hal luar biasa yang baru saja terjadi.

Leticiel memutuskan untuk tidak membicarakan kejadian kereta kudanya pagi ini. Karena dia masih tidak memiliki pemahaman yang memumpuni tentang keadaan saat ini, dia tidak ini membuat kesalahan akibat kecerobohannya.

"…Um, ini kelas kita…"

Christa mengatakan itu sambil menatap Leticiel dengan tatapan terkejut dan bingung. Di hadapan keduanya adalah pintu dengan plat yang bertuliskan "Elementary 2."

Berdiri di depan kelas, mereka saling memandang dalam keheningan. Perasaan ini… mirip dengan yang aku rasakan saat bersama Ruvik di rumah.

“Uh, Drossel. Kenapa…?"

“Aku hanya tak ingat karena suatu alasan. Tolong jangan terlalu dipikirkan."

"B-Baiklah ...?"

Setelah mengatakan hal itu, Leticiel tanpa ragu-ragu membuka pintu.

Tatapan yang tak terhitung jumlahnya terfokus pada pintu terbuka. Namun, begitu mereka melihat sosok Leticiel, mereka semua langsung mengalihkan perhatiannya, digantikan oleh bisikan yang tak terhitung jumlahnya.

"Hei ... Ice Demon itu ada di kelas ini."

"Penampilan dan ekspresinya sedingin es... sangatlah tidak menyenangkan."

Beberapa siswa memalingkan muka, seolah-olah mereka tidak ingin menatap matanya. Beberapa memandangnya, seolah menghina dan meremehkannya dan juga ada beberapa orang meatap tajam padanya, seolah-olah dia adalah musuh bebuyutan keluarga mereka.

Leticiel acuh tak acuh memasuki ruang kelas di bawah semua reaksi tak menyenangkan itu. Untuk Leticiel saat ini, emosi yang disebut kesedihan telah sepenuhnya menghilang, dia hanya bisa menepisnya dengan renungan sederhana di sepanjang barisan meja, “Ya ampun, kenapa semua orang menatapku?”. Pikirnya saat dia melewatinya.

"Selamat pagi semuanya."

Tidak seperti Leticiel yang kebingungan apa yang harus dia lakukan setelah memasuki ruangan, Christa langsung menyapa teman-teman sekelasnya disertai senyuman yang indah.

Sekarang aku mulai memikirkannya, walaupun dia adalah adik perempuanku, kenapa Christa ada di kelas yang sama denganku? Apakah kami kembar? Atau kami dilahirkan di tahun yang sama? Yah, itu tidaklah masalah.

"…Hei, Drossel Noa Filiaregis."

Leticiel menatap kosong pada Christa dan mengalihkan parhatiannya pada suara yang tidak menyenangkan dari belakang adik perempuannya.

Sumber suara itu adalah seorang pemuda dengan rambut berwarna mint dan mata merah membara. Mata setajam silet yang dicampur dengan cemoohan itu memancarkan kesan dia orang yang keras kepala.

"Terima kasih atas kesopanaanmu."

Leticiel benar-benar berterima kasih pada pemuda itu karena memberitahukan nama lengkapnya. Akan tetapi, pemuda itu membuat wajah bodoh ketika dia mengucapkan terima kasih secara tiba-tiba.

"Y-Yang Mulia Rocheford ..."

Meskipun dia sedikit terkejut karena kemunculan pemuda itu yang tiba-tiba, Christa menyebut nama permuda itu.

Memiliki gelar 'Yang Mulia' pada namanya berarti orang kurang ajar ini adalah pangeran dari negara ini. Di dalam benaknya, Leticiel diam-diam mengubah julukan Rocheford dari 'orang yang menyebalkan' menjadi 'orang yang menyusahkan'.

Kemudian, dia mulai menyadari ada beberapa anak lelaki berdiri di belakang Rocheford. Karena mereka juga menatap tajam ke arah kami, kemungkinan besar mereka adalah pengikut pangeran.

Dengan kata lain, mereka harusnya memiliki status tinggi juga. Hanya akan ada masalah jika aku berurusan dengan mereka, jadi aku harus mencoba yang terbaik untuk tidak…

"…ei…! Hei…! Kau! Apa kau dengar?"

Karena suara berat Rocheford telah mengganggu pemikirannya, Leticiel sedikit menaikankan alisnya dan memandangnya.

"Maaf, aku tidak memperhatikannya."

"Apa…!? Kau, kau berani bersikap seperti itu di hadapanku, tunanganmu!”

Dalam benaknya, Leticiel merasa heran, Rocheford masih sangat marah walaupun dia telah meminta maaf yang benar. Namun, dari semua kata-katanya, ada satu yang lebih menarik perhatiannya daripada amarahnya. Tunangan. Dia benar-benar mengatakan itu.

"Yang Mulia, tolong tenanglah!"

“…Christa. Maaf, aku kehilangan ketenanganku. Tetapi ketika aku mendengar suaramu yang indah dan lembut, kemarahanku pun lenyap.”

"Ya ampun… Tolong jangan katakan hal seperti itu, Yang Mulia."

“Christa…”

Di depan mata Leticiel, Rocheford memandangi adik perempuannya dengan tatapan terpesona sementara pipi Christa memerah karena malu. Dia jelas menunjukkan permusuhan terhadap Drossel sembari melimpahkan kasih sayangnya pada Christa. Dan di atas semua itu, Christa tampaknya tidak mempermasalahkanya.

(Beraninya dia berselingkuh tepat di hadapan tunangannya. Apakah benar dia tunanganku saat ini..?)

Pasangan Leticiel sebelumnya adalah seorang pria baik yang hanya mencintainya. Tapi nampaknya dia tidak beruntung dengan keluarga dan pasangannya di kehidupannya saat ini.

(Yah, aku tidak peduli, jadi jangan terlibat.)

Meskipun dia sekarang masih berurusan dengan kenyataan kalau Rocheford dan Christa masih saling memandang satu sama lain, Leticiel mengabaikan mereka dan mencari kursi kosong, dan menemukan satu di baris paling belakang.

"Apakah kursi ini kosong?"

"Y-ya!"

Pertanyaan Leticiel membuat gadis berambut coklat yang duduk di sebelah kursi kosong melompat dan mengeluarkan suara melengking. Dia bertanya-tanya kenapa gadis itu sangat takut pada "Drossel", tetapi segera setelahnya ia kehilangan minatnya.

Leticiel kemudian duduk dan menghadap ke depan ruangan, tetapi untuk beberapa alasan Rocheford dan para pengikutnya menatap lurus ke arahnya.

Leticiel menjadi sangat bingung ketika dia melihat Rocheford dan Christa berada di dunia mereka sendiri, padahal sebelumnya dia sudah menunjukkan kesopanannya tapi sepertinya kelompok Rochford masih tidak puas karena suatu alasan.

Akan tetapi, tak lama kemudian, dia langsung kehilangan minat dan berpaling dari kelompok Rocheford.

* * *

Tak lama setelah bunyi bel berdering di seluruh akademi, seorang guru untuk jam pelajaran pertama memasuki kelas. Perutnya bergoyang ketika dia berjalan ke ruangan, guru setengah baya dengan kulit kepala yang bersinar berdiri di depan kelas.

"Kelas sejarah sekarang akan dimulai."

Sepertinya jam pertama adalah kelas Sejarah. Karena dia tidak tahu periode pastinya, Leticiel diam-diam membuka buku pelajarannya dan mulai membaca, mengabaikan pelajaran yang tengah berlangsung.

Gadis yang duduk di sebelahnya menatapnya dengan wajah yang meragukan karena ‘Drossel’ selama ini belum pernah membuka bukunya selama kelas sejarah. Tapi Leticiel yang asyik membolak balik halaman bukunya tidak memperhatikan hal itu.

"Kalau begitu, tolong buka halaman 6…"

Mengabaikan suara guru dan suara pena di sekitarnya, Leticiel benar-benar terpikat dengan buku pelajarannya.

Kerajaan Platina adalah negara paling kuat ketiga di benua Astraea. Diam-diam Leticia menghela nafas lega setelah mengetahui bahwa itu masihlah benua yang sama dengan yang ia tinggali sebelumnya.

Sejarah kerajaan sudah berjalan lebih dari seribu tahun, dan saat ini mereka bersekutu dengan negara tetangganya, Kekaisaran Iris. Kembali di masa Leticiel, kehidupan rata-rata suatu negara adalah sekitar 60 hingga 70 tahun, hanya negara-negara kuat yang dapat bertahan lebih dari 100 tahun. Ini berarti dunia ini dalam periode perdamaian.

Sebelum berdirinya Kerajaan Platina, banyak negara terus menggobarkan peperangan berdarah untuk menyatukan benua Astraea. Mungkin itu adalah masa di mana Leticiel hidup.

Periode perang yang panjang ini dikenal dengan Perang Astraea. Dan, sebagai referensi kapan itu terjadi dan berapa lama peperangan itu berlangsung, periode itu juga dikenal dengan Perang Seribu Tahun…

Leticiel tiba-tiba merasakan sesuatu di bahunya. Ketika dia mendongak dari buku pelajaran dan ke sisinya, dia melihat gadis yang duduk di sebelahnya menepuk bahunya.

"Miss Drossel, apakah kau mendengar apa yang saya jelaskan?"

Menanggapi suara itu, Leticiel melihat ke depan untuk menemukan guru yang memegang buku pelajaran dengan satu tangan menatapnya. Dari sudutnya, kepalanya bersinar berkilauan karena paparan cahaya penerangan di kelas… tidak, lebih baik untuk tidak melanjutkan lagi.

“…Maafkan saya. Bisakah sensei mengulangi pertanyaannya lagi?”

"Baiklah. Bisakah kau menyebutkan kekuatan utama selama Peperangan Benua Astraea?"

"Hmm ... Jika kita berbicara tentang kekuatan besar, maka negara pertama yang muncul adalah Kekaisaran Dransall, itu adalah negara yang paling kuat. Tapi kita juga tidak bisa melupakan tetangganya yang mampu menyamai kekuatannya, Kerajaan Sephiroth. Dan juga sebuah negara yang harus diwaspadai oleh semua tetangganya, ada Kekaisaran Suci Walpurgis. Negara itu adalah satu-satunya negara tanpa pasukannya sendiri karena semua warganya sangatlah kejam. Di sisi lain, jika kita berbicara tentang negara-negara yang berspesialisasi dalam militernya, ada Republik Heltcutale dan Kerajaan Fornande. Khususnya, yang terakhir ada sebuah negara yang dikenal sebagai Kerajaan Overnight, karena didirikan dengan membangun sebuah kastil dalam satu malam.”

"Hah…? W-wow… aneh sekali, kau bahkan mendaftarkan negara-negara yang tidak ada dalam buku pelajaran... "

Guru itu menggumamkan sesuatu di bawah nafasnya yang tidak mencapai telinga siswa.

Di sisi lain, Leticiel hanya menguraikan informasi yang dia lihat dan dengar di kehidupan sebelumnya. Bagaimanapun juga, dia telah hidup selama Perang Astraea. Tidak ada di kelas ini yang lebih berpengetahuan tentang periode itu selain dirinya.

Semua negara yang telah dia daftarkan adalah negara-negara yang memiliki kekuatan nyata di wilayah tengah; dia belum memasukkan negara dari wilayah terpencil. Sementara sebagian besar negara yang terdaftar berdiri dalam waktu yang lama, ada juga kasus seperti Kerajaan Fornande, yang dihancurkan oleh aliansi kekuatan besar dalam kurun waktu sepuluh tahun sejak didirikannya. Wajar saja jika negara-negara seperti ini tidak tercatat dalam sejarah.

Sebenarnya, Kerajaan Rizenrose tempat tinggal Leticiel juga merupakan kerajaan yang cukup kuat di daerah terpencil, atau setidaknya sebanding dengan Kerajaan Gelrald yang berdekatan dengan kerajaannya.

"…Ah, um, kupikir penjelasanmu agak terlalu terperinci, tapi sepertinya kau sudah siap untuk mengikuti pelajarannya. Kalau begitu, silakan buka halaman selanjutnya.”

Sang guru memulai kembali pelajaran sembari bertingkah aneh dengan menggaruk tengkuk lehernya. Leticiel sekali lagi menurunkan pandangannya kembali ke buku pelajarannya. Ada terlalu banyak sejarah dan informasi yang tidak dia ketahui di zaman ini.

Sepertinya masih ada banyak hal yang perlu diselidikinya.

* * *

2 komentar: